Tempat Wisata

Kali Code, tempat terbaik bagi pecinta fotografi di Jogja

Kali Code, tempat terbaik bagi pecinta fotografi di Jogja yang menawarkan arsitektur unik yang memukau.

Harga tiket: Bebas, Jam beroperasi: 16.00-03.00 WIB, Alamat: Puton, Kecamatan Trimulyo. Jetis, Kab.Bantul, DI Yogyakarta; Map: Periksa lokasinya

Jogja merupakan daerah yang selalu menarik untuk dikunjungi karena banyaknya destinasi wisata yang dimilikinya. Bukan sekedar alam, sejarah atau wahana, tapi masih banyak lagi yang lainnya. Kali Code Jogja merupakan salah satu destinasi wisata di Bantul yang patut dipertanyakan. Desa di tepian sungai ini menyimpan banyak hal menarik yang membuat penasaran.

Termasuk desa-desa padat penduduk, dulunya hanya menjadi tempat pembuangan sampah warga sekitar. Kondisi kumuh dan kotor menjadi pemandangan sehari-hari dan baunya tidak sedap. Setiap orang yang melihatnya dan lewat pun tidak meliriknya apalagi berniat mengunjunginya.

Namun kali ini benar-benar berbeda, keindahan dan keunikannya bisa dilihat siapa saja dari kejauhan. Bantaran sungai yang panjangnya sekitar 42 kilometer ini memisahkan batas wilayah Yogyakarta yakni bagian barat dan timur. Oleh karena itu juga menjadi salah satu landmark kota Jogja.

Daya tarik Kali Code Jogja

Shutterstock Daya tarik Times CodeFoto oleh Andie Nurhadiyanto di Shutterstock

Hingga saat ini, belum ada objek wisata di Kali Code yang menarik wisatawan. Yang ada hanya sampah rumah tangga berserakan sehingga menghambat aliran air. Kesan jorok dan jorok sangat jelas terlihat, termasuk bau sampah yang menyengat. Dulunya berbeda, sekarang berbeda karena saat ini banyak sekali tempat wisata yang perlu anda ketahui.

1. Sejarah panjang kode Kali

Perubahan sungai yang tadinya kotor menjadi sungai yang indah dan sejuk saat ini dimulai pada tahun 1980. Inspirasi utamanya adalah tokoh budayawan YB Mangunwijaya atau Romo Mangun. Ia memang bukan salah satu warga asli Desa Kali Code, namun kepeduliannya yang mendalam membuat ia ingin mengubahnya.

Periklanan. Gulir untuk melanjutkan membaca.

Karena ingin membuat sungai lebih bersih dan nyaman, ia rela pindah dari tempat nyamannya dan menetap di tepi sungai. Perjuangan ini patut mendapat pengakuan, tentu saja, karena tidak semua orang bersedia melakukan hal yang sama. Jangan memerintahkan warga untuk membuang sampah pada tempatnya, dan juga tidak melarang warga membuang sampah ke sungai.

Sehari-harinya Romo Mangun mencontohkan membuang sampah pada tempatnya yang menjadi pertanda kebersihan Sungai Jogja Code saat ini. Perlahan, warga sekitar meniru perbuatan terpujinya yang kini menjadi kebiasaan. Setelah berhasil mengubah kebiasaan buruk menjadi lebih baik, Romo Mangun membangun berbagai fasilitas umum seperti toilet, ruang pertemuan, dan fasilitas belajar mengajar.

2. Keunikan arsitektur

Daya tarik selanjutnya adalah seni arsitekturnya yang unik dan ramai dicari. Atap setiap rumah dicat dengan warna yang tidak beraturan sehingga menciptakan gradasi warna yang unik jika dilihat dari kejauhan. Pada bagian samping rumah terdapat tirai anyaman bambu yang juga dicat dengan warna berbeda-beda tergantung pemilik rumah.

3. Telah mendapat penghargaan internasional

Hampir setiap bangunan rumah mempunyai huruf A sebagai tiang penyangganya sehingga membuatnya semakin unik. Untuk itu Kali Code mendapat penghargaan internasional pada kategori arsitektur, Aga Khan Award. Di mata dunia, keberadaan desa ini diakui dan dianggap unik.

4. Terletak di kaki Gunung Semeru

Suasana asri dan cuaca dingin tak lepas dari lokasinya yang berada di kaki Gunung Merapi. Kalaupun gunung tersebut mengeluarkan lahar panas, sungai atau kali inilah yang menjadi jalur utama keluarnya lahar tersebut. Pepohonan rindang yang banyak tumbuh di beberapa tempat di sepanjang bantaran sungai memberikan suasana sejuk.

5. Keindahannya di malam hari

Pada siang hari atau saat matahari masih bersinar, kurang enak melihat Kali Code. Hanya desain bangunannya yang unik dan desanya yang penuh warna menjadi daya tarik tersendiri. Namun pada malam hari desa-desa di tepian sungai ini memperlihatkan keindahannya.

Deretan lampu gantung atau lampion menghiasi setiap jalan masuk utama. Memang tidak terlalu luas, namun memberikan kesan damai dan asri bagi setiap orang yang melihatnya. Keindahan itu tidak hanya terlihat saat memasuki desa, namun juga dari kejauhan, apalagi saat berada di Jembatan Gondolayu.

Alamat dan rute menuju lokasi

Kode kali alamat shutterstockFoto oleh Husni di Shutterstock

Kali Code terletak di Desa Kota Baru, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta. Tentunya dengan panjang sungai sepanjang 42 kilometer, tidak sulit menemukan lokasi utama destinasi wisata ini. Apalagi jalur ini melewati seluruh jembatan yang ada di Jogja mulai dari Jembatan Tungkak, Jembatan Sayidan, Jembatan Dayu hingga Jembatan Plumbon.

Namun jika ingin berkunjung ke Desa Kali Code, gunakanlah Jembatan Gondolayu sebagai daya tarik utamanya. Begitu sampai di jembatan, teruslah mencari gang sempit sebagai pintu masuk utama. Gang yang dimaksud cukup sempit dan tidak mampu menampung dua sepeda motor yang melintas secara bersamaan. Untuk lebih meyakinkan, tanyakan kepada warga sekitar karena belum ada tanda-tandanya.

Biaya masuk dan jam buka

Fungsi utama kampung di tepian Sungai Jogja Code ini bukan sebagai tujuan wisata. Anda bebas untuk datang dan melihatnya kapan saja. Artinya, tidak ada tiket masuk yang berlaku saat memasuki lokasi desa. Hanya saja pada musim hujan jalannya cukup sempit dan terkadang licin, jadi harap selalu berhati-hati.

Belum ada biaya parkir resmi, Anda bisa memarkir kendaraan di balai pertemuan yang ada di desa. Mereka yang datang dengan mobil terpaksa parkir di luar desa karena tidak ada akses jalan untuk kendaraan bermotor. Secara keseluruhan, biayanya hampir tidak ada.

Kegiatan yang menarik

Kode Waktu Shutterstock untuk aktivitas menarikFoto oleh Tustel di Shutterstock

Mengunjungi Kali Code memang gratis dan tidak dipungut biaya, namun bukan berarti Anda tidak bisa melakukan aktivitas apa pun. Selain tempat wisata yang disebutkan, aktivitas berikut juga menjadi salah satu alasan wisatawan berkunjung!

Nikmati arsitektur bangunan yang unik

Rata-rata pengunjung yang datang ingin melihat keunikan arsitektur bangunan yang ada di desa tersebut. Warna-warni yang indah dengan desain yang khas menjadi daya tarik dan layak untuk dinikmati. Meski bukan pemandangan alami, namun tetap meninggalkan kesan mendalam. Apalagi mengingat Jogja dulunya hanyalah sebuah kawasan kumuh.

Selain itu, pesan-pesan anti-mainstream juga terpampang di beberapa dinding lembaga publik. Entah siapa yang melakukannya dan apa tujuannya, namun sepertinya pesan tersebut ditujukan kepada pihak berwajib. Misalnya, salah satu dinding bertuliskan: “Negeri ini hebat, jadikanlah hijau dan damai, dan milik rakyat, bukan milik penguasa.”

Kunjungi perpustakaan umum

Kali Code Jogja memiliki perpustakaan umum di tengah desa, tidak jauh dari balai pertemuan masyarakat. Tidak terlalu banyak namun koleksi bukunya cukup untuk menambah pengetahuan Anda. Ada juga komik dan majalah lama yang bisa dijadikan sebagai bahan nostalgia.

Pengunjung mempunyai akses masuk gratis ke perpustakaan tanpa dipungut biaya. Sayangnya buku yang disediakan tidak bisa dipinjam dan dibawa pulang. Hanya dapat dibaca di situs. Selain itu, tampaknya tidak banyak orang yang mengunjungi perpustakaan karena sebagian besar bukunya berdebu. Tidak ada salahnya sesekali menjadi pengunjung perpustakaan.

Ngobrol dengan penduduk setempat

Kebaikan masyarakat Jogja, termasuk yang tinggal di Kali Code, sudah tidak perlu diragukan lagi. Tak sedikit pengunjung yang disambut hangat dengan kata “hati-hati” atau sekadar senyuman tipis di wajahnya. Keramahan ini sayang untuk dilewatkan, silakan manfaatkan sebaik-baiknya untuk ngobrol bersama mereka.

Selain bercanda, penting juga untuk menanyakan asal usul atau sejarah bekas kampung kumuh ini. Siapa sebenarnya Romo Mangun dan apa saja kesehariannya sepertinya menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan. Anda juga bisa bertanya siapa saja yang terlibat dalam perubahan besar ini dan siapa penerus serta penanggung jawabnya.

Wisata kuliner enak di Kali Code

Pada malam hari, hampir setiap titik di Kali Code banyak dipenuhi penjual angkringan. Beragam menu tersedia terutama nasi kucing khas Jogja. Wisata kuliner tentunya menjadi kegiatan lokal yang menarik. Tentu saja hanya pada malam hari, karena pada siang hari penjualnya hanya sedikit, bahkan kadang tidak ada sama sekali.

Fasilitas yang tersedia di kawasan wisata

Pengaturan Kode Kali ShutterstockFoto oleh Hariyanto Surbakti di Shutterstock

Bukan merupakan destinasi wisata resmi yang dikelola pemerintah, dan warga sekitar juga tidak memanfaatkannya sebagai objek wisata. Desa ini hanyalah desa biasa sehingga hampir tidak ada fasilitas yang memadai. Namun, Anda tetap bisa menggunakan toilet umum setempat.

Bagi yang ingin menyelenggarakan ibadah, tersedia pula musala yang bisa digunakan. Fasilitas lainnya meliputi beberapa kios di siang hari. Di malam hari tidak sulit menemukan istal yang sesuai. Silakan gunakan ruang kosong di kota untuk parkir jika perlu, karena saat ini tidak ada tempat parkir resmi.

Demikianlah sejarah, keunikan dan daya tarik Kali Code Jogja. Jika anda tertarik untuk berkunjung, kami sarankan untuk berkunjung pada malam hari karena suasananya lebih menyenangkan dan asri dengan lampion-lampion yang bertebaran di sepanjang jalan utama. Selain itu, di malam hari banyak terdapat penjual makanan bagi mereka yang ingin berwisata kuliner sambil berlibur.

Source: www.itrip.id

Related Articles

Back to top button