Berita Wisata

Memiliki jalur alam yang menawan, Pandantoyo berpotensi menjadi desa wisata sepeda

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Kabupaten Kediri memiliki potensi wisata desa yang besar. Setiap desa di kabupaten yang dikenal dengan sebutan Bumi Panjalu ini memiliki keunikan tersendiri yang dapat dikembangkan. Salah satunya di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar yang terletak di kaki Gunung Kelud. Sedikit yang mengetahui bahwa Desa Pandantoyo berpotensi menjadi desa wisata sepeda.

Desa Pandantoyo yang memiliki jalur lintasan alam yang menawan tidak hanya menawarkan olahraga tetapi juga olahraga. Bersepeda di jalur sepanjang 15 km ini, pesepeda diajak keluar ke alam untuk menikmati pemandangan yang tidak mungkin didapatkan dengan sepeda di perkotaan. Bersepeda di alam juga sekaligus mampu mempererat silaturrahmi, bila dilakukan bersama dalam satu kelompok.

“Ada semangat untuk saling menjaga, mereka semakin dekat. Berkat olahraga, badannya sehat, hatinya juga senang. Walaupun jaraknya tidak lebih dari 15 km, tapi sama saja dengan bersepeda. 30 sampai 50 km,” kata pemilik Pesanggrahan Sepeda Adhi Widyatama, yang juga penggagas wisata bersepeda trek alam desa Pandantoyo, yang ditemui Rabu (28/9/2022).

Rute jalur alam dimulai dari Pesantren Sepeda menuju Sumber Ringin Menggigit menyusuri sungai kemudian masuk ke areal perkebunan PTPN Sumber Lumbu. Di sini, pegowes akan diajak menjelajah ke masa lalu, melihat sejumlah bangunan peninggalan kolonial Belanda seperti pembangkit listrik tenaga air yang dibangun oleh kolonial Belanda dan makam kerabat kerajaan Belanda.

track-bike.jpg

Setelah meninggalkan areal perkebunan Sumbar Lumbu, para pendaki diajak untuk ngopi dan bersantai sejenak di “Jacuzzi Alam” yang terbentuk secara alami. Setelah itu, pegowes diajak makan siang dengan menu kuliner seperti Nasi Lodho atau Sate Kambing sebelum akhirnya kembali ke Bike Pesanggrahan.

“Pegowes juga bisa menikmati Pandantoyo Amazon. Itu rindang karena pohonnya sangat dekat satu sama lain, sekitar tiga ratus meter. Di sana, saat musim jambu monyet bisa memetik dengan bebas,” kata Adhie.

Selain bersepeda, juga akan ada kegiatan bersama mulai dari menanam bibit pohon hingga menebar bibit ikan, yang semuanya disiapkan oleh Pondok Pesantren Sepeda. Gowes melalui alam desa Pandantoyo biasanya dimulai sekitar jam 7 pagi dan dengan berbagai kegiatan biasanya berakhir pada jam 1 siang.

Semua jenis sepeda kecuali sepeda balap bisa diajak bersepeda lintas alam di Desa Pandantoyo. “Kalau motor balap, resikonya ban juga kecil dan sensitif saat ditabrak, saya tidak merekomendasikannya,” tambah pria 48 tahun itu.

Adhie mengungkapkan untuk memandu menyusuri jalur wisata alam desa Pandantoyo ini tidak dipungut biaya alias gratis. Bersepeda di jalur alam di desa Pandantoyo dibuka oleh Adi sekitar tahun 2018. Ia melihat potensi keindahan alam yang ada di desa tersebut. Setelah itu, dari mulut ke mulut, keberadaan Jalur Alam Pandantoyo dan juga Pondok Pesantren Sepeda mulai dikenal para pesepeda.

Yang datang berkunjung tidak hanya pebalap lokal, tapi juga pebalap internasional. Sebelum pandemi COVID-19 melanda, dua warga negara Amerika Serikat dan Inggris Raya sempat menginap di Bicycle Hostel. Tempat ini tidak hanya menyediakan tempat tidur, tetapi juga sejumlah fasilitas lain seperti Wi-Fi, dapur, kamar mandi dan TV yang semuanya gratis.

Sebelum pandemi, Pesanggrahan Bike menerima hingga puluhan pesepeda, terutama di akhir pekan. Dia mengatakan pegowes dari AS tinggal selama 3 minggu. Ada juga turis asal London yang pernah menginap dua malam tiga hari. Sisanya adalah pelari Indonesia seperti Padang, Semarang, Jogja, Bandung dan Jombang.

“Mereka dan keluarganya membuat tenda di sini dan terus melakukan kegiatan penanaman pohon. Terakhir dari masyarakat Palm Turi 81,” ujar pria yang akrab disapa Cak Mancal ini di kalangan pegowes.

Track-bike-a.jpg

Saat ini, hanya ada satu desa wisata sepeda di Indonesia, yaitu Yogyakarta. Dengan segala potensi yang ada di Pandantoyo, desa yang terletak sekitar 16 km dari perbatasan Kabupaten dan Kota Kediri ini bisa menjadi desa wisata sepeda. Keberadaannya menambah pendapatan warga desa setempat. Anak-anak muda desa juga bisa diajak terlibat dalam pengelolaan wisata sepeda.

Adhie merasa potensi Desa Pandantoyo sangat menjanjikan. Menurutnya, dengan adanya wisata sepeda, kegiatan ekonomi masyarakat di luar sektor pertanian juga akan muncul secara alami.

“Misalnya, masyarakat bisa menawarkan barang-barang yang bisa jadi oleh-oleh, baik yang diambil dari potensi alam maupun buatan secara langsung. Selain itu, jika sudah menjadi kawasan wisata sepeda, nantinya bisa muncul penginapan ala pedesaan,” kata Adhie.

**)

Dapatkan update berita pilihan dari TIMES Indonesia setiap hari dengan bergabung di grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan daftar. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: www.timesindonesia.co.id

Related Articles

Back to top button