Berita Wisata

Menggali akar sejarah Sedekah Ketupat

CILACAP – Sedekah ketupat merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Cilacap Barat, khususnya kabupaten Dayaeuhluhur dan Wanareja. Tradisi ini dimulai sekitar abad ke-16, ketika pasukan Siliwangi siap untuk melawan pasukan kerajaan Demak.

Kelompok tanah Pasundan melewati daerah yang sekarang dikenal sebagai kabupaten Dayaeuhluhur. Masyarakat setempat kemudian memberikan sambutan memberikan perbekalan berupa berlian kepada pasukan Siliwangi.

Apalagi tradisi ini terus dilakukan sebagai pesan bahwa masyarakat Dayaeuhluhur benar-benar memuliakan tamu. Masyarakat setempat akan menyambut, menjamu dan menjamin keamanan setiap tamu selama mereka menginap di Dayaeuhluhur.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Cilacap, Paiman menjelaskan, dilihat dari akar sejarahnya, Kecamatan Wanareja dan Dayaeuhluhur memiliki sejarah Sedekah Ketupat. Sehingga Festival ini bisa diadakan di dua tempat secara bergantian.

“Hari ini kami mengoptimalkan kearifan lokal (kearifan lokal) tapi nanti kita evaluasi bagaimana ke depan pertunjukan ini akan menarik, tanpa mengganggu ritual. Namun gelar tersebut akan kita bangun agar layak menjadi ajang yang dinikmati masyarakat luas,” kata Paiman.

Dijelaskannya, Desa Tambaksari, Kecamatan Wanareja dipilih menjadi tempat pertama digelarnya acara sedekah ketupat karena beberapa alasan. Selain memiliki potensi wisata alam yang terus digali dalam beberapa tahun terakhir, dukungan masyarakat yang luar biasa, salah satunya dengan pembentukan kelompok sadar wisata.

“Peran masyarakat antusias, mereka antusias. Ini menjadi modal bagi kami untuk membuat kinerja selanjutnya lebih maju. Setidaknya masyarakatnya baik-baik saja, didukung oleh lingkungan yang memiliki potensi wisata alam yang baik,” ujarnya.

Source: cilacapkab.go.id

Related Articles

Back to top button