Berita Wisata

Pemangku kepentingan pariwisata diundang untuk mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan

INDOPOS.CO.ID – Pembukaan program pelatihan tahap pertama yang merupakan bagian dari Tourism Awareness Campaign 5.0, bagi pemangku kepentingan pariwisata di kawasan Danau Toba, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), mengundang semua pihak untuk bekerja sama dan beradaptasi untuk memenuhi berbagai perkembangan dan kebutuhan baru dalam mencapai pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, termasuk yang terkait dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di desa-desa wisata di sekitar kawasan Danau Toba.

Dalam pembukaan program pelatihan sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan potensi desa wisata dapat digali melalui dua aspek, yaitu produk wisata seperti potensi alam dan budaya, serta potensi manusianya. aspek sumber daya pariwisata. .

Sandiaga mengatakan pihaknya berperan strategis dalam menghadirkan desa wisata berbasis pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism), dengan mengedepankan inovasi, adaptasi dan kolaborasi.

“Inovasi, adaptasi dan kolaborasi menjadikan desa wisata mandiri dan berdaya saing, serta dapat menjadi lokomotif kebangkitan ekonomi sektor pariwisata di pedesaan dan tidak hanya di perkotaan”, jelasnya beberapa waktu lalu.

Sejalan dengan ketiga konsep tersebut, saat membuka pelatihan tahap pertama di kawasan destinasi super prioritas Danau Toba, meliputi Kabupaten Karo, Kabupaten Toba, dan Kabupaten Tapanuli Utara, Pj Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Frans Teguh, lebih lanjut menggarisbawahi pentingnya adaptasi agar langkah yang diambil relevan dengan perkembangan pariwisata saat ini.

“Ada kebutuhan baru yang harus kita perhatikan agar pariwisata kita lebih berkualitas dengan produk yang lebih inovatif, kualitas pelayanan yang lebih prima dan pengelolaan pariwisata yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya, Rabu (21/9).

Frans Teguh mencontohkan, saat ini orientasi pengembangan sektor pariwisata lebih mengarah pada pengembangan pariwisata yang berkualitas, dimana sumber daya manusia berperan besar dalam memberikan pengalaman terbaik kepada wisatawan melalui keterampilannya.

“Kompetensi pelaku pariwisata meliputi peningkatan keterampilan (capacity/aptitude), menambah pengetahuan (knowledge) dan membangun sikap profesional (professional behavior),” jelasnya.

Program pelatihan inovasi produk pariwisata dan pengembangan kapasitas pariwisata dilaksanakan tahap pertama di kawasan Danau Toba, pada 21-27 September 2022 dengan melibatkan 90 pemangku kepentingan pariwisata dari 6 desa wisata, yaitu desa wisata Lumban Silintong, Siboruon dan Desa Wisata Lumban Silintong. Silalahi Pagar. Batu (Kabupaten Toba), Desa Wisata Papande (Kabupaten Tapanuli Utara) dan Desa Wisata Merek dan Tongging (Kabupaten Karo).

Pada pembukaan pelatihan, Dinas Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf yang diwakili Koordinator Substansi Pemberdayaan Masyarakat Regional 1 Desty Murniati menyampaikan bahwa peserta harus dapat memanfaatkan pelatihan tersebut, karena mereka telah terpilih untuk mewakili desa wisata yang menjadi sasaran kegiatan dari sekitar 1365 desa wisata yang ada di seluruh Indonesia.

“Jangan sia-siakan kesempatan berharga ini untuk kemajuan setiap desa wisata,” ujarnya.

Selain itu, Desty juga menyebutkan bahwa narasumber dalam pelatihan tersebut terdiri dari akademisi, praktisi dan aktivis langsung dari desa wisata yang telah melalui proses seleksi yang ketat.

“Dari ribuan pendaftar, kami memilih sekitar 32 pelatih yang benar-benar berkualitas,” jelasnya.

Pelatihan tersebut merupakan langkah lanjutan dari rangkaian program Tourism 5.0 awareness campaign yang menargetkan 65 desa wisata pada tahun 2022 dan 90 desa wisata pada tahun 2023. Pelatihan yang diberikan meliputi 3 paket yaitu: Pelatihan A, tentang pengembangan inovasi produk pariwisata, Pelatihan B terkait paket wisata, homestay, masak dan oleh-oleh) dan Pelatihan C terkait kewirausahaan dan manajemen bisnis.

Setelah tahap pelatihan, selanjutnya proyek pengembangan desa wisata yang telah dilakukan oleh pelaku wisata terpilih akan dihadiri, dievaluasi dan diapresiasi bagi pelaku wisata terbaik yang melaksanakan program pembangunan desa wisata di tempatnya masing-masing.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Karo yang diwakili oleh Kabag Kelembagaan Rista Sinaga mengatakan, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah ini, diperlukan kerjasama yang kuat antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sebagai penggerak utama pariwisata.

“Pemerintah sebagai fasilitator, dunia usaha dan masyarakat sebagai pemain utama,” ujarnya.

Rista berharap upaya peningkatan kesadaran wisata di kalangan warga Danau Toba yang saat ini menjadi destinasi wisata super prioritas, dapat menjadikan mereka tuan rumah yang lebih baik bagi wisatawan dan membantu meningkatkan kesejahteraan warga setempat.

“Selain meningkatkan kesadaran wisata juga menciptakan iklim pariwisata yang kondusif, dan masyarakat dapat merasakan manfaat dari kegiatan wisata, dengan menerapkan unsur-unsur sadar wisata yaitu Excellent Service, Sapta Pesona dan CHSE”, tambahnya. (SCI)

Source: www.indopos.co.id

Related Articles

Back to top button