KARO – Dianggap sebagai daerah penghasil buah-buahan dan sayuran berkualitas, Kabupaten Karo juga seolah tak pernah gagal menampilkan keindahan. Salah satunya adalah Taman Bunga Seribu di Desa Raya, Kabupaten Karo.
Desa Raya sudah tidak asing lagi di telinga. Jika membuka kilas balik cerita, nama Desa Raya awalnya berasal dari salah satu nenek moyang marga Karo, Togan Raya.
Togan Raya dikisahkan sebagai manusia pertama suku Karo yang datang dari India. Togan Raya adalah orang yang sangat dihormati karena kesaktiannya karena apa pun yang dia katakan pasti akan menjadi kenyataan.
Lambat laun, Togan Raya membentuk keluarga dan desa di sekitar tempat tinggalnya. Untuk menghormatinya, wilayah tempat mereka dinamai adalah Raya.
Saat ini, Taman Seribu Bunga menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi wisatawan setiap hari untuk menikmati keindahan alam. ribuan bunga. Warna natural bisa memanjakan mata dan membuat betah berlama-lama.
Replika Jembatan Clifton Inggris (foto: josua)
Dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Arih Ersada Raya, lautan bunga ini selain indah juga memiliki sentuhan kreativitas.
Keberadaan replika Menara Eiffel di Paris, Prancis dan Jembatan Clifton di Inggris, menjadi daya tarik yang diburu untuk difoto.
Jadilah tempat itu menambah koleksi tujuan Wisata dengan cita rasa Eropa di Karo.
Aneka masakan kuliner lokal juga banyak dijual oleh masyarakat sekitar destinasi wisata ini. Aksesibilitas menuju objek wisata ini juga sangat baik, so
dapat ditempuh dengan dua atau empat roda.
Replika Menara Eiffel di Paris Prancis (foto: josua)
Jika Anda memulai dari kota Berastagi, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk sampai ke taman yang indah ini. Tiket masuknya juga sangat ekonomis. Dengan membayar Rp 5000, bro dan sista sudah bisa masuk ke taman ini dan menikmati semua keindahan yang ditawarkan. Area kendaraan juga sangat memadai dan memberikan kenyamanan karena keramahan masyarakat sekitar.
Keindahan destinasi wisata ini dilengkapi dengan fasilitas yang mumpuni. Di antaranya area parkir, ruang pertemuan, kafetaria, toilet umum, mushola, area selfie, spot foto, dan food court.
Sepintas, tempat ini hanya menawarkan alam dan taman bunga. Namun, ternyata ada tebing dan bukit yang menyertainya. Sehingga setiap orang semakin memiliki cara tersendiri dalam menikmati taman ini.
Tak salah jika tempat ini ditangani oleh BUMDES setempat. Ide dan sentuhan kreatif mereka membangkitkan tempat itu sebagai lautan bunga.
Jika ada pepatah mengatakan, semua akan indah pada waktunya, maka kini saatnya menikmati keindahan Jardin des Mille Fleurs. Aok bro and sista, rencanakan perjalanan anda untuk melihat keindahan yang sesungguhnya.
Pengarang: Joshua Siburian
Penerbit: Mahadi Sitanggang
Source: www.ninna.id
