Berita Wisata

Studi Ecobrick SMPN BK Dumai Oleh Siswa SMPN 23 Pekanbaru – Bicara Tentang Ini

PEKANBARU (CAKAPLAH) – Rombongan siswa Sekolah Menengah Luar Negeri (SMPN BK) Kota Dumai berkunjung ke SMP Negeri 23 Pekanbaru pada Sabtu (22/10/2022). Kunjungan ini untuk melihat hasil karya siswa sekolah di Jalan Garuda Sakti KM 3 Kecamatan Binawidya Pekanbaru berupa ecobrick.

Ecobrick adalah pemanfaatan sampah plastik dan barang bekas menjadi kerajinan tangan yang bernilai. SMPN 23 Pekanbaru merupakan pelopor barang bekas dengan mendaur ulangnya menjadi berbagai barang yang bermanfaat antara lain batu bata, kursi, meja, vas bunga, dll.

Menurut Kepala LPPM Kota Dumai, Husnal Hayati, S.Pd, M.Pd, ecobrick buatan siswa SMPN 23 Pekanbaru ini merupakan karya yang luar biasa. Dengan menggunakan bahan bekas, dia bisa menghasilkan sesuatu yang berguna untuk masa depan. Karena itu, ia ingin belajar dan melamar ke sekolah.

“Ini program yang luar biasa dan ramah lingkungan. Kami melihat kemajuannya luar biasa dan kami bisa melaksanakan program ini. Karena itu program yang positif,” kata Husnal Hayati.

Husnal mengaku sangat termotivasi dengan karya yang dihasilkan siswa-siswi SMPN 23 Pekanbaru. Pihaknya juga sudah mulai memimpin pengerjaan ecobrick.

“Mahasiswa ingin melihat langsung seperti apa programnya. Kami berharap ke depan program ini menjadi program kewirausahaan bagi sekolah,” ujarnya.

Kepala SMPN 23 Pekanbaru, Dr Edi Suhendri M.Si mengatakan, pemanfaatan sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat bagi sekolah mendapat respon positif dari berbagai kalangan. Bahkan pernah dikunjungi oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

“Sudah dua tahun berjalan. Idenya berdasarkan pengamatan kami melihat banyak sampah yang dibuang di jalanan, menginspirasi kami untuk berbuat sesuatu terhadap karya para siswa. Ternyata hasilnya luar biasa dan mendapat sambutan hangat. respon positif dari banyak kalangan,” jelas Edi Suhendri.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ecobrick adalah botol plastik yang diisi dengan aman dengan sampah non-hayati. Ecobrick adalah teknologi berbasis kolaborasi yang memberikan solusi pengelolaan limbah padat tanpa biaya kepada individu, rumah tangga, sekolah, dan masyarakat.

“Salah satu hasilnya kami menggunakan hampir 100% gazebo milik sekolah berkat program ecobrick. Kedepannya bukan sekedar contoh, diharapkan bisa menjadi alternatif solusi bahan bangunan, sekaligus menjaga kebersihan lingkungan,” kata Edi sambil menunjuk gazebo yang dibangun sekolahnya.

Diakuinya, program ini tidak dimaksudkan untuk mencari uang. Tetapi pekerjaan para siswa ini telah meningkatkan pendapatan bagi OSIS. Hasil ini juga mampu menutupi kebutuhan anggaran BOS di sekolah.

“Sejauh ini 20 unit telah terjual, hasilnya masuk ke kas OSIS untuk membeli peralatan yang diperlukan. Kami juga telah menyediakan bank sampah untuk siswa dan orang tua bahkan masyarakat sekitar. Botol bekas bisa ditukar dengan uang, harganya bervariasi,” jelas Edi Suhendri.

Edi yakin pekerjaan ecobrick ini bisa berkembang di masa depan. Karena bahan baku seperti bahan bangunan yang menggunakan sumber daya alam akan sulit untuk diproduksi. ***

Untuk saran dan memberikan informasi kepada CAKAPLAH.com, silahkan hubungi melalui email: [email protected]

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button