Berita Wisata

Potensi wisata bawah laut di perairan nusantara

JAKARTA – Sebagai negara maritim, laut Indonesia memiliki banyak cerita dan cerita. Perairan Nusantara yang pernah menjadi jalur perdagangan dunia memiliki potensi wisata bawah laut yang menarik untuk dikembangkan, salah satunya berasal dari kapal yang tenggelam.

Rachma Fitriati, Pakar Daya Saing Daerah, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (UI), berpendapat bahwa penenggelaman kapal kargo (BMKT) dari kapal purba sebagai peninggalan sejarah dapat dijadikan sebagai wisata dunia.

“BMKT kapal tua yang mengalami kecelakaan menjadikannya sebagai situs peninggalan sejarah dan bawah laut yang tak ternilai harganya, serta potensi wisata bahari kelas dunia,” kata Rachma seperti dikutip Antara, Jumat (30/9).

Seperti yang telah dilakukan di perairan Tidore, tepatnya di desa Tongowai dimana pemerintah setempat berencana untuk mengganti guci kuno di lokasi kapal Spanyol yang tenggelam pada abad ke-16 di perairan tersebut.

“Kami percaya jika guci-guci ini dikembalikan ke dasar laut tempat awalnya ditemukan yaitu Situs Warisan Bawah Laut Desa Tongowai, akan menjadi objek wisata selam yang unik dan menarik, karena tidak ditemukan di situs menyelam lain di dunia. .

BMKT memiliki potensi wisata bahari yang besar, kata Rachma, seperti puluhan kapal keramik wine yang menjadi lokasi kapal karam Peristera dari abad ke-5 SM. Situs ini telah menjadi daya tarik menyelam di Parthenon Underwater Museum, Yunani, yang sangat diminati wisatawan.

“Jika ini terjadi, maka ke depan Museum Bawah Laut Tidore akan menjadi satu-satunya Museum Bawah Laut BMKT di Indonesia yang berisi puluhan guci sisa kapal Spanyol yang tenggelam pada abad ke-16,” kata Rachma.

Pemerintah Kota Kepulauan Tidore aktif menggalakkan wisata bahari dan berencana membangun museum bawah laut.

Wali Kota Tidore Kepulauan Ali Ibrahim mengatakan pihaknya terus mengkaji dan mempersiapkan potensi wisata museum bawah laut BMKT di wilayah tersebut. Selain itu, di perairan Tidore terdapat meriam Portugis buatan Makau oleh pembuat meriam terkenal Portugis Manuel Tavare dan puluhan guci peninggalan kapal Spanyol yang tenggelam pada abad ke-16.

“Senjata dan guci ini diangkut ke daratan pada 1990-an. Sayangnya, guci ini kurang mendapat perhatian wisatawan, apalagi baru disimpan di gudang milik Pemkab Halmahera pusat,” kata Ali.

Source: www.validnews.id

Related Articles

Back to top button