Berita Wisata

Ombak Tinggi Pecah di Pantai Cipatuguran Palabuhanratu, Ini Dampaknya!

RBG.ID, SUKABUMI – Gelombang air laut yang tinggi menerjang pesisir Pantai Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi menyebabkan abrasi di sepanjang pantai Desa Cipatuguran Desa/Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

Pantauan di Lapangan Sempadan Pesisir Desa Cipatuguran RW 20 dan 21 tergerus beberapa meter akibat tingginya gelombang air laut kencang yang menerjang beberapa hari ini.

Baca Juga: Gelombang Tinggi Diperkirakan Terjadi di Sukabumi Selatan, Ini Jalan Satpolairud!

“Masyarakat ingin membuat pemecah gelombang. Semula setengah kilo dari pemukiman saya, sekarang terlihat pondasinya rusak semua,” kata Wahyu, Selasa (27/12/2012).

Wahyu menjelaskan, menurutnya dampak gelombang laut tinggi itu biasa saja, namun sempadan pantai sudah rusak ditambah dampak sejak dibangunnya pemecah gelombang untuk kawasan PLTU.

“Dengan dibangunnya PLTU ini kami dirugikan, karena tanah masyarakat termasuk saya hampir tergerus ombak, ombak ini lebih besar karena arus cepat menarik pasir, kalau tidak ada tidak ada. pemecah gelombang, PLTU menang ‘tidak cepat’ jelasnya.

“Awalnya tanah ini dari pantai jauh, hampir setengah kilo, sekarang lihat sendiri sudah sampai ke tanah ini,” lanjutnya.

Untuk itu, kata Wahyu, warga Desa Cipatuguran RW 20 dan 21 berharap ada tanggul besar mirip Batu Bintang yang bisa memecah ombak di PLTU tersebut. Penyebabnya, selama ini belum ada penanganan, namun karena membangun tanggul dengan menggunakan geobag selama ini kurang efektif.

“Ya tanggul ini tidak efektif, seharusnya PLTU membuat tanggul dengan batu bintang agar masyarakat bisa tenang kan? efektif,” terangnya.

“Masyarakat ingin tanggul besar kalau perlu bintang rock agar masyarakat aman. Kalau tidak masyarakat Cipatuguran ingin santai karena sudah resah di sini. ada kompensasi dari PLTU saya akan pindah, sudah hampir 40 tahun saya tinggal di sini,” ujarnya.

Sementara itu, Kasatpolairud Polres Sukabumi, AKP Tenda Sukendar, kerusakan sempadan Pantai Cipatuguran merupakan akibat dari kondisi cuaca ekstrim yang melanda dalam dua minggu terakhir dimana kondisi laut atau gelombang cukup parah.

Menurut Tenda, kejadian itu sendiri, berdasarkan hasil pantauan dan laporan, bermula pada Kamis (22/12/2022) sekitar pukul 14.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

“Memang saat itu angin bertiup cukup kencang dari laut ke darat sehingga menimbulkan gelombang yang cukup tinggi dan menerjang beberapa pantai di beberapa tempat di sekitar Pantai Cipatuguran, Batu Bintang. Ada rumah-rumah, warung di sepanjang jalan pantai yang terkena dampak abrasi, ada 4 rumah yang terdampak dan sebagian dapur tempat barang-barang tergerus ombak,” imbuhnya.

Tenda Sukendar mencontohkan, berdasarkan pantauan, rata-rata ketinggian air laut di pantai selatan adalah 2,5 sampai 4. Bisa naik atau naik tergantung cuaca, seperti hembusan angin kencang yang menambah tinggi gelombang.

“Juga berdasarkan BMKG kami mendapatkan cuaca ekstrim ini hingga 1 Januari, kemarin tanggal 26 hingga 1 nanti cuacanya mencapai 2,5m hingga 4m untuk tinggi gelombang”, katanya.

Baca juga :

Untuk itu, lanjut Tenda, sebagai bentuk antisipasi, hampir setiap hari jajarannya melakukan survei lahan, mulai dari pantai Cipatuguran Batu Bintang hingga istana kepresidenan Citepus, melewati ruang hijau Citepus, hingga di pantai Cisolok.

“Berdasarkan fakta dan prediksi BMKG kemarin, kami menghimbau kepada nelayan, wisatawan dan juga masyarakat pesisir Palabuhanratu. Bagi nelayan tidak memaksakan diri melaut dan wisatawan tidak memaksa mandi di pantai dan bagi yang tinggal di dekat pantai agar tidak tidur nyenyak, selalu waspada, dan bila perlu ada kerabat terdekat untuk menghindari evakuasi sementara,” imbuhnya.(Cr2).

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button