Berita Wisata

Ratusan layang-layang menghiasi langit di pantai Parangkusumo, Bantul

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Ratusan layang-layang dengan berbagai bentuk menghiasi langit di Pantai Kretek Parangkusumo, Kabupaten Bantul, saat festival layang-layang yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penggiat Layang-Layang Seluruh Indonesia (Talikama), Minggu (11/12/2022).

Ketua Panitia Sidang Akbar Talikama Adit mengungkapkan, kegiatan tersebut berlangsung sebagai bagian dari rapat akbar pertama para abdi anggota Talikama Indonesia.

Berbagai klub dari berbagai daerah datang ke Pantai Parangkusumo, Bantul, DIY sejak kemarin. Total ada 121 peserta dari berbagai klub.

Perinciannya, ada 14 jenis lomba layang-layang murni tradisional dan kreatif, 11 layang-layang naga mini, 23 master naga, 51 layang-layang sebagai hiburan atau kopi bubuk, dan 31 jenderal.

“Selain bertemu server dari seluruh nusantara, kami juga mengunjungi pantai Parangkusumo di Bantul,” ujarnya.

Peserta berasal dari DIY, Surabaya, Tulung Agung, Jepara, Magelang, Boyolali, Ponorogo, Kebumen, Madiun, Cirebon, Lamongan, Pati dan Cilacap. Sebanyak 17 kota/kabupaten mengikuti pertemuan akbar ini.

Layangan-Pantai-Parangkusumo-1.jpg

“Kami berharap acara ini dapat menghidupkan kembali pariwisata termasuk para pelaku UMKM di Kabupaten Bantul, khususnya di Pantai Parangkusumo,” jelas Adit yang juga Ketua Cabang Talikama Jatim ini.

Dalam festival ini, setidaknya ada tiga kategori yang dipertandingkan, yakni kereta tradisional, mini, dan master naga.

Hadiah yang diperebutkan berupa uang tunai untuk pelatih, piagam dan sertifikat serta ratusan doorprize. Total harganya Rp 15 juta. Dana swadaya baik dari biaya pendaftaran peserta maupun direktur usaha patungan.

Sementara itu, Presiden Jenderal Talikama Herjuno Sukotjoadi mengatakan, festival layang-layang menjadi tempat pertemuan yang dirindukan para pecinta layang-layang di tanah air.

“Kegiatan hari ini merupakan pemanasan untuk International Kite Festival yang rencananya akan dilaksanakan pada Juli atau Oktober 2023 mendatang,” kata Herjuno.

Salah satu peserta sekaligus pembuat layang-layang, Bapak Bahrul Adi Luthfi dari Gresik, Jawa Timur, mengaku senang dengan dunia layang-layang karena sudah menjadi hobinya sejak kecil.

Layangan-Pantai-Parangkusumo-2.jpg

Dari hobinya itu, siswa kelas 9 SMP N 31 Gresik, Jawa Timur ini mendapat berbagai penghargaan dari Dinas Pendidikan Gresik atas prestasinya di bidang layang-layang.

“Saya mendapat pendidikan dan pelatihan di Talikama untuk bisa membuat layang-layang sendiri,” kata siswa berusia 14 tahun itu sambil memamerkan layang-layang ciptaannya yang diberi nama Naga Sekar Bumi.

Sementara itu, Nardi yang berusia 83 tahun mengaku telah terlibat dalam kegiatan layang-layang sejak tahun 2003. Pengalaman pensiunan tentara tidak hanya di dalam negeri, tetapi di dunia internasional.

Ia mengaku pernah mengikuti festival layang-layang internasional di Thailand, Malaysia, Singapura. Bahkan ada rencana ke India tapi tidak jadi karena pandemi Covid-19.

“Saya punya lebih dari 50 piala di rumah,” kata warga Colomadu, Karanganyar, Surakarta, Jawa Tengah ini saat festival layang-layang di Pantai Kretek Parangkusumo, Kabupaten Bantul.

**) Ikuti berita terbaru KALI Indonesia di berita Google

Klik link ini dan jangan lupa follow.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button