Berita Wisata

Kementerian Perindustrian daftar produk kopi dalam negeri

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dihimbau mampu mencatat peta produk kopi nasional secara akurat dari hulu hingga hilir. Sebagai surga kopi, Indonesia memiliki kekhasan tersendiri. Setiap daerah memiliki jenis kopinya masing-masing. Dan yang belum terdata dengan baik adalah luasan petani kopi dan lahan pribadi. Hal ini penting untuk mengetahui kesejahteraan petani kopi nasional.

Hal itu diungkapkan anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris saat rapat Komisi VII DPR RI dengan direksi PT. Santos Jaya Abadi selaku Petani Kopi Kapal Api, Senin (17/10/2022), di Sidoarjo, Jawa Timur. “Seperti yang kita ketahui bersama, jika kita mempelajari sejarah, mengapa VOC datang ke Indonesia, itu untuk mencari candu dan kopi. Artinya, Indonesia memiliki potensi kopi yang besar.

Anggota DPRD Sulsel II itu, melanjutkan, potensi kopi lokal yang besar membuat Kementerian Perindustrian memberikan perhatian serius, terutama pada data. Harus ada data lengkap tentang produksi rakyat dan produksi perkebunan swasta yang menanam kopi. Besarnya produksi per bulan dikaitkan dengan kebutuhan industri seperti Kapal Api. Di sinilah kesejahteraan petani kopi juga dibahas.

Menurut Andi, kopi yang dihasilkan petani dibeli oleh tengkulak dengan harga murah. Kopi populer tidak terserap dengan baik oleh pasar dan tidak terlindungi. Terakhir, ada kekhawatiran petani tidak mau lagi menanam kopi, karena tidak membawa kesejahteraan. Jika begini kondisi sosial petani kopi, Indonesia berisiko kehilangan kopi spesialnya yang terkenal di dunia. Belum lagi ada kopi impor yang menekan harga pasar kopi dalam negeri.

“Tugas Kemenperin sangat penting, terutama menjaga produk pangan lokal atau makanan dan minuman yang berasal dari Indonesia. Produk asli Indonesia di sebelah kanan tidak sulit. Sekarang Kapal Api mengimpor 40% kopi instan dari Brazil. sebagai penyedap rasa atau karena ingin mendapatkan harga yang murah,” kata Andi.

Menanggapi hal tersebut, Robin Setyono, CEO PT Kapal Api Global, induk perusahaan PT Santos Jaya Abadi menjelaskan, impor kopi instan dilakukan karena sesuai selera, tidak bisa diganti di mesin. pengering (pengering) kopi instan yang dimiliki oleh PT Santos Jaya Abadi sendiri. Kopi instan dari Brazil menggunakan bahan baku conilon yang hanya dimiliki negara ini. Saat ini PT Santos Jaya Abadi sebenarnya memiliki dua pengering mengkhususkan diri dalam produksi kopi instan sejak 2011.

“Ke depan kami ingin menambah lini produksi ketiga dan keempat. Harapan kami ke depan adalah menjadi produsen kopi instan terbesar di Indonesia. Bahkan sudah menjadi industri yang bisa menghasilkan. sebuah proses yang tidak mudah, sehingga membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk regulasi yang mendukung arah tersebut,” kata Robin.

Seperti industri krim, lanjutnya, yang sangat bergantung pada krim Korea. Sejak tahun 2005, Kapal Api telah mendirikan pabrik krim untuk menggantikan ketergantungan impor dari Korea. dimulai dari pengering yang pertama dengan kapasitas dua ton per jam. Lanjut pengering detik dengan kapasitas 3,7 ton per jam dan banyak lagi pengering ketiga dengan kapasitas enam ton per jam.

“Tahun depan rencananya akan ditambah pengering keempat dengan kapasitas enam ton per jam. Dengan pengembangan yang dilakukan oleh kelompok kami, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan kami, tetapi juga untuk ekspor yang tentunya dapat mendatangkan devisa ke dalam negeri,” tutup Robin.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button