Tempat Wisata

Situs Gunung Padang, Wisata Peninggalan Sejarah/Budaya di Cianjur

Tak disangka, ternyata ada situs megalitik di Jawa Barat yang bahkan lebih tua dari Piramida Giza di Mesir. Namanya Situs Gunung Padang. Luas totalnya tiga hektar, menjadikannya kompleks megalitik terbesar di dunia.

Situs Punden berundak Gunung Padang telah resmi diakui sebagai situs cagar budaya sejak tahun 2018. Nama resminya kini menjadi Cagar Budaya Nasional Gunung Padang. Sejak ditemukan pada tahun 1914, situs ini terus dieksplorasi untuk mengetahui sejarahnya.

Mengingat luasnya tiga hektar, banyak orang percaya bahwa banyak bangunan dari zaman yang sama masih tersembunyi di dalam gunung. Sebuah rahasia yang masih diungkap agar bisa terungkap dengan lebih baik.

Alamat dan rute menuju lokasi

Situs Gunung Padang berada di perbatasan dusun Gunung Padang dan Panggulan. Kawasan Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Berangkat dari pusat kota Cianjur, lokasi ini dapat ditempuh dalam waktu 90 menit (20 km) dengan kendaraan bermotor.

Rute yang dipilih bisa dilakukan melalui jalan tol Cianjur-Sukabumi. Lalu ada dua rute yang bisa dipilih. Jika Anda mengambil jalur Pal Dua, Anda akan melewati desa Warungkondang kemudian belok kanan. Lanjut ke arah Cipadang-Paldua-Cimanggu dan terakhir ke Dusun Gunung Padang.

Alternatif lain adalah jalur Tegal-Sereh, melewati desa Sukaraja, belok kiri ke Cireungas – Rawabesar – Cipanggulan dan terakhir dusun Gunung Padang. Kedua jalur menanjak dan beberapa jalan agak rusak. Oleh karena itu, pastikan kendaraan dalam kondisi prima.

Daya tarik mengunjungi situs Gunung Padang

Saat berkunjung ke tempat bersejarah ini, pengunjung masih bisa melihat tempat ibadah ini. Sejak menjadi cagar budaya, keberadaannya tetap terjaga. Hanya saja kerusakan baik dari sumber internal maupun eksternal tidak dapat dihindari.

Sumber kerusakan internal disebabkan oleh kondisi setempat seperti cuaca, dingin, erosi dan tumbuhan liar yang tumbuh sangat cepat akibat curah hujan yang relatif tinggi di daerah Cianjur ini. Setelah terkena elemen, lokasi ini menjadi semakin berisiko.

Namun yang menambah kekhawatiran adalah adanya kerusakan eksternal yang justru disebabkan oleh pengunjung yang tidak bertanggung jawab. Banyak Batu Punden bergeser ke samping atau retak atau bahkan pecah saat dipukul atau diduduki. Beberapa dari mereka jatuh dari lereng.

Lalu ada juga yang melakukan vandalisme dengan mencoret-coret batu atau menggoresnya dengan benda tajam. Tapi tempat ini sendiri istimewa. Berada di ketinggian 885 mdpl, tempat ini menawarkan pemandangan yang indah dari ketinggian, apalagi cuacanya yang cerah dan sejuk.

Tiket masuk dan jam buka

Saat memasuki kawasan Gunung Padang, pengunjung melewati Pos 1 yang memiliki tarif masuk sebesar Rp 5.000 per orang. Setibanya di venue, pengunjung membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang.

Situs bersejarah ini buka mulai pukul 08.00 hingga 16.30. Jam buka ini berlaku Senin hingga Minggu. Namun, pada hari Jumat situs ini hanya buka pada pukul 13.00 dan akan tetap tutup pada pukul 16.30.

Kegiatan yang menarik

Mengunjungi tempat ini terkesan tidak biasa karena meskipun dilabeli sebagai objek wisata, tempat ini adalah situs bersejarah sehingga tidak banyak yang bisa dilakukan. Namun, masih banyak yang bisa dipelajari dan dinikmati seperti yang disebutkan di bawah ini:

1. Lihat sisa-sisa Zaman Megalitik

Di sisi yang luas ini, pengunjung bisa melihat puncak gunung ini penuh dengan bebatuan yang berserakan. Semuanya merupakan bagian dari keunikan situs Gunung Padang. Beberapa bagian dari bebatuan ini konon bisa mengeluarkan suara seperti musik jika dipukul dengan nada tertentu.

Ini hasil temuan tim peneliti independen staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama dua tahun sejak 2012 hingga 2014. Mereka menemukan bilik, mangkok besar, kubah, menara, serta akuifer dan pemancar. Cukup canggih untuk saat itu.

Batu-batu yang tersebar di tempat ini memiliki bentuk yang unik. Ada yang persegi dan banyak yang berbentuk kolom. Sehingga tampak seolah-olah berfungsi sebagai pilar bersama dengan dinding atau dasar lantai dari setiap teras yang membentuk piramid ini.

Meski berupa piramida, bentuk situs ini adalah pundum berundak. Tidak runcing seperti piramida di Mesir. Jadi lebih mirip piramida Machu Picchu di Peru yang sering disebut ziggurats karena bagian atasnya datar dan biasanya digunakan untuk tempat ibadah.

2. Air Mancur Kahuripan

Di dekat pintu masuk situs terdapat air mancur yang disebut Sumur Kahuripan (Air Mancur Kehidupan). Masyarakat setempat masih mempercayai bahwa air di sumur ini tidak pernah kering atau surut hingga saat ini, bahkan saat musim kemarau sekalipun.

3. Pengejaran Hutan

Di kawasan ini, pengunjung dapat melakukan pendakian di sepanjang jalur yang telah ditetapkan oleh pengelola. Untuk mencapai puncak gunung, pengunjung harus menaiki ratusan anak tangga. Jadi memang harus dalam kondisi fisik yang prima untuk mendaki puncaknya.

4. Nikmati pemandangan dan ambil foto

Di ketinggian seperti kawasan ini, pemandangan dari ketinggian 885 mdpl benar-benar sesuatu yang istimewa. Keberadaannya yang masih cantik juga enak dipandang. Tentu saja, untuk kesenangan fotografi, pengunjung tidak akan kekurangan pemandangan indah dan poin foto yang menarik.

Disarankan untuk tidak mengunjungi kawasan ini saat musim hujan karena tempatnya terbuka dan terkadang licin saat mendaki. Saat hujan, pemandangan ke bawah kerap diselimuti kabut.

Fasilitas yang tersedia

Jika Anda mengunjungi situs Gunung Padang, tidak perlu khawatir karena fasilitasnya cukup lengkap. Mulai dari parkir yang luas dan aman, musholla untuk pelayanan, warung makan dan minum, toilet umum bahkan sampai kios souvenir.

Sejarah Penemuan Situs Gunung Padang

Situs seluas 291.800 meter persegi ini menarik banyak perhatian publik baik di dalam maupun luar negeri. Yang terpenting, setelah melakukan penelitian, ditemukan struktur piramida tertua di dunia, bahkan melebihi usia Piramida Giza di Mesir.

Penemuan situs ini dimulai pada tahun 1914 oleh NJ Krom. Penemuan ini dilaporkan dalam Report of the Antiques Service. Namun, NJ Krom menyebutnya sebagai situs baru di sebelah Gunung Melati.

Sejak saat itu, situs ini terus dieksplorasi hingga peninggalan purbakala ditemukan pada tahun 1979. Penemuan itu kemudian dilaporkan, akhirnya menjadikannya penelitian resmi. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Setelah penelitian, ditentukan bahwa situs ini adalah bangunan kuno yang fondasinya berusia sekitar 10.000 tahun. Ada lima teras dalam struktur, masing-masing dengan ukuran dan fungsi yang berbeda.

Material batuan yang digunakan adalah tandesit basal berwarna abu-abu tua dengan panjang sekitar satu meter dan membentuk kolom. Lokasi ini diperkirakan dibuka bersamaan dengan lokasi Gobekli Tepe di Turki.

Menutup

Situs Gunung Padang memang merupakan situs bersejarah yang harus dilestarikan. Walaupun dijadikan sebagai objek wisata, saya harap semua pengunjung tetap menjaga keutuhan heritage ini agar tidak rusak dan dapat terus menjadi tempat pembelajaran dan kesaksian sejarah di masa mendatang.

Source: www.tempatwisata.pro

Related Articles

Back to top button