Berita Wisata

Kemenparekraf siap kirim barang wisata kelas dunia ke Jawa Tengah

Rabu, 2 November 2022 – 20:40 WIB

Perjalanan VIVA – Mengunjungi tempat wisata bukan hanya sekedar menikmati akhir pekan, liburan dan keindahan alam. Namun ada faktor lain yang menyertainya, yakni rasa aman dan nyaman bagi wisatawan, serta pengelola saat berada di lokasi wisata.

Dengan begitu, kekayaan budaya, alam dan nilai sejarah yang terus terjaga dapat menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan untuk generasi yang akan datang. Sebagai stimulasi dan dukungan langsung kepada Pengelola Desa Wisata (DeWi), Universitas Indonesia dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, memberikan pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan Bantuan Hidup Dasar (BHD) kepada pengelola wisata di Dieng Kulon, Sembungan, Lerep dan Kandri dari 26-28 Oktober 2022. Yuk, scroll ke bawah untuk info selengkapnya.

Kegiatan yang merupakan bagian dari program Kedaireka Matching-Fund Universitas Indonesia-Kemenparekraf RI ini bertujuan untuk mewujudkan desa wisata Kelas Dunia (World Class DeWi) melalui penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Lingkungan) dan Mitigasi Bencana.

Program yang diusung Prof. Dr. Fatma Lestari, M.Si., PhD ini sejalan dengan pemulihan penurunan kunjungan wisman akibat pandemi COVID-19 melalui penerapan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan (CHSE). Sementara itu, Indonesia merupakan wilayah yang rawan bencana dan pelaksanaan mitigasi bencana menjadi penting.

Koordinator Bidang Verifikasi, Pembekalan dan Donasi Program Dana Pendamping Kedaireka UI-Kemenparekraf, Ir Rossi Yuliani, merasa dari empat desa wisata yang dikunjungi, mereka sudah siap dan antusias untuk mengimplementasikan hasil dari program ini, antara lain pertolongan pertama, aspek BHD, dan CHSE yang telah disampaikan. Salah satu desa yaitu Sembungan menjadi khawatir spesifik karena menimbulkan risiko kesehatan bagi pekerja di unit pemrosesan plastik-ke-pabble.

“Dari penyiapan P3K, Dieng Kulon memiliki kebutuhan peralatan khusus (mengingat objek wisatanya spesifik terhadap paparan CO2 dan H2S) yang membutuhkan alat bantu pernapasan, tabung oksigen, fasilitas komunikasi dan penyelamatan vertikal – yang dapat dimasuki untuk pihak terkait” kata Ir Rossi Yuliani dalam keterangannya, Rabu, 2 November 2022.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button