Berita Wisata

Mengurangi Kecelakaan di Yogyakarta dengan Safety Audit

Jakarta

Sejumlah kecelakaan terjadi sepanjang tahun 2022 di ruas jalan menuju tempat wisata di Yogyakarta. Salah satu korban adalah guru besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. dr. H. Samekto Wibowo, P.Far.K, Sp.FK(K), Sp.S(K), Sabtu (24/9) lalu.

Dikutip dari laman kampus, UGM turut berduka cita atas meninggalnya Prof. Samekto yang meninggal setelah tersapu ombak di pantai Gunung Kidul.

Sebelumnya, bus wisata PO Gandos Abadi mengalami kecelakaan di Bukit Bego, Bantul, Yogyakarta pada Minggu (6/2). Penumpang berencana melakukan perjalanan dengan rute Breksi, Sleman ke Hutan Pinus, Mangunan dan kemudian ke Parangtritis. Kecelakaan ini menewaskan 13 orang.

Guru Besar Transportasi Fakultas Teknik UGM, Prof. Dr.-Ing. Ahmad Munawar mengingatkan agar pemerintah daerah melakukan safety audit untuk membantu mencegah terjadinya kecelakaan dengan safety audit.

Dikatakannya, Yogyakarta sangat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara karena merupakan kota wisata dengan berbagai objek wisata. Untuk itu, sangat disayangkan bila keceriaan dan keceriaan wisatawan terkadang dirusak oleh kecelakaan yang merenggut korban jiwa.

“Kecelakaan-kecelakaan ini tentunya menimbulkan suka cita menjadi duka yang sangat mendalam. Penyebab kecelakaan memang bisa bermacam-macam. Namun pada kenyataannya ada upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah untuk ikut serta dalam pencegahan kecelakaan dengan safety audit,” Ahmad kata, dikutip dari laman kampus, Sabtu (1/10/2022).

Ahmad mengingatkan, peringatan tersebut harus diterapkan pada objek wisata yang rawan kecelakaan seperti pantai. Salah satunya adalah memasang rambu-rambu di daerah berbahaya dengan tulisan rambu-rambu yang menunjukkan daerah berbahaya atau tulisan Waspadalah agar tidak tersapu ombak.

Tidak hanya rambu-rambu lalu lintas, kenang Ahmad, juga dimungkinkan menempatkan agen yang selalu memberikan peringatan kepada wisatawan yang berada di lokasi.

Ahmad mencatat, dari informasi yang dikumpulkan pada saat mendiang profesor. Samekto terseret ombak, tidak ditemukan tanda-tanda peringatan.

“Saat itu petugas juga tidak ada, jadi tidak ada teguran dari pengelola wisata. Mengingat kembali safety audit ini diharapkan bisa mengurangi kecelakaan yang mungkin timbul sehingga Yogyakarta sebagai destinasi wisata tidak hanya menarik untuk dikunjungi. kunjungan, tetapi juga menjamin keselamatan wisatawan,” katanya.

Upaya untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas

Anggota Dewan Penasehat Forum Studi Antar Universitas Transportasi ini menjelaskan, audit keselamatan jalan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi daerah rawan kecelakaan atau titik hitam.

Ia menambahkan, audit keselamatan juga dapat melalui proses analisis dan upaya untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi.

Menurut Ahmad, mengubah geometri jalan merupakan cara terbaik untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, namun hal itu memang sulit dilakukan.

Adapun upaya lain yang bisa dilakukan adalah memasang rambu peringatan dan menempatkan pos polisi di daerah rawan kecelakaan.

“Pasang rambu-rambu peringatan, misalnya pada turunan curam dengan menulis pengalihan Kuat, Kurangi kecepatan, Kecepatan maksimal 30 km/jam dan gunakan kecepatan rendah,” jelas Ahmad.

Dijelaskannya, penggunaan gigi yang lebih rendah juga merupakan upaya untuk mengurangi kecepatan, terutama saat rem tidak bekerja, agar tidak terjadi kecelakaan. Apalagi, menurut dia, juga harus ada penempatan pos polisi.

“Penempatan pos polisi juga perlu dilakukan agar kendaraan lebih berhati-hati saat melintasi jalan tersebut,” kata Ahmad.

Simak Video “Ada Tudingan Pelanggaran Etik, Guru Besar UGM Diancam Sanksi”
[Gambas:Video 20detik]
(twu/rah)

Source: www.detik.com

Related Articles

Back to top button