Berita Wisata

Pantai Indah Ayam dan Legenda Batu Kepala Anjing

Laporan wartawan TRIBUNFLORES.COM, Paul Kebelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Nama Pantai Kokang memang tidak setenar objek wisata lainnya di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores). Namun kenyataannya, destinasi wisata di Desa Ojan Detun, Kecamatan Wulanggitang ini menjadi incaran wisatawan lokal.

Terletak di sisi selatan wilayah Flores Timur. Jaraknya kurang lebih 55 kilometer dari kota Larantuka dan dapat ditempuh dalam waktu 70 menit menggunakan kendaraan roda dua atau empat.

Sabtu 5 November 2022, Sandy Jehadu (27) berkesempatan menjajal Pantai Kokang dengan Honda Matic Beat Streat warna hitam miliknya. Sandy duduk di salah satu atap jerami yang terbuat dari kayu. Dia mengeluarkan ponselnya, mengambil foto dan video untuk diunggah ke platform media sosial.

Tanpa disadari, Pantai Kokang rupanya belum terjamah oleh jaringan internet. Sandy mencoba signal dancing di beberapa titik pantai dengan harapan dapat menangkap signal. Namun usahanya sia-sia setelah hampir satu jam mencoba.

Baca Juga: Perayaan G20, Pimpinan dan Staf Larantuka Rutan Relaxing Walk di Kota Larantuka, Flores Timur

Sekitar pukul 11.00 WITA, seorang pria berkulit gelap berbaju biru lengan pendek kemudian berjalan menuju sebuah batu besar yang berjarak 200 meter dari lopo tempatnya duduk. Tumpukan batu seukuran rumah ini dikenal dengan nama ‘Watu Ahu’ yang artinya Batu Anjing.

Sandy berfoto dengan posisi menghadap ke laut Sawu. Salah satu gambar yang membuatnya terpesona adalah percikan air asin dari celah-celah bebatuan.

“Masalahnya di sini tidak ada internet. Mudah-mudahan Telkomsel Tower datang ke sini agar warga bisa mengakses dan mempromosikan potensi wisatanya,” ujarnya di atas Watu Ahu.

Kepala Desa Ojan Detun Yohanes Nani Ipir mengatakan Watu Ahu menyimpan cerita sejarah tentang seorang pemburu bernama Mahing Rotan yang selalu membawa anjingnya untuk mencari buruan.

Baca Juga: Ratusan Narapidana Ikuti Tes HIV dan AIDS di Larantuka Larantuka, Flores Timur

Saat kembali ke rumah dengan rusa yang diburunya, katanya, Mahing bertemu dengan seorang pria seusia bernama Klatan, warga desa Hewa.

Klatan yang sedang asyik memancing tiba-tiba mengambil seekor rusa dan membunuh anjing Mahing dan membuangnya ke laut.

“Anjing itu dipenggal kepalanya lalu dia membuang tubuhnya ke laut. Sekarang dia sudah berubah menjadi batu. Kepala anjing itu tepat di depan Watu Ahu,” katanya.

Yohanes mengatakan, lokasi di sekitar Watu Ahu termasuk dalam garis keturunan pemburu warisan Mahing Rotan. Hak tersebut diperoleh dari Klatan sebagai ganti rugi atas pengambilan hasil buruan dan pembunuhan anjing Mahing.

Baca Juga: Koordinasi Keimigrasian Maumere dan Pengawasan Kapal Asing di Kabupaten Flores Timur

“Selama ini sudah diakui. Itu cerita orang Kokang tentang Watu Ahu. Dalam mantra-mantra tradisional juga biasa diucapkan di sana,” katanya.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button