Berita Wisata

Program ADWI tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga masyarakat, budaya dan alam

Partisipasi seluruh penggerak desa wisata sangat diperlukan agar ADWI dapat berkembang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALINEU — Penghargaan Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 kali ini mengunjungi Desa Pulau Sapi, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Delegasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) disambut hangat oleh masyarakat dan pemerintah setempat.

Kunjungan tersebut seharusnya dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno. Namun, Menteri Mas – sapaan akrab Sandiaga Uno – berhalangan hadir. Mas Menteri diwakili oleh Direktur Tata Kelola Destinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Indra Ni Tua.

Desa Pulau Sapi masuk dalam daftar 50 Desa Wisata ADWI Top 2022 setelah lolos uji standar Tim Evaluasi Juri yang terdiri dari tujuh kategori. Mereka selanjutnya akan dibimbing dan didampingi oleh mitra strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Indra Ni Tua dan rombongan bertemu dengan para tetua adat dan mengikuti prosesi penyambutan adat di dekat patung Buaya. Kemudian rombongan menyaksikan tarian selamat datang yaitu tari Riberu Bulan. Dilanjutkan dengan pertemuan dengan aparat pemerintah setempat untuk menyimak bersama penjelasan tentang potensi desa wisata tersebut.

Indra Ni Tua mengatakan, ADWI 2022 merupakan salah satu program unggulan yang mendorong kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia yang digalakkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pada tahun kedua ini, kata dia, program tersebut bertema “Kebangkitan Ekonomi Indonesia Bangkit”.

“Program tersebut harus mampu mewujudkan visi ‘Indonesia sebagai destinasi pariwisata kelas dunia yang berdaya saing global, berkelanjutan dan mampu memajukan pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat,’” ujarnya dalam keterangan yang diterima. Republika.co.idSenin (10/10/2022).

Indra menjelaskan hingga 2019, pariwisata menjadi sumber devisa terbesar kedua di Indonesia, sebelum akhirnya terpuruk ke dasar akibat pandemi. Untuk meningkatkan peran pariwisata dalam kesejahteraan masyarakat, maka dibuatlah program ADWI. Program ini berbasis masyarakat, dimana yang melakukan dan merasakan manfaatnya juga masyarakat, yang berdampak sangat positif bagi kesejahteraan masyarakat.

“Tidak hanya manfaat ekonomi, tetapi juga pemeliharaan sosial budaya dan lingkungan alam juga tetap terjaga. Oleh karena itu, partisipasi seluruh penggerak di desa wisata sangat diperlukan, agar ADWI tahun depan lebih besar lagi,” jelasnya.

Bupati Malinau Jakaria mengaku bangga memiliki lahan yang luas dan kebanggaan Indonesia karena paru-paru dunia ada di Malinau, dan memiliki hutan konservasi yang indah, serta pohon terbesar di Malinau. “Kami mengapresiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang telah jauh melangkah ke perbatasan dan ke dalam negeri,” ujarnya.

Dikatakannya, desa Pulau Sapi terkenal dengan adat dan budaya yang sangat kental yaitu suku Dayak Lundayeh. Desa Pulau Sapi, berdasarkan wisata budaya ini, menonjolkan potensi seninya. Hal ini tercermin dari sering diadakannya festival budaya setiap tahunnya.

“Untuk sampai ke desa wisata Pulau Sapi, dibutuhkan waktu 16,8 kilometer atau 30 menit dari bandara Robert Atty Bessing di Malinau,” ujarnya.

Desa ini memiliki sumber daya alam seperti Sungai Gita Merengang yang terletak di bawah Pegunungan Mentarang Baru. Jika ingin menyusuri sungai yang arus airnya deras, harus menggunakan perahu panjang.

Di sini, wisatawan bisa menyaksikan pertunjukan Tari Riberu Bulan, salah satu tarian etnik yang biasa dibawakan saat menerima tamu petinggi. Kemudian ada tari Farisuka Charcoal Sisid Charcoal yang menggambarkan kegembiraan dan rasa syukur atas berkah yang melimpah.

Source: www.republika.co.id

Related Articles

Back to top button