Berita Wisata

Puspar UGM Rancang Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) Kota Palangka Raya

Puspar UGM Rancang Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) Kota Palangka Raya

Pemerintah Kota Palangka Raya terus mendorong optimalisasi sektor pariwisata di masa new normal dengan pendekatan yang berbeda dari sebelumnya. Dampak pandemi Covid-19 memaksa Pemerintah Kota Palangkaraya untuk memimpin perubahan paradigma dalam pengembangan sektor pariwisata.

Paradigma baru pengembangan sektor pariwisata di Palangkaraya adalah pariwisata yang berkualitas. Dengan paradigma baru ini diharapkan mampu mengelola destinasi wisata berkelanjutan yang bertumpu pada kemampuan menjalankan tata kelola serta membangun hubungan yang harmonis antar pemangku kepentingan.

Sehubungan dengan itu, sebagai bagian dari tindak lanjut Perda Amanat No. 11/2017 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kota Palangka Raya, Pemerintah Kota Palangka Raya bekerjasama dengan Pusat Studi Pariwisata UGM melalui Regional Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) merancang pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) Kota Palangka Raya.

Berdasarkan hasil survey lapangan khususnya di Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) 2 yang berbasis di kabupaten Bukit Batu, dan KSP-4 yang berbasis di kabupaten Sabangau, Dr. Destha Titi Raharjana, M.Si selaku Peneliti Puspar UGM menyampaikan bahwa posisi Kota Palangka Raya sangat strategis. Selain sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Tengah, kota ini juga merupakan ibu kota Kalimantan Tengah tengah bagi wisatawan yang ingin pergi ke Taman Nasional Tanjung Puting (TN) atau TN Sabangau yang sama dengan habitat Orang Utan.

Demikian pula potensi Bukit Tangkiling yang berjarak sekitar 34 km dari kota di KSP-2 Bukit Batu berpotensi untuk dikembangkan karena unik dan sarat dengan legenda yang menarik untuk dipelajari. Belum lagi di KSP-2 ada sungai air merah yang sedang viral saat ini yaitu Danum Bahandang sebagai objek wisata yang sangat familiar bagi masyarakat Kalteng.

“Begitu pula peluang untuk mengembangkan event-event wisata seperti off road, sepeda gunungDi mana diikuti bahkan panjat tebing bisa dipraktekkan di kawasan Bukit Batu. Secara keseluruhan, tim Puspar UGM telah mengidentifikasi setidaknya 21 tempat wisata di KSP-2 yang tersebar di hampir tujuh desa di kabupaten Bukit Batu,” katanya kepada kantor walikota Palangka Raya, Kamis (29/09).

Destha menilai jumlah ini akan terus meningkat mengingat kontribusi jasa lingkungan Kota Palangka Raya (DLH) yang juga mengembangkan Taman Hutan Raya (Tahura), tepatnya di Desa Marang, sebagai menjadi daya tarik wisata alam.

Sementara itu, dua peneliti lain dari Puspar UGM, Khusnul Bayu Aji, S.Par., M.Arch, dan Nissa Larasati, ST menjelaskan bahwa ada potensi di KSP-4 yang dipusatkan di Kabupaten Sabangau. Nama besar Taman Nasional Sabangau yang menjadi habitat orangutan, menurut mereka, menjadi kekuatan dalam menarik wisatawan mancanegara (wisman).

Belum lagi jika wisatawan masuk lebih dalam ke sungai tentu akan menemukan air sungai yang berwarna hitam dan berbagai flora fauna lainnya, kata Khusnul Bayu Aji.

Nissa Larasati menjelaskan, masyarakat khususnya di desa Kereng Bangkirai yang tinggal di sekitar dermaga wisata sudah lama berkecimpung dalam industri jasa pariwisata. Beberapa kegiatan wisata telah mereka persiapkan, seperti warung terapung, sepeda air, bebek air atau membuka usaha katering untuk kebutuhan pengunjung.

Lokasi dermaga wisata ini sudah cukup dikenal, walaupun perkembangan ke depan masih memerlukan penataan mengenai lingkungan, peralatan tambahan, seperti tempat parkir, fasilitas umum wisata lainnya sehingga tingkat kenyamanan destinasi yang tidak jauh dari pusat kota Palangka Raya ini adalah lebih nyaman untuk dikunjungi.

“Selain dermaga wisata Kereng Bangkirai, KSP-4 juga memiliki berbagai potensi wisata lainnya, mulai dari agrowisata yaitu agrowisata Kabun Bua Misk di desa Kalampangan dan tempat wisata buatan, yaitu wisata Tanduhan dan wisata alam lainnya. Wahana ATV yang juga ada di desa Kereng Bangkirai,” kata Nissa.

Staf Ahli Wali Kota, Dr. Urianinu Napulangit, ST mengapresiasi terlaksananya Forum Group Discussion (FGD) Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) Kota Palangka Raya. Diharapkan pengembangan kawasan strategis wisata yang semakin berkualitas akan memberikan dampak ekonomi yang lebih baik bagi penduduk kota Palangka Raya.

Sinergi hubungan tersebut tentunya erat kaitannya dengan praktik pengembangan pariwisata guna meningkatkan nilai tambah dalam perlindungan alam dan sosial budaya, sehingga kualitas masyarakat dan destinasi dapat lebih ditingkatkan lagi, ujarnya. . .

Pengarang: Agung Nugroho

Source: ugm.ac.id

Related Articles

Back to top button