Berita Wisata

Marketing briefing, PHRI ajak promosikan pariwisata Solo Raya

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Badan Pengelola Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Solo terus mempromosikan pariwisata di Solo Raya, Jawa Tengah, dengan mengajak para sales hotel dan restoran di seluruh Solo Raya untuk mencari tahu. Selengkapnya di tempat wisata milik kota Solo dan sekitarnya.

Kegiatan bertajuk “Pembekalan Tempat Wisata Solo Raya Untuk Sales Marketing Hotel dan Restoran” ini dilaksanakan di Hotel Mandala Wisata. Kemudian dilanjutkan untuk city tour ke berbagai destinasi wisata di Solo Raya.

Dalam acara tersebut, BPC PHRI Kota Solo menghadirkan tiga pembicara yaitu Gembong Hadi Wibowo selaku Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Kota Solo, Retno Wulandari selaku Kepala BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah) Solo, dan Pri Siswanto selaku Ketua Umum. Dewan Pengurus Cabang (DPC). ) Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Solo. Tujuannya untuk memperdalam pengetahuan tentang penjualan/pemasaran hotel dan restoran di tempat wisata Soloraya.

Gembong mengatakan Kota Solo selalu siap menambah pengalaman kepada setiap wisatawan dengan berbagai kegiatan seperti belajar menganyam pelepah kelapa, memasak nasi liwet, tari Jawa, permainan gamelan dan berbagai eksperimen lainnya. Tak hanya itu, hal unik lainnya yang dimiliki Kota Solo adalah bersepeda bersama.

“Kami juga mengadakan Solo Andong Tour di beberapa tempat seperti Desa Wisata Wirun (pembuatan Gamelan) dan beberapa desa wisata di Soloraya. Tidak hanya itu, ada juga jalur untuk bersepeda serta moda transportasi yang unik seperti Sepur Kluthuk Jaladara,” kata Gembong.

Di sisi lain, kata Retno Wulandari dalam Pemasaran Pariwisata, ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu: Atraksi, Aksesibilitas, Fasilitas, Aktivitas. Tidak hanya 4A, digitalisasi juga menjadi poin penting untuk memasarkan dunia pariwisata saat ini dan mengharuskan semua wisatawan yang berkunjung dapat mengunduh Ayo pergi sendiri dimana aplikasi menyajikan data lengkap mengenai pariwisata di kota solo.

“Menurut saya, Solo memiliki sejarah yang kuat dan Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) adalah salah satu peristiwa yang tidak pernah terjadi di Kota Solo. Masih banyak tempat bersejarah lain yang bisa dikunjungi di kota Soloraya, sehingga bisa dikatakan mengunjungi kota Solo akan menjadi batu loncatan bagi wisatawan,” jelas Retno.

Selain itu, Siswanto juga mengatakan bahwa tren wisata dan perjalanan terus berkembang sejalan dengan tren yang beredar. Menurutnya, pembangunan jalan tol dari Solo ke Yogyakarta pasti akan mendongkrak tren pariwisata di kedua kota tersebut.

“Kami memiliki paket dengan pilihan yang berbeda-beda seperti wisata alam, wisata religi, wisata sejarah dan wisata lainnya dengan tujuan tidak hanya di kota Solo tapi juga di sekitar Karanganyar, Sragen, Kartasura, Sukoharjo, Wonogiri, Boyolali dan daerah lain – daerah lainnya. Tentu saja. , akan lebih nyaman dan akan berbeda jika travel agent menemani wisatawan mengunjungi berbagai destinasi. Oleh karena itu, harus ada kerjasama antara pihak hotel dan travel agent. trip,” jelas Pri.

Sementara itu, pihak penyelenggara mengatakan kegiatan tersebut dapat mengenal lebih jauh objek/atraksi wisata Soloraya. Harapannya, mereka dapat menjelaskan lebih detail kepada setiap wisatawan yang menginap atau mengunjungi objek/atraksi wisata yang akan mereka kunjungi.

“Kami ingin mereka setidaknya bisa bercerita, menjelaskan tempat, atau kegiatan dan produk dari suatu objek wisata kepada wisatawan. Oleh karena itu, pada hari kedua, kami telah mengagendakan berbagai wisata seperti Museum Keris, Museum Radya Pustaka, Museum Danar Hadi, Pura Mangkunegaran, Keraton Kasunanan, De Tjolomadoe, The Heritage Place dan Kampung Batik Laweyan,” ujar Abdullah Soewarno selaku President of BPC PHRI Ville Solo.

Source: repjogja.republika.co.id

Related Articles

Back to top button