Berita Wisata

Perawatan abrasi, Syarifatul menyebut terhalang aturan

TANJUNG REDEB– Abrasi yang terjadi di beberapa objek wisata di Bumi Batiwakkal menjadi sorotan Wakil Presiden I DPRD Berau, Syarifatul Sadiah. Ia mengatakan, pemerintah daerah terus berupaya menangani abrasi tersebut.

Politisi Partai Golkar ini mengaku perjuangan mencegah abrasi terus berlanjut, mengingat pulau-pulau di lepas pantai Bumi Batiwakkal merupakan salah satu andalan sektor pariwisata Berau.

Dikatakannya, tidak boleh rusak karena setiap tahun pasir bergerak secara alami sehingga berpotensi merusak sejumlah fasilitas yang telah dibangun, seperti yang ada di Pulau Derawan yaitu lapangan voli pantai, bekas Pekan Olahraga Nasional Kaltim. (PON) dan landasan helikopter.

“Sangat disayangkan, sejumlah fasilitas yang telah dibangun justru menghilang di bawah permukaan laut,” katanya, Rabu (2/11/2022).
Abrasi tidak hanya terjadi di Pulau Derawan, titik abrasi lainnya terdapat di Kecamatan Bidukbiduk dan Desa Payung-Payung di Pulau Maratua. Jika abrasi terus terjadi, bukan tidak mungkin akan merusak fasilitas masyarakat yang ada di pantai.

“Setidaknya harus ada pemecah gelombang yang ditempatkan di sepanjang bibir pantai untuk mencegah abrasi,” jelasnya.

Dikatakannya, pemerintah daerah dan DPRD Berau telah berjuang mengatasi abrasi, namun hal itu belum tercapai karena terkendala regulasi yang ada. Selain itu, penanganan di wilayah pulau tidak menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Berau. “Kewenangannya ada di pemerintah pusat, jadi tidak banyak yang bisa kami lakukan,” katanya.

Meski demikian, diakuinya jika kewenangan itu berada di bawah naungan pemerintah daerah, bukan tidak mungkin penanganan dan pencegahan abrasi sudah dilakukan sejak lama. Pihaknya dan eksekutif kerap mendatangi pemerintah pusat untuk melaporkan kondisi abrasi di beberapa pulau di Kabupaten Berau.

“Kalau bisa, pasti manipulasi itu sudah dilakukan selama beberapa tahun,” lanjutnya.

Ia menambahkan, titik terang pengelolaan abrasi mulai terlihat karena Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan V akan melakukan perencanaan pada 2023 dengan tujuan mencegah abrasi yang terjadi di Pulau Derawan.

“Ini penting dilakukan, karena tanpa perencanaan, suatu pekerjaan tidak akan berjalan dengan maksimal,” pungkasnya. (Des/Rat)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button