Berita Wisata

Maliadin dibunuh buaya saat menaiki tangga sebuah rumah

MUN- Maliadin (42), nelayan asal Desa Marobo, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, diserang buaya saat menaiki tangga rumahnya di pesisir Dusun II, Desa Marobo, Selasa (10/11/2022), sekitar pukul 00.30 WITA.

Serangan reptil raksasa tersebut melukai Maluadin dan akhirnya meninggal di rumah sebelum dibawa ke rumah sakit.

Dikutip Liputan6.com, menurut sejumlah saksi mata, sebelum kejadian, korban sedang mengendarai perahu, baru pulang dari melaut. Sebelum menaiki tangga dan memasuki rumahnya, korban mengikat dan memarkir perahu di bawah rumah.

Erni, kerabat korban, menuturkan, saat korban menaiki anak tangga kedua menuju pintu rumah, tiba-tiba seekor buaya muncul dari air dan menerjang korban.

“Korban berteriak, kami sedang tidur ketika kami bangun. Kemudian kami langsung keluar untuk mencoba membantu korban,” kata Erni.

Diketahui, tiga orang lainnya berada di dalam rumah saat kejadian. Istri dan dua kerabat korban. Mereka langsung melompat keluar dan berusaha menarik korban keluar dari air.

Menurut saksi mata, seekor buaya terlihat menggigit korban di pinggang sebelah kiri. Setelah buaya menarik tubuh korban ke laut di bawah rumah.

Kapolsek Marobo Aipda La Mponi SH menjelaskan, korban saat kejadian juga mengalami luka gigitan di bagian bahu kiri. Sebelum kedatangan kerabatnya, korban berusaha menyelamatkan diri dengan berpegangan pada tangga.

“Saat itu, tiga orang saksi berusaha menarik kaki korban. Saat itu, buaya menggigit bahu korban,” kata Kapolsek.

Menurut Kapolsek, korban kemudian dibawa masuk ke dalam rumah setelah selamat dari gigitan. Namun, sekitar lima menit kemudian, korban tidak selamat dari gigitan dan meninggal dunia.

Seperti diketahui, korban mengalami luka gigitan di bahu kanan dan kiri, di pinggang kiri. Saat ini, korban telah dibawa ke desanya di Kabupaten Muna Barat untuk dimakamkan.

Kepala Seksi Konservasi Daerah (SKW) I Prihanto mengatakan, di kawasan sekitar pantai terdapat sungai-sungai yang bermuara ke laut, dekat dengan habitat buaya. Meski baru pertama kali, pihaknya meminta warga lebih waspada saat beraktivitas.

“Kami sudah siapkan tim untuk verifikasi lokasi dan bertemu dengan masyarakat sekitar,” kata Prihanto saat dihubungi melalui telepon seluler.

Menurutnya, serangan buaya di kawasan ini, diduga karena habitat buaya telah terganggu di kawasan hulu. Beberapa hal diduga menjadi penyebabnya, yakni aktivitas penambangan pasir atau perambahan hutan mangrove.

“Pasir atau karang di pantai sebagai sumber pendukung rantai makanan buaya bisa terganggu jika rusak sehingga buaya masuk ke dalam koloninya,” kata Prihanto.

Pihaknya mengatakan, mengapa buaya di Marobo bisa sampai ke koloni warga, kemungkinan karena hewan itu berenang mengikuti arus atau mengikuti sumber makanan.

Serangan buaya pertama

Menurut beberapa saksi mata di lokasi, buaya yang menerjang korban diperkirakan sepanjang 4 meter. Usai menggigit korban, warga masih melihat buaya berputar-putar di bawah rumah warga.

“Dia (buaya) tidak langsung pergi, tapi dia masih berputar-putar di sekitar koloni,” kata Hamrin, salah satu nelayan.

Diketahui sekitar 100 lebih pemukiman warga di pesisir pantai Dusun II dibangun di pesisir pantai. Semua rumah warga berada di atas panggung dan biasanya terbuat dari gubuk papan.

Kapolsek Marobo Aipda La Mponi mengatakan, menurut warga sekitar, serangan buaya ini baru pertama kali terjadi. Selama ini warga hanya melihat sekitar hutan bakau di pesisir pantai yang jaraknya cukup jauh dari pemukiman.

“Kalau masuk pemukiman dan menyerang warga, menurut warga di sini baru pertama kali. Dalam kasus-kasus sebelumnya warga hanya berpapasan saat hendak berlayar, itu jarang terjadi” kata Kapolres.

Ia mengimbau warga sekitar untuk lebih berhati-hati saat melaut atau beraktivitas di pesisir pantai. Warga juga diminta melapor ke polisi jika melihat ada buaya di sekitar pemukiman.***

Source: www.goriau.com

Related Articles

Back to top button