Berita Wisata

PKM Universitas Islam Bandung, Inovasi Pekerjaan Tanah untuk Mata Air Sirah Cai Cipelang, Desa Cipamekar

TRIB

1 Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Islam BandungTim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Islam Bandung

UNJABAR.ID, Bagi pecinta wisata musim semi, tentunya nama Sirah Cai Cipelang yang terletak di Desa Cipamekar Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang sudah tidak asing lagi.

Sumbernya sangat jernih dan kesegarannya tiada tara di sebuah bukit kecil di antara rimbunnya pepohonan di sekitar sumber ini. Ada akar yang sangat panjang menjuntai dari pohon ‘jajawai’ yang besar (sejenis pohon beringin yang sangat besar).

2 Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Islam BandungTim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Islam Bandung

Lebih menarik lagi, limpasan dari mata air mengalir ke sungai dan menjadi air terjun dan terus mengalir ke sungai untuk mengairi sawah.

Sungguh menakjubkan pemandangan sawah berbentuk kolam batu yang indah menjadi pemandangan indah yang bisa dinikmati dari atas. Saat ini, fasilitas wisata sudah dilengkapi dengan kolam renang dan sejumlah warung makan ala kadarnya. Mayoritas wisatawan yang datang dari daerah sekitar dengan harga tiket yang sangat terjangkau.

3 Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Islam BandungTim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Islam Bandung

Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Islam Bandung yang diketuai oleh Prof. Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si., melakukan analisis SWOT terhadap keberadaan tempat wisata tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan Sirah Cai Cipelang adalah anugerah alam berupa air yang sangat jernih, segar bagi tubuh dan bagi mata. Suaranya menyejukkan telinga.

4 Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Islam BandungTim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Islam Bandung

“Selanjutnya keberadaan BUM Desa Tirta Mekar yang sudah berbadan hukum memiliki kewenangan penuh dalam pengelolaan tempat wisata tersebut. Namun dibalik aset tersebut terdapat kelemahan yang utama adalah akses menuju lokasi mata air, jalan kecil yang curam. .

Lingkungan destinasi tidak tertata dengan baik, area parkir terbatas, area penjualan tiket terlihat kumuh, warung jajan terlihat ada.

Kolam mata air tidak terawat dengan baik, kolam model standar tanpa fasilitas tambahan. Menyadari adanya destinasi wisata seperti ini, ada kemauan dari pihak manajemen BUM Desa untuk mengembangkannya,” ujar Prof. Atith.

Source: jabar.tribunnews.com

Related Articles

Back to top button