Berita Wisata

Kondisi Cuaca Buruk Liburan Nataru, Asita: Tidak Ada Pembatalan Perjalanan Dilaporkan

TEMPO.CO, Jakarta – Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) belum menerima laporan adanya pembatalan perjalanan wisata karena kondisi cuaca ekstrim saat liburan Natal dan Tahun Baru atau Nataru. “Belum ada laporan (pembatalan),” kata Wakil Presiden Asita Budijanto Ardiansjah melalui sambungan telepon, Rabu malam, 28 Desember 2022.

Menurut Budijanto, perjalanan wisata akhir tahun biasanya sudah dipesan jauh-jauh hari. “Jadi kita belum dengar masif laporan pembatalan. Saya kira di lapangan mungkin ada satu atau dua. Tapi tidak terlalu terpengaruh ya,” ujarnya.

Baca: Kisah Turis Tertahan 7 Hari di Karimunjawa Akibat Cuaca Buruk

Asita juga mengimbau wisatawan yang akan berwisata di akhir tahun agar mencermati informasi dari BMKG atau pemangku kepentingan lainnya. Sebab, kata Budi, menyangkut masalah seperti paket tiket perjalanan yang terkadang tidak bisa dikembalikan.

“Karena masalahnya kadang operator tidak mau tahu, termasuk hotel dll, kalau tidak muncul dianggap no show,” kata Budijanto.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengeluarkan peringatan kondisi cuaca buruk yang akan terjadi selama liburan Nataru di beberapa daerah. Ia mengatakan, potensi cuaca ekstrem pada periode Nataru saat ini mengingatkannya pada kondisi cuaca ekstrem yang terjadi pada periode yang sama dua tahun lalu.

Saat itu, hujan deras turun semalaman di malam tahun baru, hingga pagi hari, dan menyebabkan banjir besar di Jabodetabek. Yang terbaru memang serupa, meski intensitas hujan beberapa malam belakangan ini tidak setinggi pemicu banjir besar tiga tahun lalu. Pasalnya, menurut Dwikorita, tingkat intensitas La Nina saat ini rendah.

“Bedanya saat itu (tiga tahun lalu) La Nina sudah mulai. La Nina bisa meningkatkan curah hujan hingga 70 persen,” kata Dwikorita dalam jumpa pers yang digelar secara daring, Selasa, 27 Desember 2022.

Meski begitu, Dwikorita mengingatkan saat ini kita harus tetap waspada karena beberapa faktor dinamika atmosfer lain yang berpotensi membawa kondisi cuaca buruk ke wilayah Indonesia pada pekan depan. “Ingat, ada aliran lintas ekuator (CENS), osilasi Madden Julian, monsun Asia, dan puncak musim hujan.”

Informasi adanya ancaman kondisi cuaca ekstrim berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan saat hari raya Nataru di beberapa daerah. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar, Benny Bachtiar, misalnya, mengatakan laporan ancaman cuaca buruk menyebabkan 20% tamu hotel di Jabar membatalkan pemesanan tiket saat liburan Natal dan Tahun Baru.

“Mereka (turis) menahan diri,” kata Benny di Bandung, Senin, 26 Desember 2022.

Benny mengunjungi sejumlah tempat wisata di sepanjang pantai selatan Jawa Barat selama liburan Natal. Menurutnya, tempat itu sepi. Sebagian besar hotel yang mengalami pembatalan pemesanan tiket berlokasi di kawasan wisata pantai dan outdoor.

“Makanya saat ini mal-mal sudah penuh dan kemudian destinasi wisata buatan sudah penuh karena dianggap jauh lebih aman daripada membuka tempat-tempat alami,” ujarnya.

Pemprov Jabar mencatat, saat liburan tahun baru, rata-rata kamar tidur di Jabar terisi 70% atau di atas perhitungan PHRI 65%. Angka tersebut mendekati normal sebelum pandemi Covid-19. Reservasi hotel didominasi oleh hotel bintang 3 dan 4.

Untuk menjamin kelancaran liburan di Nataru, Benny mengatakan pemerintah menyediakan pengamanan, terutama di lokasi wisata. Dia juga meminta masyarakat untuk tidak khawatir tentang perjalanan.

“Jangan khawatir untuk berwisata di Jabar karena kita bersama kabupaten/kota sudah koordinasi keamanan dan sebagainya untuk SOP jika terjadi apa-apa,” ujarnya.

Obyek wisata yang paling banyak mendapat perhatian adalah kawasan wisata Pantai Pangandaran yang tahun lalu jumlah pengunjungnya membludak. “Kapolda saat rakor fokus ke Pangandaran karena khawatir terlalu banyak. Dan, ini dilakukan dengan mendirikan posko dari Ciamis sampai Pangandaran, tapi ternyata kondisi ini di luar dugaan,” ujarnya. .

Benny meyakini target kunjungan wisatawan lokal ke Jawa Barat pada akhir tahun akan tercapai, meski diharapkan pergerakan wisatawan tidak seberat tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah Jawa Barat menargetkan jumlah kunjungan mencapai 36-40 juta.

MOH KHORY ALFARIZI | AHMAD FIKRI

Baca Juga: Libur Natal dan Tahun Baru, Kunjungan Wisatawan Domestik Lebih Meningkat Dari Wisatawan Mancanegara

Ikuti berita Tempo terbaru di Google News, klik di sini.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button