Berita Wisata

Konservasi kawasan mangrove Bali mendapat pujian

DENPASAR, Nusa Bali
Gubernur Bali Wayan Koster mendampingi kunjungan resmi Menteri Negara untuk Asia, Energi, Iklim, dan Lingkungan Inggris, Lord Goldsmith, bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya Bakar, di Obyek Wisata Mangrove Kelompok Usaha Bersama (KUB) Simbar Segara , Suwung Kauh, Desa Pemogan, Denpasar Selatan di Redite Pain Sinta, Minggu (23/10) siang.

Kedatangan rombongan, selain mengunjungi lokasi konservasi mangrove, juga berkesempatan melakukan penanaman bibit mangrove bersama puluhan siswa SMAK Soverdi Tuban. Gubernur Koster bersama Menteri Goldsmith dan Menteri LHK RI Siti Nurbaya, langsung turun ke nursery untuk menanam bibit mangrove.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Goldsmith yang melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Indonesia mengatakan sangat mengapresiasi kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia dan Provinsi Bali, dalam rangka konservasi dan perlindungan kawasan mangrove. “Apa yang dilakukan ini sangat menginspirasi, dan sangat menyenangkan bisa menjadi bagian dari penanaman mangrove bersama menteri dan gubernur Bali,” kata Goldsmith.

Gubernur Koster sendiri sempat mencontohkan bahwa Provinsi Bali pada masa kepemimpinannya terus berupaya memperluas areal penanaman mangrove di beberapa daerah seperti Denpasar, Badung, Klungkung, Buleleng, dan Jembrana. “Saya juga telah menunjuk Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bali (untuk memperluas areal penanaman mangrove, catatan redaksi), didukung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dan berbagai komponen dari masyarakat yang peduli terhadap mangrove,” ujarnya.

Selain itu, Gubernur Sembiran Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng juga telah meningkatkan upaya penanaman kembali hutan mangrove, penataan kawasan pesisir, penegakan hukum terhadap pelanggaran hutan, serta pembersihan dan pembebasan mangrove dari pencemaran sampah plastik yang mengganggu pertumbuhan. Dan kesehatan. mangrove. .

Menurut Gubernur Koster, upaya pelestarian kawasan mangrove juga sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 24 Tahun 2020 tentang Perlindungan Sungai, Mata Air, Danau dan Laut. “Kami di Bali sebenarnya memiliki kearifan lokal yaitu perayaan Tumpek Wariga yang semuanya tentang memuliakan tanaman dan alam Bali. Dan secara teknis, kami memerintahkan kepada Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali untuk menyiapkan roadmap rencana penghijauan di kawasan hutan Bali. Sehingga target RTH minimal 30% atau lebih bisa tercapai,” jelasnya.

Kebijakan ini juga didukung oleh Perjanjian Kerjasama antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Cipta Karya dan Ditjen Bina Marga serta Pemerintah Provinsi Bali untuk Dukungan Penguatan Fungsi Ngurah. Kawasan Tahura Rai melalui pembangunan infrastruktur dan fasilitas wisata alam sebagai bagian dari penyelenggaraan KTT G20 di Bali yang ditandatangani Agustus lalu. Di sisi lain, Direktur Konservasi Tanah dan Air Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Muhammad Zainal Arifin menjelaskan kepada rombongan bahwa konservasi mangrove merupakan salah satu kebijakan prioritas pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo. Presiden menargetkan rehabilitasi hutan mangrove di Tanah Air mencapai 600.000 hektar dalam tiga tahun ke depan.

“Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia, yaitu seluas 3,36 juta hektar. Termasuk kawasan Tahura Ngurah Rai Bali yang memiliki 1.300 hektar mangrove dengan ekosistem yang eksotik,” kata Zainal. Terkait acara KTT G20, Zainal juga menjelaskan bahwa saat ini Bali telah melakukan rehabilitasi kawasan hutan konservasi mangrove, yang diharapkan dapat menjadi salah satu tujuan para Kepala Negara menghadiri KTT G20. Kawasan ini merupakan bukti nyata komitmen Indonesia terhadap upaya pengurangan masalah yang terkait dengan perubahan iklim. “Kawasan ini merupakan hutan mangrove dan pembibitan modern pertama dan satu-satunya di dunia,” jelasnya.

Kunjungan Lord Goldsmith dan timnya ke Indonesia dan Bali bertujuan untuk membahas kerjasama bilateral antara Inggris dan Indonesia di bidang iklim dan lingkungan, khususnya sektor kehutanan dan tata guna lahan berkelanjutan (FOLU).

Kedua negara telah sepakat untuk menandatangani kerja sama lingkungan dan iklim, Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Menteri Negara untuk Asia, Energi, Iklim dan Lingkungan, Inggris . . Melalui Nota Kesepahaman ini, kedua belah pihak bertujuan untuk membangun persahabatan yang lebih kuat, mencapai aksi iklim yang nyata dan efektif di lapangan. “Indonesia memainkan peran utama dalam memastikan bahwa semua komitmen yang ditetapkan dalam agenda G20 terpenuhi, termasuk transisi energi, karena kami berupaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang semakin besar dan mempertahankan tujuan Perjanjian Paris di ujung jari Anda, ” dia berkata. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bali, I Made Teja. *nat

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button