Banyuwangi (ANTARA) – Setelah dua tahun pandemi COVID-19, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur kembali menggelar festival mancing yang diikuti sekitar 540 nelayan dari berbagai kota di Indonesia.
Lomba mancing yang digelar di Pantai Grajagan, Banyuwangi, Minggu (25/9), tidak hanya menarik minat peserta dari Banyuwangi tetapi juga antusiasme dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Lombok, Surabaya, Madura, di Sumatera.
“Ternyata peserta yang mengikuti lomba mancing kali ini menyalip festival sebelum pandemi, bahkan ada yang dari Sumatera,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Menurutnya, festival mancing ini merupakan bagian dari pengembangan sport tourism di Banyuwangi. Pantai Grajagan yang berbatasan langsung dengan laut Indonesia dikenal sebagai tempat pemancingan karang yang terkenal di Indonesia.
“Banyuwangi memiliki garis pantai terpanjang di Jawa Timur, potensi baharinya sangat besar. ‘Festival Memancing Banyuwangi’ adalah upaya kami untuk meningkatkan minat wisatawan, terutama pemancing di seluruh nusantara”, kata Ipuk.
Ada pula seorang nelayan ternama Indonesia yang juga menjadi pembawa acara program Mancing Mania, Cepi Yanwar. Menurutnya, potensi perikanan di Banyuwangi sangat variatif dan melimpah.
“Kita bisa melihat para pemancing menangkap berbagai jenis ikan besar dari Belitong, Kerapu hingga Barracuda. Saya senang bisa menyatukan komunitas nelayan Indonesia di Pantai Grajagan,” kata Cepi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi Alief Rahman Kartiono mengatakan festival tersebut diikuti 108 tim yang sebagian besar berasal dari luar Banyuwangi.
“Peserta melebihi ekspektasi. Sebelumnya kami hanya menargetkan 90 tim, ternyata yang mendaftar mencapai 108 tim dengan total 540 peserta. Spot diketahui sulit karena tantangan seperti serangan karang,” kata Alief.
Ikan terbesar diperoleh tim Kuman dengan hasil tangkapan ikan Belitong seberat 11,7 kilogram.
Source: jatim.antaranews.com
