Berita Wisata

Pengunjung Wisata Mangrove Nona Bancaran, Kepala Dinas Pariwisata Bangkalan: kondisinya masih memprihatinkan

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Keinginan masyarakat pengunjung akan keindahan pemandangan Pantai Wisata Mangrove di kawasan Kota Bangkalan, tepatnya Jalan Raya/Desa Bacancaran tak terbendung.

Setelah diresmikan pada pertengahan Januari 2021 lalu, objek wisata alam ini memang ditutup selama hampir tiga tahun akibat pandemi Covid-19.

Menanggapi keinginan para pengunjung tersebut, pada awalnya Pj Bupati Bangkalan Drs Mohni MM langsung menggelar rapat koordinasi (rakor) di ruang rapat Bupati, Selasa (10/1/2023).

Selain dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bangkalan, Mohni juga memperkenalkan sejumlah instansi terkait serta Forum Corporate Social Responsibility (CSR).

“Setelah rapat koordinasi, sesuai arahan dan arahan Plt Bupati dan Sekda Pak, saya dan tim langsung melakukan survei lokasi dan melihat situasi dan kondisi wisata mangrove di Bancaran ternyata kondisinya rusak parah, belum bisa dibuka,” kata Kepala Dinas Pariwisata Bangkalan H Moh Hasan Faisol.

Baca Juga: Polisi Bangkalan Gadungan Ternyata Playboy, Bikin Wanita Sidoarjo Lain Menangis

Titik kerusakan terjadi pada jembatan apung yang menembus hutan mangrove, gazebo tempat pengunjung dapat mencicipi berbagai kuliner khas Bangkalan, dan beberapa tempat pendukung lainnya. Di bawah pengelolaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bancaran, Wisata Mangrove Bancara merupakan salah satu destinasi wisata alam di wilayah Kota Bangkalan.

Faisol menjelaskan penutupan Wisata Mangrove Bancaran selama hampir 3 tahun karena beratnya pandemi Covid-19 berdampak negatif terhadap fasilitas pendukung. Bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini seperti banjir dan angin puting beliung, dihantam gelombang besar juga menimbulkan kerusakan.

“Itu tidak dapat dibuka kembali kecuali ada perbaikan dan rekonstruksi. Sebelum pandemi Covid-19, tempat ini ramai pengunjung. Pengunjung diminta bersabar. Dengan CSR, kami berkomitmen membangun kembali Wisata Mangrove Bancaran,” jelas Faisol.

Selain Wisata Mangrove Bancaran, Pemerintah Kabupaten Bangkalan juga meresmikan Taman Pendidikan Mangrove (TPM) di Desa Labuhan, Kecamatan Sepulu pada 1 Agustus 2019. Peresmian TPM tersebut dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bangkalan sebagai respon atas tingginya masyarakat. ekspektasi setelah wisata alam pesisir sempat vakum selama kurang lebih 20 bulan.

Pemerintah Kabupaten Bangkalan bersama Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore (PHE WMO) dan masyarakat desa Labuhan berkomitmen untuk menjaga keseimbangan ekologis di TPM yang mulai dikembangkan pada tahun 2013. Lebih dari 10.000 mangrove ditanam di sebuah seluas sekitar delapan hektar.

Faisol menambahkan keindahan wisata mangrove Bancaran juga tidak kalah dengan mengunjungi TPM desa Labuhan. Pengunjung sama-sama disuguhkan wahana atau pemandangan menarik sambil berjalan di atas jembatan menembus hutan mangrove.

“Ada juga perahu yang disiapkan untuk membawa pengunjung menyusuri Sungai Bancaran hingga memasuki Sungai ‘Amazon’ di Long Geladak di desa Kramat. Nelayan maniak juga bisa menikmati suasana pantai dan laut yang sangat eksotis,” pungkas Faisol.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button