Berita Wisata

Pantau Abrasi Pantai, Menteri PPN/Bappenas Kunjungi Tramena

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, HE, M.Sc mendampingi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan (PPN/Bappenas) RI, dalam kunjungan ke Gili Terawangan

LOMBOK UTARA (NTB), Utarapost.net – Abrasi pantai atau penyusutan garis pantai yang terjadi di kawasan wisata Gili Trawangan, Meno dan Air membutuhkan kebijakan segera.

Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. H. Zulkieflimansyah, HE, M.Sc mendampingi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan (PPN/Bappenas) Republik Indonesia saat berkunjung ke Gili Terawangan. Dalam kunjungan kali ini, rombongan Menteri PPN memilih titik terdekat sebelah utara dermaga sebagai tempat kunjungan.

“Hal itu sudah menjadi keluhan masyarakat sejak lama karena data menunjukkan abrasi terjadi di empat meter setiap tahunnya. Kami sedang mengupayakan kebijakan penanganannya,” kata Gubernur Gili Terawangan, Senin (09/01/23).

Menurut Gubernur, penyebab utama terjadinya fenomena abrasi di Tiga Gili adalah karena kondisi perairan yang memiliki karakteristik gelombang dan arus yang cukup signifikan. Kondisi ini ditambah lagi dengan ekosistem bawah laut yang mulai terkikis sehingga kecepatan arus yang menerpa Kepulauan Gili tidak bisa lagi tersaring oleh ekosistem yang ada.

Pilihan penanaman mangrove di Tiga Gili, kata dia, untuk menekan laju abrasi bisa dipertimbangkan, namun tergantung topografi daerah. Memang ada beberapa titik yang tidak bisa ditanami mangrove karena menjadi tempat snorkeling atau berenang.

Sementara itu, Kabinet Khusus Menteri Bappenas Erfan Maksum mengatakan, yang terpenting adalah menata tata ruang pantai agar menyesuaikan dengan dinamika gelombang laut.Meski ada program korektif, perencanaan tata guna lahan daerah harus dipertimbangkan dengan benar.

“Sementara ada program perbaikan seperti pemecah gelombang atau penanaman mangrove, pembangunan tata ruang seperti bangunan di tepi pantai yang terlalu menonjol juga menjadi penyebab dan perlu dikembangkan,” jelas Erfan.

Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, katanya, setiap tahun terjadi pengikisan pantai akibat gelombang pasang di ketiga pulau tersebut. Abrasi yang cukup ekstrim terjadi di bagian timur Gili Air, bagian utara Gili Trawangan dan bagian selatan atau depan pelabuhan Gili Meno.

“Kami juga melakukan pengukuran dari pantai ke daratan. Sejak tahun 2002 turun 60 meter,” jelasnya lebih lanjut.

Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah segera mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi ancaman abrasi di destinasi wisata kelas dunia tersebut. (fie)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button