Berita Wisata

Politeknik Bali Bantu Pasarkan Desa Wisata Dukuh Penaban

AMLAPURA, NusaBali – Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali Program Studi Manajemen Pariwisata menggelar pengabdian masyarakat di Obyek Wisata Museum Pustaka Lontar, Dukuh Bukit Ngandang Banjar, Desa Adat Dukuh Penaban, Kabupaten Karangasem, Minggu (4/12).

Poltekpar berjanji akan membantu memasarkan desa wisata, desa adat setempat.

Pengabdian tersebut melibatkan dosen dan mahasiswa dari semester III Program Studi Pariwisata (MKP), khususnya dari mata kuliah Ekowisata. Pengabdian tersebut dikoordinir oleh Dewa Ayu Made Lily Diana Sari dan Ida Bagus Putra Negara, melibatkan 7 guru dan 26 siswa.

Pengabdian pertama di lokasi yang sama dilaksanakan pada 17-18 September 2022, berupa pelatihan pengelolaan desa wisata di desa adat Dukuh Penaban. Kegiatannya antara lain membantu pembuatan brosur yang berisi tentang potensi desa wisata, pengelolaan desa wisata dan pemasaran.

Kegiatan Minggu lalu, evaluasi brosur yang diterbitkan, diawali dengan jalan-jalan keliling tempat wisata. Setelah itu, guru dan siswa diberikan penjelasan tentang cara membuat ejection paper. Petugas Museum Perpustakaan Lontar Ni Kadek Candrawati memberikan panduan pembuatan kertas lontar.

Ia menjelaskan teknik pembuatan kertas lontar dengan memilih daun lontar yang tidak terlalu muda dan juga tidak terlalu tua. Lalu dipotong sesuai ukuran lalu ditemper. Setiap kali air rendaman pelepah kurma menjadi keruh dan berbau tidak sedap, maka harus dilakukan pergantian air. Begitu seterusnya hingga tiga minggu, hingga air rendaman terakhir bersih.

Kemudian keringkan daun lontar tersebut. Setelah kering, rebus daun lontar, lalu jemur kembali di bawah sinar matahari, hingga kering. Selanjutnya peras daun lontar agar lurus, lalu isi lubang-lubangnya dan terakhir buat sepatu atau gambar garis pada daun lontar menggunakan bahan terong hutan untuk memudahkan menulis aksara Bali.

Usai mendapat penjelasan, Candrawati mengajak guru atau siswa menulis aksara Bali di lembaran lontar untuk merasakan langsung aksara Bali. “Tolong tulis nama atau pesan di daun lontar, pakai aksara Bali,” pinta Candrawati.

Selain itu, para siswa mendapatkan pelatihan menganyam saab, juga menggunakan daun lontar, di bawah koordinasi petugas Museum Perpustakaan Lontar Ni Luh Sari.

Peserta bhakti saat makan siang juga dapat disajikan nasi gibungan yang disantap bersama secara bersila dengan daun lawar Jepang yang menjadi ciri khas obyek wisata Perpustakaan Lontar. Karena setiap turis yang memesan makan siang mendapat suguhan.

Dewa Ayu Made Lily Dina Sari mengatakan, pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk membantu memasarkan Desa Wisata Desa Adat Dukuh Penaban hingga selesai. “Mulai membantu pembuatan brosur, teknik pemasaran dan manajemen digital, media konvensional tetap dibutuhkan,” ujarnya.

Deposito Desa Adat Dukuh Penaban I Nengah Sudana mengapresiasi bantuan dari Politeknik Pariwisata Bali. “Hanya perlu dikoreksi di brosur, sehingga brosur itu diberi judul lontar lontar. Kalimat lontar harus ditulis dengan aksara Bali, bukan aksara lontar,” pintanya.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button