Berita Wisata

Stakeholder Industri Pariwisata Tolak Kenaikan Harga Tiket Pulau Komodo

Asosiasi Pulang Pergi Indonesia berharap harga tiket Komodo kembali normal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pelaku industri pariwisata Rachmat Julio mendukung sikap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang membatalkan kenaikan harga tiket masuk tempat wisata Pulau Komodo senilai Rp 3,75 juta.

Julio siapa pemilik Menurut Anjani Trip Group, harga tiket masuk yang begitu tinggi akan menakuti wisatawan lokal maupun mancanegara. Jika ingin membawa wisatawan ke Pulau Komodo, kata Sekjen (Sekretaris Jenderal) Gabungan Pariwisata Pulang Indonesia (KEMBERIN), sebaiknya harga tiket masuk dinormalisasi kembali seperti semula.

“Saya mendukung keputusan Menteri Sandi. Apa wisatawan mau berbondong-bondong datang ke Pulau Komodo, kalau harga tiket masuknya sudah mahal. Kami berharap harganya bisa sesuai dengan kantong wisatawan lokal maupun mancanegara,” katanya saat dihubungi oleh wartawan, Kamis (15/12/2022).

Rachmat mengungkapkan, di tengah persoalan pandemi Covid-19 yang belum terselesaikan, pemerintah dan pemangku kepentingan harus duduk bersama untuk memikirkan akar permasalahan di sektor industri pariwisata. Menurutnya, kenaikan tarif masuk Pulau Komodo sebesar Rp 3,75 juta bukan solusi untuk meningkatkan daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berwisata.

“Kami sangat ingin melihat Pulau Komodo ramai dikunjungi wisatawan. Oleh karena itu, harga ini tolong dievaluasi kembali. Jangan sampai harga tiket yang tinggi membuat tempat wisata Pulau Komodo sepi,” kata pejabat Bendahara Umum Hipmi Mabar (Manggarai Barat). .

“Cari solusi yang lebih bijak. Mari kita duduk bersama dan memikirkan bagaimana Pulau Komodo bisa ramai dikunjungi wisatawan,” ujarnya.

Tak berhenti sampai di situ, Rachmat juga menyoroti nasib para pemain komersial di sektor pariwisata, khususnya UMKM, jika semua tiket masuk tempat wisata dinaikkan sedemikian rupa.

“Kasihan bagi mereka yang memulai dari bawah, terutama masyarakat lokal yang mencari nafkah di tempat asalnya,” tutup Rachmat.

Sementara itu, Ketua Umum Hipmi Mabar Mario Pranda menambahkan, jika ingin memajukan dunia pariwisata, harus bahu membahu. “Kami di Mabar pernah melakukan ini sebelumnya. Bagaimana kita berkolaborasi dengan semua pihak, dari daerah hingga pusat,” ujarnya.

Sekjen Hipmi Mabar, Agung Afif, mengatakan apa yang mereka lakukan saat ini membuahkan hasil. “Kami terus memastikan sektor pariwisata bangkit dan berkembang kembali. Untuk dinikmati semua orang,” ujarnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button