Berita Wisata

Kumpulkan lumut laut, dapatkan keuntungan mingguan Rp 2 juta

PANARUKAN, Jawa Pos Radar Situbondo – Sejumlah warga Desa Duwet dan Peleyan di Kecamatan Panarukan rata-rata mendapat untung Rp 2 juta per minggu. Hal itu didapat dari pencarian buih laut di pantai setempat.

Suherlin, warga Desa Duwet, mengaku sudah puluhan tahun bekerja sebagai pengambil busa. Hingga kini, di usianya yang ke-50, profesi tersebut tidak ditinggalkan begitu saja. Sebab, penghasilannya cukup menjanjikan. “Mengambil busa tidak membutuhkan modal solar atau pertalite. Kita tinggal menunggu air surut untuk mengambil lumutnya,” kata Suherlin.

Dia mengatakan bahwa setiap hari dia mengambil sepuluh hingga 20 kantong busa. Setelah itu, dikeringkan di pantai. Bagi yang sudah kering, kami tumpuk untuk menunggu seminggu. Setelah itu, dijual kepada perantara yang datang setiap minggu. “Harga lumut laut dalam satu kilogram Rp 1500. Satu kuintal bisa Rp 250.000. Pokoknya kalau seminggu kumpulkan bisa di atas Rp 2 juta,” kata Suherlin.

Katanya, selama kekuatannya kuat, penghasilan yang akan didapat cukup besar. Yang terpenting para pekerja tidak takut dingin dan siap menghangatkan diri di bawah terik matahari. “Untuk mendapatkan satu kilogram cukup lama, dari lumut yang halus, Anda harus menjemurnya di bawah sinar matahari untuk mengeringkannya. Saat Anda menimbang lumut, sekantong beratnya hanya 7 kg. Tetapi jika dianggap seperti pekerjaan saat berolahraga , dia pasti semangat. Apalagi kalau ada perantara yang datang menjemputnya, panasnya seminggu bisa langsung hilang begitu melihat hasilnya,” kata Suherlin sambil tertawa.

Suherlin juga mengatakan bahwa peneliti seperti dia menerima alat dari perantara. Alat yang disediakan berupa selimut lumut saat hujan. Ada jaring untuk menjemur tikar lumut, garu dan sejumlah alat untuk mengumpulkan lumut. “Alhamdulillah warga semua difasilitasi oleh perantara. Kita kerja saja. Tidak ada modal. Siap-siap turun ambil lumutnya dan ambil sendiri hasilnya,” ujarnya.

Selalu dikatakan Suherlin, yang bekerja di pantai, itu lebih dari 50 orang. Dan pencarinya juga tidak terbatas.,Setiap warga yang ingin mengambil, tidak ada larangan. Yang penting bekerja. “Busa di pantai ini bebas diambil siapa saja, tidak ada ketentuan dari siapa pun. Hanya pekerja yang menerima alat dari perantara tidak dapat menjualnya ke perantara lain. Kalau begitu, perantara yang melawan,” katanya.

Yang mengejutkan Suherlin adalah tidak semua pantai di Kabupaten Situbondo memiliki buih laut yang begitu banyak. Dan sepengetahuannya, hanya di pantai ditemukan buih. Untuk alasan dia juga tidak mengerti. “Saya juga heran kenapa buih ini hanya muncul di pantai ini. Yang bikin penasaran busa ini gak pernah habis. Malah diambil setiap hari”, aku mengakui Suherlin.

Jika musim kemarau, lumut sangat mudah didapat, dan kualitasnya sangat bagus. Tapi kalau hujan, lebih susah lagi. Kalaupun ada, busanya menjadi putih.” Busa putih lebih ringan. Jadi orang memilih untuk tidak mencarinya, apalagi cara mengeringkannya juga susah,” pungkas Suherlin. (hum/pri)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button