Berita Wisata

Sesekali mendaki ke Gunung Papandayan, suatu saat PP bisa banget

komunitas detikTravel

Beberapa waktu lalu, saya mendaki Gunung Papandayang bersama rekan-rekan. Berangkat dari Jakarta pada hari Jumat sore ke Garut.

Rencana pendakian kami keesokan harinya, Sabtu. Setelah menyelesaikan persiapan kami, kami menuju ke base camp untuk naik sepeda motor kami. Saya harus berhenti untuk memakai jas hujan karena hujan mulai turun.

Gerimis tidak menghalangi kami untuk melanjutkan perjalanan menuju base camp. Kurang dari satu jam kami sudah sampai di Gunung Papandayan.

IKLAN

GULIR UNTUK MEMBATASI KONTEN

Beli entri

Karena pendakian ini, kami berencana melakukan tektok atau tidak berkemah, jadi kami hanya membayar tiket parkir motor dan tiket masuk. Harga yang harus kita bayar adalah Rp 20.000 per motor dan Rp 30.000 untuk masuk per orang.

Cuaca agak mendung. Sebelum memulai pendakian, kami pergi ke menara observasi yang berada di dekat tempat parkir sepeda motor. Disini kita melihat pemandangan kota Garut, pemandangan Gunung Papandayan. Juga terlihat di Pemandangan Jauh Gunung Guntur dan Cikuray.

Puas berfoto-foto, menikmati pemandangan dari atas menara observasi, kami turun. Mulai pendakian trekking Papandayan. Jalannya masih beraspal, kemudian dilanjutkan dengan jalan berbatu yang sudah dibangun dengan baik.

Kami masih melintasi banyak ojek untuk mengantar beberapa pendaki. Jalur pendakian Papandayan memang jalur yang mudah dan sangat cocok bagi yang ingin mencoba mendaki gunung untuk pemula.

Sepanjang jalan kami mengobrol, bercanda, berfoto, bercerita, menikmati pemandangan. Sesekali bercanda bahwa bau belerang yang menyengat di sepanjang jalan itu karena ko’Tio kentut.

Sebagai informasi, Gunung Papandayan merupakan gunung berapi aktif dan kawahnya mengeluarkan belerang atau asap belerang. Jangan heran jika di sepanjang perjalanan kita mencium bau asap belerang yang cukup menyengat.

Wisatawan juga tidak perlu khawatir karena ada warung yang menjual makanan dan minuman di sini. Toilet juga tersedia di beberapa titik atau pos pendakian.

Setelah beberapa lama trekking, akhirnya kami sampai di salah satu ikon Papandayan, Hutan Mati. Area ini cukup luas, terdiri dari pohon cantigi yang sudah mati. Tempat ini memang menjadi salah satu spot foto eksotis Papandayan.

Setelah sekedar foto-foto, kami melanjutkan perjalanan ke Pondok Salada. Merupakan tempat untuk berkemah atau mendirikan tenda bagi yang ingin bermalam di Papandayan. Areanya cukup luas dan juga banyak terdapat warung.

Di sini juga Anda bisa melihat bunga Edelweiss. Kami mengambil istirahat untuk membuka makan siang di sini. Setelah saya selesai makan siang dan istirahat, saya tidak merasa hari sudah larut.

Kami melanjutkan perjalanan menuju base camp. Aku takut akan hujan jika terlambat. Tidak butuh waktu lama, kami tiba di base camp dan kembali ke rumah Ilham.

Bagi rekan-rekan traveler yang ingin mencoba mendaki gunung, Papandayan bisa menjadi pilihan yang tepat. Pendakian yang bagus. Jaga kebersihan, jangan buang sampah di gunung.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button