Berita Wisata

Protes Besar di Peru Belum Berakhir, Tempat Wisata Terkenal Machu Picchu Ditutup

LIMA, KOMPAS.TV – Protes besar di Peru terhadap pemerintah masih belum berakhir dan menyebabkan penutupan tempat wisata terkenal Machu Picchu.

Pemerintah Peru mengatakan telah menutup situs tersebut pada Sabtu (21/1/2023), bersamaan dengan Inca Trail yang mengarah ke sana.

Penutupan itu dilakukan untuk melindungi warga dan wisatawan yang berada di sana.

Ratusan orang, kebanyakan orang asing, diyakini saat ini terjebak di bawah situs tersebut.

Baca Juga: Pemimpin Partai Politik Denmark Bakar Al Quran di Swedia dengan Lindungan Polisi, Turki Marah

Puluhan orang telah terbunuh oleh protes kekerasan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

Protes itu menentang pemakzulan mantan Presiden Peru Pedro Castillo dan Presiden saat ini Dina Boluarte.

Turis terdampar di Machu Picchu, setelah protes mengganggu layanan transportasi dan merusak rel kereta terdekat.

Layanan kereta api menuju venue ditutup sejak Kamis (19/1/2023).

kota dari BBCPihak berwenang bulan lalu menyelamatkan ratusan turis yang terjebak di sana selama berhari-hari.

Dalam pernyataannya, Kementerian Kebudayaan Peru mengatakan mereka yang membeli tiket Manchu Picchu akan dapat menggunakannya selama satu bulan setelah acara berakhir, atau sebaliknya.

Machu Picchu adalah benteng Inca abad ke-15 di Andes yang dinobatkan sebagai salah satu Keajaiban Dunia Baru pada tahun 2007.

Baca juga: 11 Bulan Menderita Insomnia Sangat Jarang, 16 Tahun di Rusia Akhirnya Meninggal

Benteng ini sangat populer di kalangan wisatawan, dengan sekitar satu juta pengunjung setiap harinya.

Beberapa pengunjung tiba di Manchu Picchu melalui Jalur Inka, yang merupakan pendakian beberapa hari yang populer.

.Para pengunjuk rasa di Peru menuntut pemilu baru dan menyerukan pengunduran diri Presiden Diina Boluarte, yang sejauh ini ditolaknya.

Para pengunjuk rasa juga menginginkan Castillo, yang kini dipenjara dan dituduh melakukan pemberontakan dan konspirasi, dibebaskan.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button