Tempat Wisata

Mengenal Mahmud Bandung desa adat, budaya dan adat istiadat

harga tiket: Gratis, Waktu aktif: 24 jam, Alamat: Mekar Rahayu, Kec. Margaasih, Cab.Bandung Jawa Barat.; map: pemeriksaan situs

Kampung Adat Mahmud merupakan sarana wisata religi yang juga menjadi desa wisata di Bandung. Lupakan kata mewah, karena masyarakat disini masih berpegang pada adat lama. Kehidupan yang sangat sederhana menjadi ciri khasnya sekaligus menarik wisatawan yang datang.

Waktu liburan tidak harus dihabiskan dengan mengunjungi tempat wisata yang menjernihkan pikiran. Ada saatnya Anda mengunjungi wisata sejarah untuk mengenang perjuangan para leluhur. Cukup banyak keuntungan termasuk mempelajari sejarah yang terkait dengan tempat itu.

Kali ini Anda akan belajar sejarah perkembangan Islam di Bandung dan sekitarnya. Perkembangan ini tidak terlepas dari karakter nenek Dalem Abdul Manaf yang seorang ulama pada zamannya. Selain menyebarkan agama, ia juga berperan mendukung perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan Belanda.

Daya tarik Kampung Adat Mahmud

Objek wisata desa adat MahmudKredit foto: Facebook Bandung

Setiap tempat yang sering dikunjungi pasti memiliki daya tarik. Baik itu objek wisata alam maupun desa wisata, daya tariknya tetap menjadi alasan utama wisatawan datang berkunjung. Dalam hal ini Kampung Mahmud juga memiliki pesona tersendiri karena berbeda dengan tempat wisata pada umumnya.

1. Sejarah Desa Adat Mahmud

Sebelum masuk ke tempat wisata lainnya, kita akan bahas dulu sejarah dan awal mula desa ini berkembang menjadi desa wisata. Kakek Dalem Abdul Manaf, pendiri kampung ini, sebelumnya pernah ke Mekkah. Sekembalinya ke Indonesia, ia membawa pulang segenggam tanah dari kampung Arab bernama Mahmud.

Tujuan memboyong tanah adalah untuk mendapat berkah sekaligus mendapat petunjuk bagaimana memulai desa. Makanya disebut Kampung Adat Mahmud, jadi bukan pendiri kampung bernama Mahmud. Lokasi yang dipilihnya tidak jauh dari Sungai Citarum yang saat itu masih berupa hutan belantara.

Pilihan tempat sepi dan tersembunyi ini tidak lain karena pada masa penjajahan Belanda. Siapapun yang menyebarkan Islam pada saat itu pasti akan diburu dan ditangkap. Nenek Dalem Abdul Manaf tidak hanya sebagai penyebar agama Islam, tetapi juga ikut berjuang melawan penjajahan Belanda.

Meski tak jauh dari Sungai Citarum, lokasi pemukiman ini tak pernah tersentuh banjir. Padahal kita sendiri tahu bahwa Sungai Citarum sering meluap dan menyebabkan banjir di daerah tersebut. Alasan logisnya masih belum diketahui, yang pasti hal ini terjadi sejak awal berdirinya desa hingga saat ini.

2. Wisata Religi

Daya tarik Desa Adat Mahmud selanjutnya adalah wisata religi. Sekali lagi, tidak semuanya bisa lepas dari perang Eyang Dalem yang ternyata keturunan Sunan Gunung Jati. Ketika dia meninggal dia dimakamkan di desa. Bersama pemuka agama yang dianggap suci, makamnya dibuat khusus untuk pengunjung yang sedang berziarah.

Banyak warga Bandung dan sekitarnya yang datang pada hari-hari tertentu. Biasanya yang paling sibuk adalah Kamis malam dan Jumat pagi. Tujuannya bermacam-macam, terutama untuk berdoa dan mengingat pelayanannya. Tidak berlebihan tentunya, karena Eyang Dalem adalah salah satu ulama pertama yang menyebarkan Islam di Bandung.

3. Pelestarian Adat dan Budaya

Tidak banyak desa yang masih berpegang teguh pada adat dan budaya tempo dulu. Sebagian besar telah terkontaminasi dengan budaya asing, terutama Eropa. Hal tersebut tidak berlaku di Desa Adat Mahmud, karena hingga saat ini hampir semua warganya masih memegang teguh adat dan tradisinya.

Saat Anda berkunjung, ada beberapa rumah yang dibangun tanpa ubin dan jendela Barong. Inilah syarat utama sekaligus kebiasaan yang dipertahankan hingga saat ini. Selain itu, setiap rumah yang dibangun pasti memiliki sumur, meskipun untuk kepentingan pribadi.

Larangan umum lainnya adalah beternak angsa. Hewan ini sering dibuat ramai, sedangkan pemilihan Kampung Mahmud sendiri saat itu bungkam untuk menghindari penjajahan Belanda. Alat musik berupa gong juga tidak boleh dibunyikan di sini, seperti meniru segala sesuatu yang berbau Belanda.

4. Hidup dalam kesederhanaan

Memasuki desa ini, jangan heran jika tidak ada rumah-rumah mewah yang berdiri tegak. Sebagian besar rumah di sini sama, baik dari segi desain maupun luas lahan yang digunakan. Semua warga hidup sederhana karena Eyang Dalem adalah penganut tasawuf.

Baginya, akhirat adalah nomor satu sedangkan dunia adalah prioritasnya untuk kesekian kalinya. Menariknya, bukan hanya rumah yang mencerminkan kesederhanaan Kampung Adat Mahmud, tapi juga perilaku penghuninya. Misalnya dari segi pakaian, tidak ada yang namanya pakaian yang terlihat mewah. Berkunjung ke sini seperti mengunjungi desa tua.

Alamat dan rute menuju lokasi

Alamat desa MahmudSumber gambar: Twitter MB Bandung

Dari sekian banyak wisatawan yang mengunjunginya, sebagian besar ingin berziarah ke Makam Mahmud. Tidak hanya warga Bandung, tetapi juga mereka yang berasal dari luar kota memiliki tujuan yang sama. Lokasi desa wisata ini cukup strategis karena Anda hanya perlu menuju Sungai Citarum sebagai patokan utama.

Alamat Kampung Adat Mahmud berada di Jalan Mahmud, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dari Alun-alun Bandung, jarak menuju alamat tersebut sekitar 25 kilometer yang membutuhkan waktu 25 menit berkendara melalui Tol Pasir Koja.

Saat keluar tol, belok kiri yang mengarah ke Tol Soreang. Ikuti terus jalan utama hingga menemukan bundaran Tki III di sebelah kiri. Silakan belok ke barat laut lagi dan jalan lurus sekitar 1 km sampai Anda menemukan persimpangan. Belok kiri ke arah Sungai Citarum dan ikuti jalan utama sekitar 500 meter.

Belok kanan di pertigaan dan seberangi jembatan untuk menyeberangi Sungai Citarum. Sampai disini anda melanjutkan perjalanan dengan berkendara lurus ke depan sejauh kurang lebih 300 meter. Kampung Adat Mahmud ditandai dengan gapura bertuliskan Makom Karomah Mahmud berwarna kuning dengan latar belakang hijau.

Mengunjungi tempat wisata religi di Bandung ini tidak dipungut biaya sama seperti mengunjungi makam orang suci lainnya. Hanya saja, jika Anda memiliki kelebihan harta, Anda bisa mengisi kotak amal yang disediakan di beberapa tempat. Biaya yang harus dikeluarkan selain transportasi yaitu parkir kendaraan.

Jika datang dengan sepeda motor maka siapkan 2.000 rupiah. Jika membawa mobil dan bus, biaya parkirnya masing-masing 5.000 dan 10.000 rupiah. Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk datang ke sini, Anda bisa datang kapan saja karena terbuka untuk umum setiap hari.

Hal menarik yang bisa dilakukan di Kampung Mahmud

Fasilitas desa adat oleh MahmudKredit foto: Facebook Grace Anata Irranari

Tentunya bagi yang sering mengunjungi objek wisata religi tidak bingung harus melakukan aktivitas apa. Tidak banyak yang bisa Anda lakukan saat mengunjungi Kampung Adat Mahmud, namun setiap aktivitas dijamin menarik.

1. Berjalan di sekitar Kampung Adat Mahmud

Kegiatan pertama yang pasti menarik adalah jalan-jalan di sekitar desa yang menarik ini. Anda akan melihat banyak keunikan dalam kegiatan ini. Mulai dari rumah yang sangat sederhana, desain yang hampir sama dan juga segala aktifitas penghuninya. Selain itu masyarakat disini terkenal dengan keramahannya, senyum manis selalu tersungging di bibir saat menyapa.

Karena lokasinya yang tidak jauh dari Sungai Citarum, tidak ada salahnya jika Anda meluangkan sedikit waktu untuk sekedar mampir. Tidak terlalu cantik tapi suasananya sangat bagus karena dikelilingi oleh pepohonan. Kedamaian dan ketenangan adalah salah satu hal yang membuat wisatawan betah selama berkunjung.

2. Ziarah

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pengunjung yang datang ke Kampung Adat Mahmud bertujuan untuk berziarah. Oleh karena itu, aktivitas menarik selanjutnya yang dilakukan di sini adalah ziarah ke makam. Kompleks pemakaman ini tidak hanya menampung makam Eyang Dalem, tetapi juga tokoh agama lain yang berjasa menyebarkan agama Islam di Bandung.

3. Wisata Kuliner

Selain kesederhanaan hidupnya, penduduk desa di sini juga dikenal kreatifitasnya. Dengan nama desa wisata, mereka membuat berbagai makanan dan minuman untuk dijual. Wisata kuliner sepertinya sangat mendukung karena ada berbagai macam makanan yang bisa Anda nikmati.

Fasilitas yang tersedia di kawasan wisata

Hal menarik yang bisa dilakukan di Kampung MahmudKredit foto: Facebook oleh Irawati Wardhani

Kampung Adat Mahmud memiliki fasilitas yang memadai dari segi kepentingan. Konon, semua fasilitas penting dari sebuah objek wisata pada umumnya juga ada di sini. Sebut saja tempat parkir yang luas, tak perlu bingung mencari lahan gratis meski datang dengan bus.

Fasilitas lain yang ditemui adalah toilet, meskipun terlihat sederhana, namun kondisinya bersih. Mirip dengan parkir, fasilitas ini mengenakan biaya kepada siapa saja yang menggunakannya. Jika ingin salat pada waktu yang tepat, tersedia juga mushola tak jauh dari makam. Jangan lupa pengunjung yang lapar bisa pergi ke toko untuk mengisi perut kosong.

Demikian pembahasan kali ini tentang Kampung Adat Mahmud yang merupakan objek wisata religi di Bandung. Daya tarik yang disebutkan di atas ternyata menjadi magnet tersendiri bagi sebagian wisatawan. Terbukti pengunjung datang setiap hari, meski jumlahnya tidak terlalu banyak, kecuali pada hari-hari besar Islam atau bulan-bulan tertentu.

Source: www.itrip.id

Related Articles

Back to top button