Berita Wisata

Menjaga Desa Wisata Setigi agar tetap menginspirasi pasca pandemi

Gresik, Jawa Timur (ANTARA) – “DESA SEKAPUK”. Huruf kapital pada pintu itulah yang berdiri kokoh di pinggir Jalan Raya Deandles, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Ada “pak hujan” membawa bendera tepat di bawah pintu. Setiap kali ada kendaraan yang sinyal beloknya mengarah ke Desa Sekapuk, dengan cepat menutup jalan, memberi kesempatan kepada pengemudi untuk berbelok.

Sekitar 500 meter setelah memasuki gapura, di sisi kiri terdapat prasasti yang mengarahkan calon pengunjung menuju lokasi desa wisata Setigi.

Pintu bambu dan tiang yang menjadi pintu konter menyambut. Setiap kendaraan harus berhenti, baik roda dua atau empat. Ada juga tempat untuk pembayaran tiket masuk.

Desa Wisata Setigi buka setiap hari, mulai pukul 08:00 WIB dan tutup pada pukul 17:00 WIB. Per pengunjung dikenakan biaya masuk, sejak Februari 2022 sebesar Rp20.000 untuk hari biasa (Senin sampai Jumat). Sedangkan weekend dan hari libur (Sabtu-Minggu) dikenakan biaya Rp30.000 per orang.

Ada harga khusus untuk anak usia SD dan Madrasah Ibtidaiyah, yaitu 10.000 rupee, pada hari biasa dan akhir pekan.

Pada setiap kunjungan, pemilik tiket masuk dijamin dilindungi asuransi dari Jasa Raharja.

Setigi adalah singkatan dari Selo (batu), Tirto (air) dan Giri (bukit). Lokasi tersebut menjadi viral tak lama setelah resmi dibuka pada awal tahun 2020.

Bahkan, Setigi menjadi pilot project, sumber inspirasi dan referensi desa wisata. Tidak hanya di Jawa Timur, tetapi juga di Indonesia.

Desa Sekapuk pernah meraih Juara 1 sebagai Brilliant Village di Indonesia dalam “BRIncubator Incubation Program Goes to Brilliant Village”.

Setelah mereview seleksi dari 531 proposal desa yang menantang dan inovatif, maka terpilihlah 10 desa sebagai pemenang Brilliant Village 2020.

Atas perintah Abdul Halim, sang inspirator dan pemimpin Desa Sekapuk, pemandangan dan kenyamanan Setigi berhasil membawa pejabat negara berkunjung. Tak hanya itu, ia juga mengucapkan selamat dan mengacungkan dua jempol.

Warga Desa Sekapuk yang terletak di Kecamatan Ujung Pangka, Gresik ini berhasil meraup rupiah melalui jasa aparat desa setempat, khususnya Abdul Halim.

Penggalian tambang kuno di perbukitan kapur di wilayah mereka, dan secara mandiri mereka berubah menjadi tempat wisata alam.

Dulunya dikenal sebagai tempat pembuangan sampah hingga Abdul Halim pada 2019 mengerahkan warganya untuk membersihkan sampah yang menumpuk di kawasan tersebut.

Tidak sepeser pun pembangunannya menggunakan anggaran pemerintah, melainkan menggunakan dana swadaya masyarakat setempat yang dilindungi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Program ini dimiliki oleh pemodal dan pembangunannya akan menelan biaya setidaknya Rp 2,5 miliar.
Pengunjung bermain sepeda air di Danau Zamrud di kawasan Desa Wisata Setigi di Desa Sekapuk, Kabupaten Ujung Pangka, Kabupaten Gresik, Selasa (28/9/2022). ANTARA/Rohman.


Berinovasi di masa pandemi

Pertama kali dibuka untuk umum pada awal tahun 2020, kehadiran Setigi langsung menarik minat wisatawan. Namun, segera terjadi pandemi COVID-19 yang mengharuskan penutupan semua tempat wisata selama beberapa bulan.

Kemudian untuk beberapa bulan ke depan boleh dibuka, namun dengan protokol kesehatan yang ketat untuk pengendalian COVID-19.

Hingga saat itu, pemerintah menerapkan Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diikuti dengan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Akibatnya, pengunjung miring.

Saat PSBB ditutup, tidak ada pengunjung. Namun setelah dicabut dan tempat wisata dibuka dengan penerapan new normal dan protokol kesehatan yang ketat, jumlah wisatawan melonjak. Rekornya, per minggu, mencapai 7.000 orang.

Selain itu, jumlah wisatawan juga fluktuatif. Apalagi ada perbedaan tingkat PPKM yang sangat mempengaruhi tingkat kunjungan.

Dengan segala proses yang ditempuh, sedikit demi sedikit daya tarik wisata Setigi sudah mulai normal kembali. Saat ini, rata-rata pengunjung per minggu sekitar 5.000 orang.

Selama masa pandemi, aparat desa memilih untuk tidak memberhentikan 53 pegawai yang berasal dari Desa Sekapuk. Abdul Halim meminta mereka berinovasi dengan harapan dapat meningkatkan jumlah pengunjung dengan berbagai atraksi.

Saat pertama kali dibuka, wahana di Setigi sudah cukup banyak. Kini setelah COVID-19 mereda, wahana dan spot foto baru bermunculan. Keganasan virus corona dijadikan sebagai pendorong para pengelola untuk berbenah.

Dari beberapa wahana yang ada saat ini, pengunjung diajak untuk terpacu adrenalinnya di ATV atau motor Melacak di halaman ketika Anda baru saja memarkir kendaraan.

Di luar juga terdapat tangga, kemudian kafe berbentuk perahu dan deretan warung UKM. Hamparan luas bekas tambang batu kapur juga memanjakan mata.

Di tempat parkir mobil dan motor juga ada ayunan, more tempat foto sepeda hias penuh bunga.

Di pintu masuk, kita dipaksa untuk menyeberangi sebuah gua yang disebut Terowongan Kebahagiaan. Setelah keluar dari goa, hal pertama yang Anda lihat adalah deretan warung makan yang menawarkan berbagai makanan dan minuman.

Kemudian ada panggung yang terbuat dari bebatuan, tempat duduk santai, gazebo, tugu Setigi, hingga Danau Zamrud yang memiliki bebek-bebekan sepeda air. Tiketnya seharga Rp 10.000 selama 10 menit dan makanan ikan ditaburkan di danau. Harganya Rp 3.000 per gelas plastik.

Ada juga Kolam Banyu Gentong, Pemandian Hijaber, Nogo Giri Pancoran, Gua Pancawarna, Museum Batu Krast dan Watu Match.

Yang terbaru ada tempat Foto dari balon udara panas dengan tambang batu kapur aktif di latar belakang.

Wahana baru lainnya yang masih buka lima bulan lalu adalah JBK atau Jorongan Batu Krast. Yaitu, tempat biasa orang mendorong (menambang menggunakan linggis), di daerah kapur.
Suasana perbukitan kapur di kawasan desa wisata Setigi di Desa Sekapuk, Kabupaten Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, Selasa (28/9/2022). ANTARA/Fiqh Arfani


Meningkatkan ekonomi kerakyatan

Sejak dibuka hingga saat ini, Setigi tidak diperbolehkan memiliki karyawan atau usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) dari luar desa Sekapuk.

Fokusnya secara khusus pada kesejahteraan penduduk setempat. Dan hasilnya luar biasa, kebijakan tersebut mampu meningkatkan taraf hidup penduduk desa.

Untuk kios cinderamata ada 31 unit yang merupakan jumlah yang sama dari RT di Desa Sekapuk. Peredaran uang dari tempat wisata ini rata-rata Rp 400 juta per bulan.

Berbagai macam barang dijual. Selain oleh-oleh dan kaos khas Setigi, topi dan kacamata paling banyak dikunjungi pengunjung. Wajar saja, di sana sangat panas karena dikelilingi perbukitan kapur.

Namun, wahana dan tempat foto plus pemandangan sekitar, seolah membuat kita tidak terlalu merasakan silaunya terik matahari tengah hari.

Keberadaan objek wisata Setigi ibni ini sejalan dengan kebijakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang terus berupaya menggerakkan perekonomian rakyat di segala bidang.

Salah satunya dengan memperkuat UMKM yang terbukti mampu meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian Jawa Timur.

Pada tahun 2021, koperasi UMKM di Jawa Timur akan memberikan kontribusi 57,81% terhadap PDRB Jawa Timur atau setara dengan Rs 1.418,94 triliun.

Pencapaian ini meningkat dari termin tahun 2020 yang mencapai Rp 1.361,39 triliun dengan kontribusi 57,25% dengan jumlah koperasi aktif saat ini mencapai 22.970.

Hal ini sekali lagi menegaskan bahwa koperasi dan UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Jawa Timur.

Sementara itu, berdasarkan data Kementerian UMKM RI, jumlah UMKM di Indonesia telah mencapai 64 juta dengan kontribusi PDB sebesar 61% atau Rp 574 triliun.

Sementara itu, dalam upaya memulihkan ekonomi wisatawan lokal, pengelola menggelar sejumlah kegiatan.

Penyanyi campuran Denny Cak Nan pernah tampil menghibur pengunjung.

Bertajuk “Ambyar Party 2022”, acara yang akan digelar pada 10 November 2022 ini diharapkan bisa menjadi daya tarik, sekaligus mendatangkan lebih banyak wisatawan.

Sebagai pengembangan ekonomi lokal desa, juga dibuka objek wisata baru yang terletak tidak jauh dari Setigi.

Namanya KPI atau Kebun Pak Inggih. Di sana, jenis wisata yang ditawarkan terkait dengan berbagai formasi.

Masing-masing adalah pendidikan pertanian, pendidikan perkebunan, pendidikan perikanan dan pendidikan peternakan.

Sama seperti Setigi, seluruh pegawai dan staf yang terlibat harus warga Desa Sekapuk.

Setigi hanyalah satu dari puluhan bahkan ratusan desa wisata di Bumi di Majapahit (Jawa Timur). Karena sudah membuktikan diri, Setigi harus terus menginspirasi.

Di tengah derasnya pandemi COVID-19, ekonomi kerakyatan dunia pariwisata harus tetap berfungsi. Modal inti tetap konsisten, jadi berkolaborasi, bersinergi, dan terus berinovasi.

Saatnya pariwisata Jawa Timur kembali bergulir. Program Nawa Bhakti Satya Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak bertanggung jawab. Ada JATIM HARMONI, ada juga JATIM DAYAM.

JATIM HARMONI berarti menjaga keharmonisan sosial dan alam dengan melestarikan budaya dan lingkungan, salah satunya terkait pariwisata partisipatif.

Sedangkan JATIM BERDAYA berarti penguatan ekonomi kerakyatan berbasis UMKM, koperasi dan mendorong pemberdayaan pemerintah desa. Salah satu kelilingnya adalah Sebuah Desa Sebuah Produk Sebuah Perusahaan dan Agropolitan.

Tentu saja, tur kami bangun dari keterpurukan. Percayai tur kami, kembalilah CETTAR dan bersemangat. Jatim Bangkit optimis.

Penerbit: Masukkan Mr. Astro
HAK CIPTA © ANTARA 2022

Source: www.antaranews.com

Related Articles

Back to top button