Berita Wisata

Mitos pohon serasi di kebun raya, foto keduanya bisa cocok?

BOGOR-RADAR BOGOR, Kebun Raya Bogor (KRB) ternyata tidak hanya menyimpan berbagai koleksi tumbuhan langka tetapi juga cerita mitos yang berkembang di masyarakat. Salah satunya, Match Tree.

Bagaimana cerita dan kisah di baliknya?

Selain mitos Jembatan Merah yang bakal bisa memutuskan sepasang kekasih. KRB ternyata punya kelebihan lain yang sangat bisa menguatkan sepasang kekasih untuk berjodoh.

Baca Juga: Pengunjung Kebun Raya Bogor Meningkat 100% Selama Libur Nataru

Aset ini adalah pohon korespondensi. Dua pohon raksasa yang letaknya berdampingan, seperti sepasang pengantin.

Kedua pohon setinggi 30 meter itu telah berdiri bersama selama lebih dari satu abad. Tak ayal banyak orang yang menyebut mereka kerabat roh.

Pohon jodoh terletak di sebelah timur gerbang utama KRB. Letaknya cukup jauh dari pintu. Tempatnya bahkan lebih cepat dijangkau dari gerbang KRB yang berseberangan dengan Rumah Sakit Siloam Bogor.

Selain tingginya menjulang tinggi pohon ini juga memiliki diameter yang sangat besar, sepertinya butuh 10-15 orang untuk memeluknya. Di sekitar pohon ini terdapat papan informasi. Di sekelilingnya juga dipasang bangku yang kerap menjadi incaran pengunjung sebagai tempat berfoto.

GM Corporate Communication Zaenal Arifin menjelaskan pohon jodoh terdiri dari dua jenis pohon, yaitu Meranti Tembaga (Shorea Leprosula) dan Ara Ratu (Ficus Albipila).

“Kedua jenis pohon ini memiliki karakteristik yang berbeda. Pohon Meranti Tembaga memiliki tekstur kulit yang lebih kasar. Inilah mengapa dia dianggap laki-laki. Sedangkan Ara Ratu memiliki kulit yang lebih halus, sehingga dianggap perempuan,” ujarnya.

Kedua pohon ini, kata Zaenal, ditanam sekitar tahun 1866 saat KRB berusia 50 tahun. Keduanya ditanam oleh pemerintah Hindia Belanda. Setelah 157 tahun, sepasang pohon ini kini menjadi pohon langka yang dikoleksi oleh KRB.

“Karena termasuk spesies langka, mereka lebih menarik perhatian para peneliti. Maka dilakukan tindakan konservasi untuk melestarikannya. Upaya penangkaran juga sudah dilakukan. Sekarang mereka sudah punya anak sendiri”, jelasnya.

Menurutnya, ungkapan boleh atau tidaknya berfoto di depan kedua pohon tersebut merupakan mitos yang berkembang sendiri di masyarakat. Terutama oleh persepsi yang berpindah dari mulut ke mulut.

Baca juga: Usai Bunga Bangkai, Suweg Tampak Mekar di Kebun Raya Bogor

“Kabarnya kalau lewat jembatan merah bakal putus. Jadi untuk menghindari itu, harus foto-foto di depan pohon jodoh. Saya enggak pernah amati juga, yang foto-foto akhirnya jodoh atau enggak,” ujarnya. sambil tertawa.

Meski ceritanya masih mitos dan belum terbukti, namun faktanya pohon jodoh menjadi daya tarik KRB. Area pohon mate merupakan tempat dimana pengunjung dapat membuat konten media sosialnya.


Reporter: Reka Faturachman

Penerbit : Imam Rahmanto

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button