Berita Wisata

Nikmati Enaknya Pulut Bakar di Tempat Wisata Ulee Lheue Kota Banda Aceh

BANDA ACEH – Ada banyak jenis masakan tradisional di Indonesia, termasuk Aceh. Beragam jenis kue basah yang enak bisa ditemukan di sekitar kota Banda Aceh, beberapa di antaranya menggunakan bahan utama ketan, salah satunya pulut bakar.

Pulut Bakar sendiri sering disebut dengan Pulot di Aceh. Selain rasanya yang enak, jajanan ini memiliki aroma daun pisang yang menggugah selera. Karena sajian gosong dibungkus dengan daun pisang muda sehingga mengeluarkan aroma yang sedap.

Pulut panggang saat ini dapat ditemukan di sekitar tempat wisata di Ulee Lheue. Uniknya, pulut disajikan dalam 3 variasi yaitu pulut original, pulut hijau dan pulut hitam dengan dua macam sambal, serikaya dan durian.

Salah satu pedagang pulut bakar di kawasan wisata Ulee Lheue, Burhan mengatakan, usaha ini sudah ia jalani selama 14 tahun sejak 2008. Menurutnya, membuat pulut yang enak dan nikmat membutuhkan tiga proses, yakni memasak ketan. dan santan dikukus, lalu dibalut dengan daun pisang dan terakhir dibakar dengan arang.

Pulut dimasak di atas wajan datar yang dibuat sendiri oleh Burhan. Foto: AJNN/Imamatunnisa Farha.

Proses pembuatan pulut memakan waktu sekitar 3 jam. Apalagi, keunggulan pulut yang dijual Burhan adalah bungkus daun pisangnya yang premium karena menggunakan daun pucuk. Cara pembakarannya juga berbeda, ketan dibakar di atas wajan datar, dan juga menggunakan kompor gas. Saat matang, daun pisang berubah warna menjadi hijau agak gelap.

Awal mula ia memiliki ide untuk menjual ketan adalah karena istrinya saat ini memiliki hobi memasak dan bereksperimen membuat ketan dengan saus yang berbeda, hingga akhirnya menemukan resep yang pas. Kemudian membuka point of sale di Ulee Lheue.

“Awalnya dibakar biasa, saya sarjana teknik, jadi saya membuat gerobak yang cukup menarik karena pulutnya dibakar di panci datar dan lebih nyaman,” kata Burhan kepada AJNN, Kamis (24/11).

Ia mengatakan, untuk pulut yang paling laris adalah varian asli dan durian yang kerap diburu warga. Untuk harga jual pulot asli dengan saus durian Rp 20.000 jika ada yang Rp 10.000. Tidak hanya menjual pulot tetapi juga ada berbagai olahan lainnya seperti pancake durian dengan harga Rp 25.000 hingga Rp 70.000 per box.

Pancake durian menjadi menu tambahan di gerai pulut panggang Ulee Lheue. Foto: AJNN/Imamatunnisa Farha.

“Alhamdulillah, karena time travel customer sudah padat, tapi pasti naik turun. Sabtu dan Minggu lebih banyak orang karena ini tempat wisata, meski di hari Minggu kami bisa berjualan dua kali lipat,” ujarnya.

Sempat mengalami jatuh bangun dalam memulai usaha karena kondisi ekonomi masyarakat terutama di masa pandemi Covid 19. Namun kini penjualan kembali naik setelah pandemi.

Saat ini pendapatannya bisa mencapai Rp 1,3 juta per hari dengan modal harian Rp 600 hingga Rp 700 ribu. Kemudian dalam sehari, Burhan bisa menghasilkan nasi bakar hingga 800-900 potong.

“Kendala saat ini karena faktor cuaca, kalau hujan susah jualan pulut karena pakai gerobak, terpengaruh juga karena tenang,” ujarnya.

Ia melanjutkan, jika tantangan saat ini banyak pesaing, namun setiap tempat yang menjual ketan memiliki keunikannya masing-masing. Inovasi terus dilakukan, apalagi di saat pulut tradisional harus tetap eksis.

“Harus terus berkembang, pulut identik dengan makanan tradisional, harus dikembangkan dengan tren saat ini, mungkin ke depan untuk kabin dan kemasan yang lebih modern,” imbuhnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button