Berita Wisata

Selamatkan penyu, lestarikan laut biru untuk masa depan anak cucu kita

JAM Pukul 04.00 Juni 2022, setelah berjalan beberapa jam menyusuri garis panjang Pantai Sodong, Desa Karangbenda, Adipala, Cilacap, Jawa Tengah, Jumawan (30) menemukan apa yang dicarinya. Mata awasnya langsung berbinar saat melihat objek yang disorot oleh senter. Di tengah jalan, Ketua Kelompok Masyarakat Pemantau Perikanan (Pokmaswas) Mina Bahari bergegas menuju penyu yang ditemukannya.

Sayangnya, kebahagiaannya menemukan satwa langka di Perairan Cilacap hanya dirasakan sesaat. Setelah diperiksa secara seksama, Jumawan mengetahui bahwa kura-kura Lekang (Lepidochelys olivacea) dengan panjang karapas 40 sentimeter telah menjadi bangkai beberapa jam sebelum ditemukan. Lebih miris lagi, Jumawan menemukan sampah plastik bening menyumbat mulut penyu mati yang diperkirakan berusia sekitar 25 tahun itu.

“Penyu itu cacat fisik, tidak bisa membedakan warna makanan atau sampah di laut, sehingga mengira plastik itu ubur-ubur dan langsung memakannya,” kata Jumawan yang rutin melakukan patroli penyelamatan telur penyu di sepanjang perairan Cilacap. . pesisir.

Kepedulian Jumawan terhadap kelestarian penyu tak lepas dari latar belakangnya sebagai anak nelayan pesisir selatan yang sangat mengenal penyu. Apalagi sejak ia mengetahui bahwa penyu berperan penting dalam menjaga ekologi dan kelestarian ekosistem laut. Kura-kura pemakan lamun mencegah sinar matahari mencapai dasar laut. Selain sebagai pemakan bunga karang dan bahan organik laut lainnya, penyu juga merupakan penjaga dan pendorong terumbu karang karena merupakan istana tempat ikan terus berkoloni dan tumbuh.

Baca Juga: Berakting Bak Pelacur, Intip Profil Michelle Ziudith Sebagai Laura di Butterfly Night Series

“Kalau penyu terancam, maka ekosistem laut terancam dan keberlangsungan penangkapan ikan yang menjadi tumpuan mata pencaharian nelayan juga terancam. Sayang sekali tidak semua nelayan mengetahui hal ini,” kata aktivis sekaligus pengelola Nagaraja Cilacap ini. Kawasan Konservasi Penyu sejak 2019 bersama 14 relawan lainnya.

Dengan kondisi tersebut, ia kemudian tergerak secara mandiri untuk menjaga kelestarian penyu, terutama sejak 2018. Dengan swadaya, ia memulai edukasi tentang pentingnya penyu untuk konservasi, bukan untuk konsumsi atau tambahan rejeki nelayan. Sebagai anak seorang nelayan, ia sangat paham dengan pandangan umum masyarakat nelayan terhadap penyu. Selain itu, telur penyu ini dipercaya memiliki khasiat penambah stamina dan penggoda lainnya.

“Nelayan tidak tahu bahwa dilarang mengkonsumsi atau membeli dan menjual telur penyu. Nelayan melihat penemuan telur penyu sebagai tambahan rejeki selain melaut. Sehingga ketika telur penyu ditemukan dijual seharga Rp 3.000- 5.000 per butir. Sedangkan satu ekor penyu bisa bertelur 85-130 butir pada musim bertelur. Mereka akan mendarat untuk bertelur pada musim kemarau d April hingga Agustus,” kata Jumawan yang aktif sebagai pengurus desa di Desa Karangbenda Adipala. .

Ia masih ingat beberapa kali bertemu dengan nelayan untuk mencari telur penyu setelah kembali melaut, setelah mengetahui hal itu, ia langsung menemui nelayan tersebut. Ia pun merogoh kocek pribadinya untuk mengganti gaji mencari telur penyu tersebut. Di perairan Cilacap, nelayan biasanya memasang jaring di tepi pantai agar mudah melihat penyu mendarat.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button