Berita Wisata

Kapal Penjaga Pantai China Berpatroli di Ladang Gas Indonesia — BeritaBenar

Kapal utama Penjaga Pantai China sedang berpatroli di perairan sekitar Kepulauan Natuna di Laut China Selatan di perairan Indonesia ketika Jakarta menyetujui rencana untuk mengembangkan ladang gas di daerah tersebut, menurut data pelacakan kapal.

CCG 5901, kapal penjaga pantai milik China terbesar di dunia, telah berada di wilayah tersebut sejak 30 Desember 2022, data menunjukkan. lalu lintas laut.

Awal pekan ini, pemerintah Indonesia menyetujui rencana pengembangan blok tuna tahap pertama yang terletak di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia atau yang disebut China sebagai “sembilan garis putus-putus” yang diklaim Beijing atas Laut China Selatan. . . .

Bulan lalu, Vietnam dan Indonesia menyelesaikan pembicaraan tentang batas-batas ZEE mereka, sebuah langkah yang kemungkinan akan membuat marah China mengingat mereka mengklaim berada di wilayah ‘sembilan garis putus-putus’. .

Kapal penjaga pantai China berpatroli di daerah itu untuk mendukung “klaim konyol Beijing di Laut China Selatan”, kata Satya Pratama, mantan pejabat Badan Keamanan Laut (Bakamla) Indonesia.

Namun kehadiran CCG 5901, yang dijuluki “monster” karena ukuran dan tonasenya, merupakan penanda meningkatnya klaim klaim China.

Langkah kaki CCG 5901 China, kapal penjaga pantai terbesar di dunia, 29 Desember 2022 - 4 Januari 2023. [MarineTraffic]
Langkah kaki CCG 5901 China, kapal penjaga pantai terbesar di dunia, 29 Desember 2022 – 4 Januari 2023. [MarineTraffic]

Investasi satu miliar dolar

Sementara itu, Kelompok Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menyetujui rencana pengembangan lapangan minyak dan gas lepas pantai – dikenal dengan Blok Tuna – di perairan Natuna dengan perkiraan nilai investasi sebesar $3,07 miliar atau sekitar ekuivalen Rp47 0,7 triliun.

Juru bicara SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan blok tuna yang terletak di Laut China Selatan antara Indonesia dan Vietnam itu diperkirakan akan mencapai puncak produksi sebesar 115 juta standar kaki kubik per hari pada 2027.

“Sementara itu, kami akan ekspor ke Vietnam yang dimulai pada 2026 atau 2027. Target penerimaan ekspor kami US$1,24 miliar,” kata Kemal. Berita Sejati.

Menurut Kemal, pihak asing yang terlibat dalam pengembangan lapangan gas ini hanya Harbour Energy dari Inggris. “Mereka adalah operatornya.”

Kemal menambahkan, kegiatan eksplorasi di blok Tuna sudah berlangsung lama, yakni selama 10 tahun.

“Kami juga mengebor beberapa sumur,” katanya.

Kemal mengatakan belum ada protes dari China terhadap proyek di Laut China Selatan itu.

“Sejauh ini belum ada protes dari China,” kata Kemal.

Pada akhir 2021, anggota DPR Muhammad Farhan mengatakan China telah meminta Indonesia menghentikan pengeboran minyak dan gas di Blok Tuna.

Keberatan China disampaikan dalam bentuk pernyataan diplomatik yang dikirimkan dua kali sekitar Agustus dan September 2021, kata Farhan saat itu.

Indonesia tidak mengatakan sebagai negara yang bersengketa di Laut China Selatan, tetapi memiliki klaim hak maritim yang bersinggungan dengan China di perairan dekat Kepulauan Natuna yang merupakan bagian dari provinsi kepulauan Riau.

Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan selain manfaat ekonomi, pengembangan proyek tersebut akan menggarisbawahi hak maritim Indonesia.

“Akan ada aktivitas di kawasan perbatasan yang merupakan salah satu titik panas geopolitik dunia,” kata Dwi dalam keterangannya.

“Angkatan Laut Indonesia juga akan dilibatkan dalam pengamanan proyek hulu migas sehingga secara ekonomi dan politik menjadi penegasan kedaulatan Indonesia,” ujarnya.

kapal “monster”.

Pada tahun 2016, pengadilan PBB membatalkan klaim ‘sembilan garis putus-putus’ China, tetapi Beijing telah menolak putusan tersebut dan bersikeras memiliki yurisdiksi atas semua wilayah di dalam garis China.

Indonesia, Vietnam, dan Malaysia menuduh China mengganggu kegiatan eksplorasi minyak dan gas menyusul seringnya masuknya kapal penjaga pantai dan milisi maritim China, yang menyebabkan bentrokan dan insiden.

Pada tahun 2021, kapal survei dan penjaga pantai China telah mondar-mandir selama hampir sebulan di kawasan Natuna Utara.

Sejak perkembangan terakhir, “kehadiran kapal penjaga pantai China di sini akan sama frekuensinya, atau bahkan bertambah,” kata Satya Pratama.

CCG 5901 yang merupakan kapal berbobot 12.000 ton berangkat dari Pelabuhan Sanya di Pulau Hainan, China pada 16 Desember dan tiba di ZEE Indonesia pada 30 Desember setelah muncul di Vanguard Bank, yang merupakan kawasan sensitif antara Vietnam dan China di China Selatan. Laut. .

Kapal Penjaga Pantai, dipersenjatai dengan senapan mesin berat, juga memiliki helikopter dan hanggar yang cukup besar untuk menampung pesawat yang lebih besar.

CCG 5901 China berukuran dua kali kapal penjelajah peluru kendali kelas Ticonderoga dan juga lebih besar dari kapal perusak peluru kendali kelas Arleigh Burke, keduanya milik Angkatan Laut Amerika Serikat.

Pizaro Gozali Idrus di Jakarta berkontribusi pada laporan ini.

RFA adalah layanan media afiliasi dari Berita Sejati.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button