Berita Wisata

Satgas Pamtas 621/Manuntung Patroli Blank Spot (2 exit)

Sebanyak 11 personel Satgas Pamtas 621/Manutung disiagakan untuk berpatroli di kawasan tersebut daerah kosong diberikan 40 hari. Wajar jika medan yang harus dilintasi adalah gurun pasir. Yang membanggakan, tugas itu selesai dalam 24 hari. Apa ceritanya?

ASRULLAH

SEBELAS personel yang dapat menyelesaikan patroli pasak secepat mungkin di areal kosong tersebut adalah Letda Inf Rudi Kurniawan, Serka Yusuf Gafar, Serda Abdurrahman Gusdur, Pratu Harun, Pratu Riski Oktario, Pratu Agus Supriadi, Pratu Amrin, Pratu Pratu Sudio, Pratu Prayoga, Prada Abdurrahim, Prada Dony Prasetiyo Febrianto.

Selama patroli, total piket yang diperiksa sebanyak 825 piket di area kosong. Tercatat, Satgas Pamtas 621/Manutung merupakan satgas kedua yang mampu melakukan patroli pasak di kawasan tersebut. Dan jika sebelumnya patroli sudah selesai selama 31 hari. “Dengan waktu terbaik. Saya pikir itu bagus. Dan untungnya, kami mendapat dukungan dari helikopter BKO. Saya tidak bangga dengan anggota saya, tapi saya bangga dengan anggota saya di lapangan. Hanya unit saya yang dapat mengunjungi satu pasak dalam satu waktu di Lumbis. Total 852 orang hadir dalam 24 hari ini,” ujar Letkol Inf Deny Ahdiani Amir, Komandan Satgas Yonif 621/Manuntung Pamtas.

Baginya, untuk menyelesaikan patroli pasak di kawasan kawasan perawan, diperlukan keahlian petugas lapangan. Seperti menguasai penggunaan kompas untuk mencapai koordinat tiap tumpukan. Kemudian, Anda harus dalam kondisi fisik yang prima karena seharian berjalan di hutan.

Selain itu, medan yang dilalui sangat liar, belum lagi area yang sulit dijangkau jaringan. Karena itu, setiap hari ia masih menunggu informasi dari jajarannya yang melakukan patroli. Ketika staf menghubunginya, hal pertama yang dia tanyakan adalah kebugaran staf.

“Yang dibutuhkan untuk memimpin patroli adalah fisik, kemudian kemampuan bermain navigasi. Karena medannya berada di tengah alam, membaca peta dan menguasai navigasi bisa cepat. C Itu saja yang kami berikan saat pembekalan pra tugas Selama patroli kami memeriksa pesanan melalui telepon satelit karena kami tidak mendapatkan jaringan sepanjang waktu jadi saya meminta Anda untuk mencoba melaporkan situasinya sepanjang hari. Dan ketika sudah masuk, semua orang bertanya kepada saya, wadan, pasi ops disita, ditanya statusnya apa,” kenangnya.

Rinciannya, sejak Agustus ditugaskan ke Nunukan, personel Satgas Pamtas 621/MTG yang ditempatkan di setiap posko Sebatik di Lumbis telah melakukan patroli pasak. Berdasarkan data 3.913 piket yang perlu dilakukan penertiban, terdapat 459 piket yang belum dilakukan patroli dan 3.743 piket yang telah dilakukan pemeriksaan.

Ribuan patok yang diperiksa dalam kondisi baik, 3.257 patok, 103 patok miring, 20 patok rusak, 6 patah, 44 roboh. Lalu ada 18 patok yang tertimpa pohon dan 74 patok yang tertimbun. Kemudian 202 tiang tidak ditemukan, 10 tiang tenggelam, 8 tiang terkena longsor dan 1 tiang hancur.

Ia mencontohkan ada beberapa faktor yang menyebabkan tiang pancang rusak dan tidak ditemukan, seperti faktor alam dan kesalahan manusia. Ia mencontohkan pasak di kawasan Seimenggaris. Lokasinya merupakan HGU perkebunan kelapa sawit. Dan itu bisa saja disebabkan oleh pembukaan jalan yang menggunakan alat berat. “Dan piket yang ditemukan rusak atau dipindahkan oleh staf yang melakukan patroli tidak diperbolehkan untuk melakukan perbaikan. Karena tugas staf untuk mendokumentasikan dan kemudian melaporkan. Jika kami menemukan sesuatu yang hilang atau rusak, cukup difoto dan laporkan. Kami tidak memiliki hak untuk mengubah isu tersebut,” pungkasnya. (***/lim)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button