Berita Wisata

Masyarakat Sleman didesak untuk menyadari pentingnya identitas unik di desa wisata

Masyarakat di desa wisata didorong untuk menggali potensi emblematic.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN — Asisten Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Baparekraf, Martini Mohamad Paham mengatakan, pariwisata berkualitas dapat membuka peluang bagi desa wisata untuk berperan. “Wisatawan memilih mencari tempat baru, masyarakat perkotaan juga memilih desa wisata sebagai tempat wisata alternatif, dan ini kesempatan bagi kita semua untuk bangkit membangun desa wisata,” ujarnya Kamis (12/8/2022).

Untuk itu, Martini mendorong desa wisata untuk menggali potensi ikonik dan menarik dari produk wisata yang ada untuk ditonjolkan, karena desa wisata juga membutuhkan identitas (branding), khususnya dengan menonjolkan keunikan lokalnya.

Pentingnya menonjolkan keunikan desa wisata ini juga menjadi perhatian Inspektur Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Restog Krisna Kusuma, saat membuka langsung sosialisasi sadar wisata yang berlangsung di Kabupaten Sleman.

Pasca pandemi, kata dia, perjalanan wisata didominasi oleh pergerakan wisata indoor atau dalam ruangan, dengan kecenderungan model wisata outdoor, termasuk atraksi, keindahan alam, dan budaya.

“Oleh karena itu, desa wisata menjadi salah satu alternatif yang dapat membangun pengalaman dan mengesankan wisatawan dengan menampilkan ciri khas dan keunikan produk lokal, serta pelayanan yang berkualitas,” kata Restog.

Pada kesempatan yang sama, selain menekankan pentingnya desa wisata yang memiliki identitas dan karakter yang unik, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Ishadi Zayid juga memaparkan upaya menjadikan pariwisata sebagai lokomotif perekonomian, khususnya dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. (SDM) dalam Manajemen Pariwisata.

“Pembangunan kepariwisataan yang terpadu dan berkelanjutan, salah satunya adalah partisipasi masyarakat. Dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia, masyarakat akan mampu berpartisipasi dalam kemajuan pariwisata. Kemudian masyarakat tidak hanya sebagai penonton, tetapi sekaligus waktu sebagai aktor,” kata Ishadi.

Salah satu stakeholder pariwisata yang mengikuti sosialisasi sadar pariwisata 5.0 menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini,

“Para narasumber di sini mengingatkan kita tentang hal-hal yang kelihatannya sederhana tetapi sebenarnya penting untuk dilakukan, seperti bagaimana bersikap dan menampilkan diri, serta bagaimana mengelola konflik. Jadi bagus sekali,” kata Agung.

Agung Susila adalah pegiat seni budaya Jemparingan (panahan tradisional Jawa) dari desa Tamanmartani, Sleman. Di tingkat nasional, kegiatan sosialisasi ini merupakan kelanjutan dari sosialisasi tahap pertama yang telah berhasil dilaksanakan di 65 desa wisata sejak awal tahun 2022 dan saat ini memasuki tahap lanjutan sosialisasi sadar wisata yang akan dilaksanakan pada tahun depan. 90 desa wisata yang berada di 6 destinasi wisata prioritas antara lain Danau Toba, Borobudur Yogyakarta Prambanan, Bromo Tengger Semeru, Lombok, Wakatobi dan Labuan Bajo.

Menparekraf/Kabaparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, melalui program pengembangan pariwisata terpadu dan berkelanjutan, Kemenparekraf berkomitmen untuk berperan dalam mendukung peningkatan dan penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan profesional di parekraf. bidang. “Diantaranya melalui pelatihan para pelaku wisata dari desa wisata,” kata Sandiaga dikutip Di antara.

sumber: Antara

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button