Berita Wisata

Pesona Desa Banyubiru, salah satu kawasan penunjang pangan di kabupaten…

LANGIT7.ID, Kab. semarang – Desa Banyubiru di Kabupaten Semarang terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Meski letaknya tidak jauh dari kota, namun desa Banyubiru masih memiliki potensi alam yang alami.

Udaranya masih segar dengan potensi alam yang masih terjaga. Cocok sebagai tempat mencari ketenangan setelah lelah bekerja di kota.

Potensi alamnya berupa hamparan sawah subur yang luas, sungai yang jernih dan keindahan hamparan rawa-rawa yang luas serta pepohonan yang rimbun.

Baca juga: Menparekraf Jadikan Danau Toba Destinasi Wisata Kelas Dunia

Secara geografis, Desa Banyubiru terletak di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dengan jumlah penduduk kurang lebih 8.746 jiwa. Desa ini juga dikenal sebagai daerah yang memiliki persawahan subur yang luas dan termasuk daerah penyangga padi di Kabupaten Semarang.

Tak hanya itu, dengan luas sekitar 574,43 hektar, Desa Banyubiru termasuk sejumlah destinasi wisata terkenal di Kabupaten Semarang seperti Rawa Pening, Bukit Cinta, Puncak Gunung Kendil, Curug Curug Bolodewo, dll.

Mayoritas penduduk desa Banyubiru bekerja sebagai petani. Baik itu petani padi, pohon karet atau pohon aren yang kemudian akan disulap menjadi gula aren. Selain itu, mata pencaharian lainnya adalah para nelayan yang memanfaatkan potensi Rawa Pening.

Kepala Desa Banyubiru, Sri Anggoro Siswaji mengatakan bahwa masyarakat Desa Banyubiru, dalam suasana globalisasi ini, harus sangat memahami penggunaan komputer, terutama dalam hal kegiatan pemerintahan maupun pembangunan ekonomi.

“Sebenarnya banyak yang harus dilakukan dan harus bekerja sama dengan lembaga-lembaga di desa, terutama Karang Taruna. Dimana Karang Taruna adalah potensi besar yang menguasai IT,” kata Anggoro di acara YouTube Bumi Perdikan Banyubiru. dikutip Kamis. (3/11/2022).

Baca Juga: Kampung Kaki Air Terkenal dengan Wisata Kuliner Bahari dan Alamnya

Anggoro mengatakan selain IT, kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di desanya dapat diselenggarakan oleh Bumdes, dimana desa ini memiliki banyak potensi seperti eceng gondok, telur asin dan tempe yang telah menjadi sesuatu yang memiliki telah diturunkan dari generasi ke generasi.

“Lalu ada juga sektor peternakan, ada sapi dan kambing. Dan tentunya kita tidak meninggalkan sektor pertanian sebagai kawasan agraris, tentunya semua ini harus terintegrasi dalam satu sistem scanning agar masyarakat lebih terlayani. cepat,” harapnya.

(lembut, lembut)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button