Berita Wisata

Jejak keindahan Kali Besar yang membelah kota kembar Batavia

Kali Besar © Shutterstock/CAHYADI SUGI

Namanya Kali Krukut, karena dia salah satunya. Namun setelah Simon Stevius mendesain kota kembar Batavia seluas 105 hektar, pada tahun 1650 bagian sungai Krukut diberi nama Sungai Groot atau Waktu Hebat.

Kali Besar memisahkan Batavia Timur dan Batavia Barat. Batavia Timur – sekarang Jalan Kali Besar Timur dibangun sebagai kawasan pemukiman, perkantoran dan gudang rempah-rempah milik orang Eropa, khususnya anggota VOC Belanda.

Selama ini Batavia Barat menjadi koloni, kantor, dan gudang bagi orang Eropa, khususnya Inggris, yang tergabung dalam British Trading Partnership (Perusahaan India Timur/EIC), serta pedagang Cina, kapten dan mayor.

Sejarawan Jakarta Candrian Attahiyat menjelaskan desain saluran air di Oud Batavia (Kota Tua Batavia) hanya mengandalkan tiga jalur utama, yaitu Kali Besar, Kali Semut, Kali Ji La Keng atau Kali Perniagaan.

“Aliran sungai dan saluran penghubung diarahkan ke tiga saluran ini,” katanya. Kompas.

Kenangan Masjid Islamic Center Jakarta dari Puing-puing Terbesar Ditemukan di Asia Tenggara

ratu timur

Candrian mengatakan Jan Pieterszoon Coen, Gubernur Jenderal VOC yang membangun Twin Cities berdasarkan rancangan Simon Stevius, sangat ketat dan teliti dalam mengawasi pembangunannya. Oud Batavia.

“Transportasi, taman kota, saluran air, jalur pejalan kaki, dia terlibat dalam pembangunannya,” katanya.

Tak heran, jelasnya, kawasan indah ini kemudian populer disebut Queen of the East atau Permata Asia. Demi menjaga kebersihan sungai, JP Coen melarang masyarakat membuang sampah dan sampah ke sungai.

“Yang melanggar dikenakan denda 6” rijksdaaldercukup uang untuk saat ini,” katanya.

Pada tahun 1661, arsitek air Phoa Beng Ham membangun kanal baru yang menghubungkan Sungai Ciliwung dengan Sungai Besar. Sungai yang diapit oleh Jalan Gajah Mada (sebelumnya Molenvliet Oost) dan Jalan Hayam Wuruk (Molenvliet Barat) itu disebut Molenvliet.

Pada tahun 1810, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels memindahkan pusat pemerintahan ke daerah Weltevreden (Benteng Lapangan). Namun, Oud Batavia tidak diabaikan.

“Sungai besar sedang diluruskan dan dibangun kembali agar kapal berukuran sedang bisa kembali lebih dekat ke tepi Kali Besar,” kata Candrian.

Perkembangan wilayah Menteng pada abad ke-20: Gaya Eropa untuk Orang Kaya

Kecantikan setelah revitalisasi

Setelah proyek revitalisasi Kali Besar, kini juga ramai dikunjungi wisatawan yang lelah berkeliling kota tua. Lokasinya yang tidak jauh dari stasiun Jakarta Kota dan halte Transjakarta Kota memudahkan masyarakat untuk berkunjung.

Kali ini dirancang dengan inspirasi dari Sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan, dan kemudian dibuka oleh mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pada tahun 2018.

Beberapa tempat menarik di Kali Besar adalah taman terapung, jembatan, patung-patung unik dan beberapa bangku di tepi sungai. Taman terapung ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Kali Besar.

Di bawahnya, sungai yang dulunya mengalir dan dipenuhi sampah berubah menjadi tempat yang menarik sebagai latar untuk berfoto. Sedangkan jembatan yang menghubungkan jalan antara Kali Besar Barat dan Kali Besar Timur menjadi tujuan para wisatawan untuk berfoto.

Andi, warga Bekasi, Jawa Barat, mengaku sengaja datang ke lokasi dan merencanakan foto konsep prewedding bersama pasangannya. Mereka terlihat antusias berpose meski di bawah terik matahari.

“Ya (foto prewedding), awalnya direncanakan di depan museum Fatahillah, tapi rame, sepi dan santai di sini,” ujarnya. Jawa Pos.

Geliat Taman Ismail Marzuki kembali heboh di tengah masalah pemasaran

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button