Berita Wisata

Sejarawan: Jangan abaikan perkembangan Pangandaran

Pangandaran

Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat merupakan wilayah yang menjadi sorotan dari segi pariwisata. Selain indah dengan pantainya, Pangandaran memiliki alam yang terdiri dari persawahan, kawasan hutan dan sungai.

Sejak didirikan 10 tahun lalu, pembangunan infrastruktur dan pengembangan pariwisata terus mengalami percepatan.

Namun, pemerhati sejarah dan lingkungan Jogja yang juga bertugas di Mabes TNI, Ari Nugroho, mewanti-wanti revolusi alam.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revolusi adalah perubahan yang cukup mendasar di satu bidang. Revolusi menciptakan banyak perubahan, baik itu alam, sosial, politik dan budaya. Sedangkan menurut KBBI Sifatnya adalah semua yang ada di surga dan di bumi.

Ari Nugroho mengatakan pembangunan Pangandaran tidak boleh sembarangan, sehingga harus bisa menganalisa dan mengetahui daerah yang boleh dibangun dan tidak dibangun dengan mengetahui struktur tanah di bawahnya.

“Kenapa dan tempat apa ini,” kata Ari detikJabar baru-baru ini.

Ia mengingatkan saat ini sedang terjadi pemanasan global sehingga keadaan air laut meluap ke darat, contohnya Jakarta.

“Erosi tanah bisa terjadi jika alam tidak dirawat dan dipelihara dengan baik,” ujarnya.

Menurutnya, jika tidak menjaga alam Pangandaran dengan baik, bisa hati-hati dengan Jakarta. Apalagi jika marak terjadi penebangan di Langkaplancar, Cigugur dan sekitarnya, kata Ari.

Pemerintah diminta menjaga lingkungan alam Pangandaran dan tidak melupakan Purwadaksi. “Pembuat kebijakan perlu lebih berhati-hati dalam penataan wilayah pesisir,” katanya.

Ari menjelaskan, di bawah tanah Pananjung antara pantai barat dan timur, di dasarnya terdapat sungai purba. “Kalau membangun lebih banyak hotel dan menggali lebih dalam, air bisa menjadi keropos,” katanya.

Meski demikian, kata Ari, sungai purba di bawah Benua Pananjung tidak bisa dibuktikan secara langsung. Meski informasi dan data awal sudah terkumpul, namun menurutnya hal itu tidak bisa disepelekan begitu saja, karena masih banyak referensi yang dibutuhkan.

“Masih meneliti dan mengamati keadaan pantai. Suatu saat akan terungkap, tapi tidak sekarang,” ujarnya.

Dikatakannya, ketika kondisi Pantai Pangandaran sudah jauh lebih baik dan tertata, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diperhatikan.

“Faktanya, pembangunan Pangandaran harus sangat hati-hati, apalagi pembangunan di kawasan pesisir,” katanya.

Revolusi Alam Pangandaran

Ari mengatakan jika suatu saat terjadi revolusi alam, kawasan yang akan menjadi busur Pangandaran adalah kawasan Cijulang.

“Cijulang berasal dari kata Ci atau air dan Julang ini Ngajulang, misalnya akan terjadi revolusi alam yang mengunci dan berdiri tegak di kawasan Cijulang,” kata Ari.

Karena itu, Ari berpesan agar alamnya tetap terjaga, jika Pangandaran berakhir alamnya akan pindah ke Cijulang. Cijulang akan jadi Metropolis, potensi pasir besi, emas, pelabuhan ada.

“Ini terkait dengan cerita Kacijulangan yang terdapat dalam Babad Cijulang atau Naskah Purwaning Jagat,” ujarnya.

Menurut Ari Pangandaran, harus dirawat dengan baik, kuku alami tidak bisa diubah. Posisi Pangandaran adalah dataran.

“Kalau Pangandaran dibangun asal-asalan, maka Pangandaran habis,” ujarnya.

(Nyam nyam)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button