Serangan rudal Rusia yang mematikan Senin menghantam ibukota Ukraina, bagian dari rentetan 75 rudal yang diluncurkan ke Ukraina, menurut militer negara itu.
Polisi Kyiv mengatakan sebagian besar serangan menghantam pusat kota, menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai 12 orang. Rudal-rudal itu menghantam daerah-daerah sibuk termasuk taman-taman dan tempat-tempat wisata.
Ledakan juga dilaporkan terjadi di beberapa wilayah lain, termasuk Lviv, sebuah kota di Ukraina barat, Dnipro di Ukraina tengah, dan Kharkiv di Ukraina timur. Militer Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 41 rudal Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia menargetkan wilayah sipil serta pembangkit listrik di seluruh negeri, berusaha menimbulkan “kepanikan dan kekacauan” dan menghancurkan sistem kelistrikan Ukraina. Dia mengatakan dia akan muncul untuk pertemuan G7 yang mendesak dan membahas situasi dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Jerman mengatakan pertemuan itu akan berlangsung pada Selasa.
Putin mengatakan selama pertemuan Dewan Keamanannya bahwa serangan itu menargetkan infrastruktur energi, militer dan komunikasi Ukraina. Serangan itu, tambah Putin, merupakan tanggapan atas serangan hari Sabtu di jembatan yang menghubungkan Rusia dengan Krimea.
“Jelas bahwa intelijen Ukraina memerintahkan, mengatur, dan melakukan serangan teroris untuk menghancurkan infrastruktur sipil penting Rusia,” kata Putin.
Pejabat Ukraina belum mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menyebabkan runtuhnya sebagian Jembatan Kerch, yang telah menjadi rute pasokan utama untuk operasi Rusia di Ukraina selatan.
Putin mengatakan setiap “serangan teroris” yang berkelanjutan oleh Ukraina terhadap Rusia akan menerima tanggapan yang “tegas dan proporsional”.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan dia “sangat terkejut” dengan serangan Rusia di Kyiv dan kota-kota lain.[ka/ab]
Source: www.voaindonesia.com
