Berita Wisata

Pantai Perancak dipenuhi sampah pos

Sampah plastik bercampur kayu dan ranting menutupi pantai di ujung Perancak. Puluhan siswa dan pramuka mencari sampah plastik agar tidak kembali ke laut, Minggu (11/12). (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Sampah yang dikirim dari laut terdampar di pantai Ujung Perancak pada Minggu (11/12). Selain sampah kayu dan ranting, banyak juga sampah plastik yang sebagian besar merupakan kemasan makanan dan minuman. Kondisi ini kerap terjadi di pantai-pantai yang masuk dalam kawasan tujuan wisata (DTW) Perancak. Pantai ini berada di dekat muara Sungai Perancak yang berbatasan dengan Desa Perancak dan Desa Pengambengan.

Bahkan, di sekitar bantaran Sungai Perancak menuju Pantai Ujung sudah banyak dijumpai warung makan wisata yang menyajikan makanan laut khas Pantai Jembrana. Hanya saja kondisi di pantai ini masih kurang terawat. Apalagi masih sering dibungkus dengan junk mail. Gerakan membersihkan sampah plastik di pantai juga sering dimotori. Keduanya melibatkan agensi untuk generasi muda. Seperti yang dilakukan puluhan pelajar dan pramuka, Minggu (11/12) sore. Siswa terlihat membawa tas mengumpulkan sampah plastik bercampur pasir dan kayu. “Kami mengajak para siswa dan penegak hukum pramuka untuk berkontribusi dalam pelestarian alam termasuk membersihkan plastik dan sebelumnya kami mengajak mereka menanam bibit mangrove di Budeng,” kata Mabigus (majelis pembina kelompok) Pramuka Dauhwaru, Sukati.

Mahasiswa juga merasa prihatin dengan kondisi pantai yang sering dikunjungi warga saat liburan ini. Oleh karena itu mereka diajak untuk membantu membersihkan sampah plastik yang bercampur dengan pasir di pantai. Setidaknya dengan tindakan nyata ini, tanamkan jiwa peduli lingkungan. Tak bisa dipungkiri, sampah plastik dari laut terus mengalir, terutama setelah air pasang.

Presiden APINDO Jembrana Yasir berharap aksi seperti ini dilakukan secara rutin sehingga bermanfaat bagi alam dan lingkungan sekitar. Menurutnya, kawasan yang telah ditetapkan DTW, termasuk muara sungai Perancak, meliputi hutan mangrove seluas 200 hektare yang menjadi daya tarik penting bagi Jembrana. Dampak dari wisata alam ini juga akan dirasakan oleh masyarakat sekitar. Ke depan, tantangan ekonomi global akan semakin berat. Dengan berwisata dengan wisata alam tentunya anda juga harus menjaga alam itu sendiri. (Surya Dharma/ Balipost)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button