Berita Wisata

Kabut Pantai Matano, Syukri Mattorang: Pagar saja tanahnya, kalau tidak mau terima pembayaran

.𝗖𝗒𝗠– Kontroversi penyelesaian lahan bagi warga Desa Matano, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah yang masuk dalam kawasan pengembangan objek wisata Pantai Matano, belum terungkap.

Kepala Dinas Perumahan Pemkab Morowali, Syukri Matorang, saat dikonfirmasi menjelaskan, pihaknya akan tetap mengikuti kebijakan yang ada pada 2017 lalu, yakni melalui dinas perumahan, penilaian aset atau jasa penilaian yang menentukan harga tanah masyarakat. dan nilai yang dikandungnya.

β€œMakanya di Dinas Perumahan kita selalu berpegang pada prinsip-prinsip kebijakan penetapan harga yang ditentukan oleh penilaian,” kata Syukri Mattorang, ditemui di ruangannya, Senin (26/9/22).

Penetapan harga pengadaan tanah masyarakat tidak ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten Morowali, tetapi, kata Syukri, ditentukan oleh lembaga penilai aset, yakni Penilai.

β€œDan tidak berdasarkan NJOP,” katanya.

Ditambahkan oleh Kepala Seksi Perumahan Pakruh yang membantu memberikan penjelasan teknis, ia mengatakan penilaian aset oleh NJOP dengan jasa lembaga penilai aset, yaitu penilaiannya berbeda, jika NJOP hanya menghitung tanah dan bangunan, tetapi penilaiannya menghitung semua nilai yang terkandung dalam tanah masyarakat.

“Seperti Pak Umar kalau tanahnya dihitung menurut NJOP, bahkan NJOP saat ini hanya 200.000 per meter, sedangkan melalui penilaian aset Lembaga Penilai pada 2017 mencapai 325.000 per meter,” jelasnya.

Usai penjelasan teknis dari Kabag, Syukri langsung menandaskan bahwa pembebasan lahan untuk masyarakat Pantai Matano tidak dibayar, melainkan menguntungkan.

Menyinggung kenaikan harga yang diminta masyarakat, dia mengatakan tidak akan ada lagi harga tetap atau pembayaran tambahan.

β€œJadi 16 orang yang menerima manfaat pembayaran, tidak ada perbaikan harga lebih lanjut, tidak ada revisi lebih lanjut, sedangkan 6 orang yang belum dibayar jika ingin diselesaikan, datang ke sini dan selesaikan, tetapi jika kita menuntut perbaikan “TIDAK”, kami akan menutupnya tinggi jika kami tidak ingin menyelesaikannya, “kata petugas perumahan.

Terkait proyek pengembangan objek wisata pantai Matano, di mana segmen D (pembangunan ICON pantai Matano) yang berada di lahan masyarakat yang belum sepenuhnya dibebaskan, Syukri memilih untuk menyerah dan meminta untuk dibebaskan. dilengkapi dengan pagar pembatas.

“Apa boleh buat, kalau mereka tidak mau menerima harga yang jelas ini, maka pagar akan menutup akses mereka,” kata Syukri. **

Source: www.posoline.com

Related Articles

Back to top button