Berita Wisata

Misteri makam kuno Enrekang tempat ribuan kerangka ditata dengan hati-hati

Jakarta

Makam kuno Manduk Patinna menyimpan misteri. Di kawasan ini terdapat ribuan tengkorak yang diyakini berusia ratusan tahun.

Makam kuno Manduk Patinna terletak di desa Kadingeh, kecamatan Baraka, Enrekang. Lokasinya berjarak 2 kilometer dari pusat desa yaitu Dusun Dea Kaju.

Makamnya berada di dalam hutan, sehingga pengunjung atau wisatawan harus berjalan melewati hutan karena tidak ada akses kendaraan.

IKLAN

GULIR UNTUK MEMBATASI KONTEN

Momen detikSusel Menelusuri makam kuno Manduk Patinna, Anda bisa melihat bahwa areal makam tersebut berada di sebelah tebing yang tinggi. Saat memasuki kawasan, penjaga makam menginformasikan beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan pengunjung atau wisatawan.

“Jadi harap berhati-hati sebelum masuk ke makam ini, kita tidak boleh berbicara kasar, memegang tengkorak dan tidak banyak bercanda. Ini untuk menghormati leluhur kita,” kata penjaga makam, Yadukallan, di detikSulsel, beberapa waktu lalu.

Lokasinya yang berada di dalam hutan memberikan kesan menyeramkan bagi pengunjung. Namun pengalaman menjelajahi kawasan makam cukup seru dan menantang. Begitu memasuki area makam, deretan tengkorak, tulang, dan peti mati kuno yang tertata rapi langsung terlihat. Beberapa pembatas spot foto berupa jembatan bambu yang dibangun oleh masyarakat swadaya desa, menambah estetika ruang makan lama.

“Ada ribuan tengkorak di sini. Mungkin lebih banyak daripada di Toraja,” kata Yadukallan.

Makam Kuno EnrekangMakam Purba Enrekang (Rachmat Aradi/detikSulsel)

Selain ribuan tengkorak dan tulang belulang, warga Desa Kadingeh juga menemukan puluhan peti mati kuno di areal kuburan tersebut.

“Warga juga menemukan pusaka keluarga seperti sumpit berburu, sisir bambu tradisional, gelang dan pecahan piring tua. Semuanya disimpan di museum desa agar tidak ada yang mengambilnya,” ujarnya.

Dulunya merupakan tempat yang sakral dan belum dikunjungi

Yadukallan mengungkapkan, makam kuno itu ditemukan penduduk setempat puluhan tahun lalu. Ia mengatakan, sebelumnya, kawasan hutan tempat makam kuno Manduk Patinna berada sangat dikeramatkan oleh warga sekitar.

“Jadi dulu tidak ada yang berani masuk. Namun karena kondisi makam memprihatinkan, warga setempat berusaha menjadikannya tempat wisata. Hal ini bertujuan untuk menjaga nilai sejarah makam, bahkan desa. Kadingeh,” jelasnya.

Tak hanya itu, Yadukallan mencontohkan, beberapa meter dari lokasi makam kuno tersebut, terdapat makam muslim pertama Desa Kadingeh bernama Nene Guru Tana Malea. Menurutnya, Nene Guru Tana Malea adalah pendeta pertama di desa Kadingeh.

“Jadi di sana juga ada makam, itu Nene Guru Malea. Pendeta pertama di desa itu dan penyebar agama Islam di Enrekang. Jadi orang sering berziarah ke makam itu, biasanya kalau ada keinginan, mereka pergi jalan-jalan. ziarah,” katanya.

***

Artikel ini juga tayang di detikSulsel. Untuk mempelajari lebih lanjut, klik di sini.

Simak video “Salad Kaldu Ikan Susu, Nikmati Lezatnya Hidangan Kuliner Seafood Banten”
[Gambas:Video 20detik]
(perempuan/perempuan)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button