Berita Wisata

Produksi udang nasional 2 juta ton terhenti karena efisiensi, standarisasi dan investasi

Oleh: Hasanuddin Atjo (Presiden SCI Sulawesi)

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan peningkatan produksi udang nasional sebesar 250% dari 800.000 ton pada 2019 menjadi 2 juta ton pada akhir 2024. tindak lanjut proyek besar dalam RPJMN-2024 era 2019 Presiden Jokowi.

Target lompat ini mendapat tanggapan yang beragam. Mulai optimis, setengah optimis dan pesimis. Respon semacam ini dinilai wajar oleh sejumlah kalangan karena antara lain kinerja udang nasional selama 10 tahun terakhir berkembang sangat lambat dan cenderung stagnan.

Selain keragaman tanggapan, beberapa alasan yang mendasari tujuan peningkatan, antara lain; Iklim tropis mendukung proses budidaya sepanjang tahun, garis pantai terpanjang ke-2 di dunia dan potensi budidaya sekitar 1,5 juta hektar. Dan orang-orang pantai tahu bisnis ini.

Selain itu, pasokan udang galah dunia dari hasil tangkapan alam semakin terbatas dan cenderung semakin berkurang, sehingga pengembangan budidaya perikanan menjadi basis untuk memenuhi kebutuhan yang diperkirakan bahkan kurang dari 1,5 juta ton dari kebutuhan 6 juta ton. pada tahun 2020.

Tak heran, sejumlah negara yang memiliki garis pantai berlomba-lomba meningkatkan produksi perikanan budidaya, melalui perbaikan teknologi input produksi, dukungan budaya dan regulasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pangsa pasar di pasar global dan meningkatkan pendapatan devisa.

Ekuador, India dan Vietnam merupakan negara dengan garis pantai yang relatif pendek dibandingkan dengan Indonesia. Garis pantai Equdor hanya sekitar 2.237 km, Vietnam 3.200 km, India 8.700 km dan Indonesia hampir 100.000 km, serta negara kepulauan yang sebenarnya lebih ramah lingkungan.

Meskipun pantainya pendek,
Produksi udang Ekuador pada tahun 2021 adalah 1,1 juta ton, India 0,8 juta ton dan Vietnam 0,6 juta ton. Sementara produksi Indonesia pada tahun yang sama hanya 0,5 juta ton (FAO 2021, diproses), yang sangat ironis. Sejumlah pihak berharap disparitas ini dapat menginspirasi Indonesia untuk bekerja lebih keras.

Pangsa pasar Indonesia pada tahun 2021 di pasar dunia diperkirakan mencapai 250.000 ton atau sekitar 4%, dan menyumbang hampir 40% dari total devisa ekspor produk perikanan, dari nilai 5,72 miliar dolar AS. Dan itu merupakan tantangan untuk ditingkatkan karena potensi sumber daya yang ada serta pasar yang terbuka.

Source: www.metrosulteng.com

Related Articles

Back to top button