Berita Wisata

Spectrum – Gadis Kecil Perkenalkan Batik Karawang ke Luar Negeri

Jakarta (ANTARA) – Sebagai warisan budaya yang diakui dunia, motif batik Indonesia mewakili kompleksitas keragaman budaya nusantara. Motif batik bisa terinspirasi dari apa saja, termasuk bangunan bersejarah seperti candi.

Candi Jiwa, salah satu situs sejarah Kabupaten Karawang di Jawa Barat, menarik perhatian Akeyla Naraya. Gadis berusia 12 tahun, yang telah memamerkan karyanya di beberapa negara, mengakui situs itu menginspirasinya.

Key, demikian Akeyla disapa, memang terkesan dan tertarik dengan segala hal yang berbau Kerajaan Tarumanegara.

Semua corak batik Akeyla terkait dengan kearifan lokal daerah asalnya di Cilamaya, Karawang, seperti ayam ciparage, kembang tarum, rumah gulat, lumbung padi, bedog (parang), kembang teratai, ikan etong dan nasi karena Karawang adalah daerah lumbung padi.

Candi ini terbuat dari bata merah berukuran 19×19 meter dengan tinggi 4,7 meter dari permukaan persawahan. Di bagian atas terdapat sejumlah bola yang disusun melingkar yang diyakini sebagai tempat berdirinya stupa. Pola ini menjadi andalan Key dibandingkan dengan pola batik lainnya.

Candi Jiwa sendiri merupakan salah satu dari 17 situs yang ada di kawasan situs Batujaya, disebut juga situs Sangatn II atau masyarakat setempat menyebutnya Unur Jiwa.

Candi Jiwa yang diperkirakan dibangun pada abad ke-2-12 M ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah pada masa kejayaan agama Buddha dan kerajaan Tarumanegara di Nusantara.

Kuil Jiwa memiliki bangunan yang terlihat seperti bunga teratai dan memiliki sudut 50 derajat menghadap ke utara. Pola ini dicap dan dilukis di atas kain batik rancangan Akeyla dengan motif lain seperti pare sagedeng dengan warna berbeda. Ada warna hitam bermotif kuning emas, merah, biru hijau, ungu dan masih banyak warna lainnya.

Corak batik Candi Jiwa yang ditampilkan tidak hanya indah, tetapi juga dapat menyentuh jiwa pemirsa. Karena ada makna filosofis garis dan bidang geometris di dalamnya.

Key saat ini berada di tahun ketujuh di sekolah menengah. Namun, desain batik tulis dan cetaknya telah dipamerkan di berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri.

Gadis kelahiran 4 November 2010 ini telah menekuni seni membatik selama 7 tahun. Ketrampilan ini dikembangkan sendiri setelah mendapat ilmu membatik dari seorang seniman batik difabel (kemampuan yang berbeda) di Karawang.

Dulu, di sanggar ada dua seniman batik difabel yang mengajar Key, sekarang ada enam orang.

Berkat pengetahuan seniman batik penyandang cacat, Akeyla bisa berkeliling ke berbagai negara untuk memamerkan karyanya, dari Rusia, Lebanon hingga Kyrgyzstan.

Untuk itu, Akeyla ingin berperan lebih besar bagi sesama seniman difabel di Karawang dengan memfasilitasi pendirian kampung batik di daerah tersebut.

Tujuannya agar Karawang dan Jawa Barat menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang bisa dikunjungi wisatawan mancanegara dan agar karya-karya seniman batik difabel Karawang juga mendunia.

Akeyla menggalang dana untuk membangun kampung batik di Karawang melalui salah satu situs donasi online di Indonesia.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari situs tersebut, saat ini hasil donasi untuk pembangunan kampung batik di Karawang baru terkumpul Rp 733.070 dari target Rp 200 juta, namun masih ada 59 hari lagi untuk donasi.

Peragaan busana

Akeyla baru saja menyelesaikan peragaan busana batik bawah laut Karawang bersama teman-teman lokalnya yang berusia 5-12 tahun. Fashion show batik berlangsung di Sea World Ancol, Jakarta Utara September lalu.

Rekan satu timnya yaitu Caca Karisa, Kesha Wilhelmina, Calisa Salsabila Dalimunthe, Aretha Felicia dan Cerika Putriana Sofia tampil dengan gaya Akeyla untuk merayakan ulang tahun taman tersebut.

Caca dan kawan-kawan sering mengiringi penampilan Akeyla di Indonesia karena mereka bersahabat.

Untuk mengenakan baju batik kepada teman-temannya, Akeyla menggunakan teknik mengalungkan atau membungkus kain tanpa memotong atau menjahit.

Usai pertunjukan, Akeyla berbagi pengalamannya saat memamerkan batik buatannya di Festival Indonesia di Moskow, Rusia.

Kunci Moskow secara mandiri. Saat itu, pekerjaannya diorganisir oleh teman ibunya, yang saat itu sudah lulus. Setelah itu, Key dan ibunya diundang ke Moskow.

Dari Juli hingga Agustus 2017, ia mempersiapkan diri dengan membawa beberapa kreasi terbaiknya untuk menampilkan tema kerajaan Indonesia di masa lalu di Moscow Indonesia Festival yang diadakan setiap musim panas.

Akeyla mengaku sangat senang bisa memperkenalkan nama Indonesia dan kearifan lokal Karawang ke Moskow. Kesan yang sama juga tergambar dari publik Moskow karena pada tahun 2019 ini Akeyla kembali mendapat kehormatan untuk kembali memamerkan karyanya di negeri Beruang Merah.

Setelah mengikuti Moscow Festival di Indonesia, kesempatan untuk tampil di berbagai acara fashion serupa terbuka untuk Akeyla. Pekerjaannya dilanjutkan elubang angin Indonesia Days di Beirut, Lebanon untuk membawa misi perdamaian ke wilayah tersebut.

Terakhir, pada Juni 2022, Akeyla diundang untuk tampil di Nomad Fashion World di Kyrgyzstan dan pada kesempatan tersebut, ia membawa 10 pakaian dewasa dan 10 model anak-anak ke acara tersebut.

Kreasi selanjutnya dari putri pasangan Rahmat Raharja dan Inawati Akeyla ini patut ditunggu.

Ketekunan dan kreativitasnya dapat menginspirasi orang tua dan anak untuk selalu percaya diri dalam mengembangkan bakatnya.

Berita ini disiarkan di Antaranews.com dengan judul: Gadis cilik yang memperkenalkan batik Karawang ke mancanegara

Source: jabar.antaranews.com

Related Articles

Back to top button