Spektrum – Wajah baru pantai Kejawanan di Cirebon yang semakin menawan

galih wibowo29 November 2022

3 minutes read

Cirebon (ANTARA) – Sore itu matahari mulai terbenam dan ombak di pantai bergemuruh, namun masih banyak warga yang asyik bermain bersama orang tersayang.

Ada yang joging dan tertawa terbahak-bahak, ada juga turis yang berfoto dengan senang hati dengan berbagai gaya, untuk mengabadikan momen terindah.

Tangan-tangan kecil tampak asyik mengumpulkan pasir untuk dijadikan mainan, mulai dari miniatur gunung hingga benteng dan lainnya. Aktivitas di pantai yang sudah 2 tahun tidak terlihat, kini kembali lagi.

Ya, mereka menikmati suasana Pantai Kejawanan Kota Cirebon yang baru saja direnovasi dan dibangun kembali akibat pandemi COVID-19 sehingga selama 2 tahun kawasan tersebut ditutup untuk umum.

“Sudah lama ingin ke Kejawanan, tapi selalu tutup. Sekarang sudah terlanjur. Ternyata lumayan bersih dan tertata, jadi lebih nyaman,” kata turis Kana Bii menemani adiknya bermain di kawasan Pantai Kejawanan.

Pantai Kejawanan yang tadinya tidak tertata, kini semakin mulus, bahkan tidak ada pedagang yang berjualan di sepanjang tanggul pemecah ombak. Mereka kini menempati tempat yang lebih tertata.

Selain itu, lahan parkir juga tersedia untuk menampung ratusan kendaraan baik roda dua maupun roda empat milik wisatawan sehingga tidak lagi berantakan.

Kondisi ini 180 derajat dari kunjungan kami sebelum pandemi COVID-19. Saat itu kawasan Pantai Kejawanan sangat tidak tertata dan dangkal.

Namun, kini areanya lebih nyaman, bahkan ada permainan anak, tempat ibadah, tempat bilas, toilet, dan juga area pasir yang lebih baik.

Install

Pantai Kejawanan, Kota Cirebon, Jawa Barat masuk dalam kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Selama pandemi COVID-19, seluruh kawasan ditutup, terutama untuk kunjungan warga yang akan berwisata.

Selain perintah penutupan KKP, Pantai Kejawanan juga bersiap dengan mengembangkan dan membangun sejumlah fasilitas pendukung seperti dermaga, pemecah gelombang dan pembenahan kawasan yang dulunya tidak ada hanya ada timbunan sampah, kini telah menjadi kawasan wisata.

Kini kawasan tersebut semakin menawan dan memanjakan wisatawan yang akan melepas penat.

Meski keindahannya tak sebanding dengan pantai-pantai Lombok, Bali, dan Pangandaran yang rata-rata berpasir putih, namun Pantai Kejawanan memiliki ciri khas pantai utara, dengan pasir hitam dan lumpur. Namun, kondisi alam seperti inilah yang memberikan tampilan unik dan eksotis. Selalu begitu indah jika dinikmati bersama orang-orang tersayang.

Bahkan, setiap warga yang datang pasti terkagum-kagum dengan wajah barunya, terutama masyarakat sekitar Cirebon yang mengetahui nuansa kumuh Pantai Kejawanan sebelum dilakukan penataan.

Perkebunan tersebut kini menjadi wisata alternatif di kota Cirebon. Di awal pembukaan, jumlah wisatawan langsung membludak sehingga kabupaten tidak bisa lagi menampung antusiasme warga.

“Kawasan PPN Kejawanan memang didesain terintegrasi menjadi lokasi wisata bahari masyarakat, yang tiketnya murah,” kata Deputi Koordinator Bidang Usaha dan Pengelolaan PPN Kejawanan Kota Cirebon, Sri Handayani.

Pengunjung atau wisatawan hanya perlu membayar Rp 5.000 per orang – belum termasuk biaya parkir – dan juga masuk kawasan PPN Kejawanan.

Pantai Kejawanan dibangun untuk dapat dinikmati oleh semua kalangan karena memiliki konsep wisata masyarakat, sehingga dipastikan tiket masuk dapat terjangkau oleh semua kalangan.

Pantai Kejawanan dikunjungi oleh lebih dari 500 wisatawan setiap hari, namun pada akhir pekan dan hari libur, kawasan ini menerima lebih dari 4.000 wisatawan dari berbagai daerah.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon mencatat kunjungan wisatawan ke daerah itu, baik domestik maupun mancanegara, mencapai 3,2 juta pada kuartal III 2022.

Pasca meredanya pandemi COVID-19, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Cirebon terus meningkat, bahkan mencapai 1 juta orang setiap triwulan.

Data kunjungan wisatawan tersebut diperoleh dari beberapa sektor, mulai dari hotel, rumah makan atau rumah makan, serta tempat wisata di kota udang.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon Agus Sukmanjaya mencatat pada tahun 2021 sebanyak 3,6 juta wisatawan akan berkunjung ke Kota Cirebon, sedangkan pada tahun 2022 hingga triwulan III sebanyak 3,2 juta wisatawan.

Target kunjungan wisatawan pada 2022 adalah 4 juta orang, sehingga dia optimistis target tersebut bisa tercapai, apalagi datanya baru kuartal ketiga.

Kolaborasi antar daerah

Meningkatnya kunjungan wisatawan di kota Cirebon juga tidak terlepas dari kabupaten tetangga. Untuk itu, harus ada kerjasama dengan Kabupaten Indramayu, Majalengka, dan Kuningan, untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara datang ke Cirebon.

Kolaborasi antar daerah, khususnya daerah yang berdekatan atau bertetangga, menurut Agus, sangat penting untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, mengingat daerah tersebut juga sangat terjangkau.

Kota Cirebon sendiri memiliki wisata sejarah, budaya dan kuliner, namun destinasi wisata alam hanya ada satu yaitu pantai Kejawanan.

Sedangkan untuk daerah lain, seperti Indramayu yang memiliki wisata resort, Kabupaten Kuningan memiliki banyak wisata alam, karena terletak di pegunungan, begitu juga dengan Majalengka.

Ketika wisatawan datang ke Yogyakarta, misalnya, mereka mungkin pergi ke Klaten, Gunungkidul atau lainnya, tapi yang mereka tahu adalah Yogyakarta. Konsep rebranding seperti ini didukung oleh Dinas Pariwisata Cirebon.

Promosi bersama juga harus dilakukan, agar wisatawan yang datang ke Cirebon bisa menjangkau ketiga kawasan tersebut sekaligus. Oleh karena itu diperlukan kesadaran bersama untuk memajukan pariwisata daerah.

Selain itu, kredo wisata Sapta Pesona yang terdiri dari keamanan, ketertiban, kebersihan, kesegaran, keindahan, keramahan dan kenangan harus dilaksanakan, agar semakin banyak wisatawan yang kembali ke Cirebon untuk membawa jaring kemakmuran bagi masyarakat. penduduk. dan pemerintah daerah.

Wisatawan menikmati suasana Pantai Kejawanan, Kota Cirebon, Jawa Barat. ANTARA/Khaerul Izan