Berita Wisata

Pura Beji Tirta Amerta Gangga, tempat para ibu berdoa untuk kelancaran menyusui

tabanan

Pura Beji Tirta Amerta Gangga merupakan tempat wisata spiritual di Desa Tegalmengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Bali. Sejak diresmikan pada awal Desember 2022, Pura Beji Tirta Amerta Gangga mulai ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai penjuru Bali.

Menurut cerita sesepuh setempat, alun-alun pura Tirta Amerta Gangga ini sering didatangi ibu-ibu yang baru saja melahirkan namun kesulitan menyusui. “Biasanya begitu ada (ibu) yang baru melahirkan dan tidak punya ASI, dia diminta pergi (beji)”, kata Kepala Desa Adat Kelecung I Nyoman Arjana, Minggu (15/10). /1/2023).

Menurut Arjana, sebagian besar pengunjung yang datang ke Pura Tirta Amerta Gangga bertujuan untuk menembak. Tak sedikit juga yang datang meminta kesembuhan.

“Kadang-kadang ada juga yang meminta kesembuhan bagi mereka yang menderita kelainan kulit seperti gatal-gatal. Itu menurut kepercayaan mereka,” imbuhnya.

Pura Tirta Amerta Gangga terletak di Dusun Kelecung Kelod, sekitar 10 meter dari jalan raya menuju Pantai Kelecung menuju Desa Megati. Tempat utama candi Beji Tirta Amerta Gangga adalah baut kembar (dua sumber) menyebut pancuran Yeh Anakan dan Mapas Ina. Di dekat dua mata air dan pancuran berdiri a yang paling maju.

“Mata air dan pancurannya sudah ada sejak lama. Sejak orang tua kami ada di sana,” ujarnya.

Kepala Desa Adat Kelecung, I Nyoman Arjana, menunjukkan sumber mata air atau biasa disebut gelembung kembar Yeh Anakan di alun-alun utama Pura Beji Tirta Amerta Gangga, Minggu (15/1/2023).  (chairul amri simabur/detikBali).Foto: Kepala Desa Adat Kelecung, I Nyoman Arjana, memperlihatkan mata air mata air atau biasa disebut lingkaran kembar Yeh Anakan di alun-alun utama Pura Beji Tirta Amerta Gangga, Minggu (15/1/2023). (chairul amri simabur/detikBali).

Menurut Ajana, dulu akses mata air dan pancuran sangat sulit untuk diseberangi. “Pada musim hujan, ketika sungai (Tukad Yeh Matan) meluap, baut kembar (sumber) dan kamar mandi ditutup,” tambahnya.

Luapan itu, ditambah tepi mata air dan mata air telah tergerus oleh luapan air dari sungai. Memang sampai saat ini beji tersebut terkadang masih terkena luapan air dari Tukad Yeh Matan. “Kadang air di sungai tinggi selalu meluap,” jelas Arjana.

Arca dewa Nawa Sanga

Pura Beji Tirta Amerta Gangga yang terletak di tepi sungai atau Tukad Yeh Matan ini sangat megah karena dilengkapi kolam dengan patung Dewata Nawa Sanga (dewa penjaga sembilan arah mata angin). Air dari baut kembar Yeh Anakan seolah lepas dari tangan sembilan arca dewa.

Menurut Arjana, penataan lahan seluas 30 hektar itu mulai dilakukan sekitar 2 tahun lalu atas prakarsa Yayasan Sahaja Sawah. “Karena ke depan arahnya menjadi destinasi wisata spiritual,” kata Arjana.

Pura Tirta Amerta Gangga telah dilengkapi dengan panggung terbuka untuk kegiatan seni budaya, bale pasandekan, tempat parkir, tempat ganti baju dan MCK. Sejauh ini, pengembangan kawasan masih terus berjalan.

“Sampai saat ini penataannya masih bertahap. Makanya belum ada rambu-rambu. Hanya ada tulisan kecil di ujung jalan,” kata Arjana.

Sejauh ini, pengelola kawasan belum menyiapkan tiket masuk. Pengunjung dapat memberi dihukum atau sumbangan untuk tujuan pemeliharaan.

“Kalau ada yang datang dengan maksud untuk mengutuk dan berdoa, kami sarankan untuk dibawa pejati (persembahan menurut agama Hindu). Nanti proses persembahyangan akan dipandu oleh pemangku Pura Beji,” pungkasnya.

Simak video “Mengenal Melukat, ritual adat di Bali yang kini menjadi milik semua orang”
[Gambas:Video 20detik]
(iws/gsa)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button