Berita Wisata

Makam di Takalar rusak karena abrasi pantai, tulang manusia berserakan

Takalar

Sejumlah makam di Desa Punaga, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulawesi Selatan) rusak akibat abrasi pantai. Akibatnya, tulang belulang manusia yang dulunya tertutup tanah bisa terlihat naik ke permukaan dan berserakan di sepanjang pantai.

“Sampai saat ini masih ada (tulang manusia) yang berserakan karena masih menunggu teman-teman yang bisa membantu (membersihkan),” kata Kepala Desa Punaga M Syarifuddin Sore saat dikonfirmasi. detikSulselSabtu (24/9/2022).

Makam Takalar rusak karena abrasi.Tulang manusia di Pemakaman Takalar berserakan akibat abrasi. Foto: (dok khusus)

Syarifuddin menjelaskan, di desanya ada dua makam yang terkena abrasi, tepatnya di Dusun Punaga dan Dusun Malelaya, Desa Punaga. Namun, pemakaman yang paling terkena dampak adalah di Dusun Punaga.

Tulang manusia yang berserakan disebut dari tengkorak, tulang rusuk, tulang kaki dan beberapa tulang kecil lainnya di tubuh manusia. Sejak tahun 2021 hingga saat ini, tercatat sudah ada sekitar 30 makam yang hilang akibat abrasi di Dusun Punaga.

“Ini bukan kuburan baru tapi kuburan lama. Terbukti karena belum ada keluarga yang datang ke sini untuk melihat kuburan ini,” katanya.

Abrasi yang terjadi di Desa Punaga tentu sangat mengkhawatirkan. Karena tidak hanya kuburan yang terkena dampak, tapi juga jalan umum, tepatnya di Desa Malelaya. Syariffunin mengatakan, abrasi akan terjadi karena berkurangnya pasir dari pantai ke tengah laut.

“Tahun lalu, abrasi mengikis pantai Punaga sebesar 5-7 meter,” katanya.

Syarifuddin menambahkan, kasus ini sudah dilimpahkan ke pemerintah daerah dan dibantu ratusan tas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Takalar. Kantong-kantong yang disumbangkan itu diisi pasir lalu ditaruh di sepanjang jalan yang terkena abrasi.

Tak hanya itu, ia juga berharap agar Pemprov Sulsel memperhatikan pemerintah pusat agar bisa segera turun tangan. Dia meminta pembangunan tanggul untuk menahan gelombang agar abrasi tidak lagi berdampak lebih parah.

“Beberapa bulan yang lalu, saya diberi karung sekitar 100 buah, disuruh melakukan penimbunan darurat. Saya melakukannya dengan kepala desa lain dan kepala dusun saya mengisi karung dengan pasir dan meletakkannya di sekitar jalan,” pungkasnya.

Tonton video “Sembilan rumah di Lumajang melorot akibat abrasi pantai”
[Gambas:Video 20detik]
(asm/asm)

Source: www.detik.com

Related Articles

Back to top button